IMAJINASI SOSIOLOGIS ; ANALISA SINGKAT PEMIKIRAN WRIGT MILLS
IMAJINASI SOSIOLOGIS ;
ANALISA SINGKAT PEMIKIRAN WRIGT MILLS
EKSTREMISME
MIKRO-MAKRO
Menurut Ritzer, dalam bukunya Teori sosiologi modern, hingga kini
salah satu pembagian utama dalam teori sosiologi Amerika telah menimbulkan
konflik antara teori mikroskopik ekstrem dan makroskopik ekstrem dan
antarteoritisinya, dan mungkin yang lebih penting lagi, konflik antara mereka
yang menafsirkan teori sosiologi menurut masing-masing cara ini.
Pembagian secara ekstrem dan penafsiran atas kedua jenis teori itu
cenderung meningkatkan citra tentang besarnya perbedaan antara teori mikro dan
makro dan lebih umum lagi meningkatkan citra konflik dan kekacauan dalam teori
sosiologi.
Banyak diantara teori sosiologi khususnya sosiologi Amerika di
pertengahan abad ke 20 yang didominasi oleh dikotomi makro dan mikro. Di sisi
ekstrem makro terdapat teori fungsionalisme struktural, teori konflik, da
beberapa jenis teori Marxian terutama yang menekankan pada determinisme ekonomi
dan Marxisme Struktural. Di sisi ekstrem mikro terdapat interaksionisme
simbolik, etnometodologi, teori pertukaran, dan teori pertukaran rasional.
Diantara teori-teori ekstrem makro yang paling terkemuka di abad
ke 20 adalah teori “determinisme kultural’ Talcott Parson, teori konflik Ralf
Dahrendorf yang memusatkan perhatiannya pada asosiasi yang dikoordinasi secara
imperatif dan makrostrukturalisme Peter Blau.
Di sisi ekstrem mikro
didapati pada banyak bagian dari teori interaksionisme simbolik dan karya
Blumer yang sering berfikir menurut fungsionalisme struktural karena
menempatkan interaksionisme simbolik sebagai teori sosiologi satu-satunya yang
memusatkan perhatian pada fenomena tingkat mikro. Selain itu ada etnometodologi
yang memusatkan perhatian pada aktivitas aktor sehari-hari.
IMAJINASI SOSIOLOGIS
Wrigt Mills termasuk salah satu tokoh yang dikenal sebagai
kontributor dalam pengembangan sosiologi. Salah satu sumbangan penting Mills
dalam pengembangan disiplin ilmu sosiologi adalah analisanya mengenai Imajinasi
Sosiologis.
Kekuatan sosiologi dinilai tidak hanya mengubah
kehidupan individu, tetapi juga mengubah masyarakat dan melihat masalah
individu dalam konteks sosial.
Imajinasi sosiologis merupakan sebuah metode untuk dapat memahami
fenomena sosial secara lebih memadai dan komperhensif. Fenomena sosial selama
ini dianalisa secara terbatas dan segmental. Sebagian sosiolog terjebak dan
terpernagkap pada analisa sektoral dalam mengkaji fenomena sosial.
Ada sosiolog yang menganalisa fenomena sosial semata-mata dari
aspek struktural dan yang lain hanya melihat dari aspek individu atau agen.
Dengan kata lain dikotomi mikro dan makro masih menjadi persoalan yang
menjaidkan analisa sosiologi menjadi timpang.
Menurut Mills, fenomena sosial memiliki dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan. Di satu sisi fenomena sosial dapat memiliki sisi sosial, yang
disebutnya dengan istilah ‘public issues’, dan di sisi lain fenomena sosial dapat
juga bersifat individu (yang diistilahkan dengan personal trouble)
Sebagai contoh, setiap fenomena sosial selalu memiliki dimensi
individu sekaligus sosial. Bunuh diri misalnya. Fenomena bunuh diri tidak dapat
dilihat semata-mata sebagai tindakan yang bersifat individual. Bunuh diri dapat
dilatarbelakangi oleh faktor struktural yang berada di luar diri individu.
Mislanya faktor krisis ekonomi seringkali melatarbelakangi tindakan individu
melakukan bunuh diri.
Hubungan antara public issues dan personal troble menurut Ritzer
dapat bersifat timbal balik. Personal trouble dapat mengakibatkan publik
issues dan juga sebaliknya, public issue dapat mengakibatkan personal
trouble. Masalah publik dapat mengakibatkan masalah individu, dan masalah
individu dapat menjelma menjadi masalah sosial berskala luas.
Sebagai contoh, penggunaan kartu kredit merupakan perilaku
individu, namun perilaku tersebut jika berkembang luas dapat berup=bah menjadi
fenomena sosial berskala luas.
Dengan demikian, maka konsep Imajinasi sosiologis yang dikemukakan
oleh Mills pada dasarnya merupakan upaya untuk mengintegrasikan antara
pendekatan makro dan mikro, dna antara analisa tindakan individu / agen dan
struktur, serta antara aspek subjektif tindakan dan aspek objektif struktur
sosial.
Komentar
Posting Komentar