PENGANTAR SOSIOLOGI MAKRO

 

PENGANTAR SOSIOLOGI MAKRO

 

EKSTREMISME MIKRO-MAKRO

 

Sosiologi makro merupakan salah satu bentuk sosiologi yang mempersembahkan segala usahanya untuk mengkaji berbagai pola sosial berskala besar. Ia memusatkan perhatiannya kepada masyarakat sebagai keseluruhan dan berbagai unsur pentingnya seperti ekonomi, sistem politik, pola kehidupan keluarga dan bentuk sistem keagamaannya.

 

Sosiologi makro juga memusatkan perhatiannya kepada jaringan kerja dunia dari berbagai masyarakat yang saling berinteraksi. Menurut Ritzer, dalam bukunya Teori sosiologi modern, hingga kini salah satu pembagian utama dalam teori sosiologi Amerika telah menimbulkan konflik antara teori mikroskopik ekstrem dan makroskopik ekstrem dan antarteoritisinya, dan mungkin yang lebih penting lagi, konflik antara mereka yang menafsirkan teori sosiologi menurut masing-masing cara ini.

 

Pembagian secara ekstrem dan penafsiran atas kedua jenis teori itu cenderung meningkatkan citra tentang besarnya perbedaan antara teori mikro dan makro dan lebih umum lagi meningkatkan citra konflik dan kekacauan dalam teori sosiologi.

 

Banyak diantara teori sosiologi khususnya sosiologi Amerika di pertengahan abad ke 20 yang didominasi oleh dikotomi makro dan mikro. Di sisi ekstrem makro terdapat teori fungsionalisme struktural, teori konflik, da beberapa jenis teori Marxian terutama yang menekankan pada determinisme ekonomi dan Marxisme Struktural. Di sisi ekstrem mikro terdapat interaksionisme simbolik, etnometodologi, teori pertukaran, dan teori pertukaran rasional.

 

Diantara teori-teori ekstrem makro yang paling terkemuka di abad ke 20 adalah teori “determinisme kultural’ Talcott Parson, teori konflik Ralf Dahrendorf yang memusatkan perhatiannya pada asosiasi yang dikoordinasi secara imperatif dan makrostrukturalisme Peter Blau.

 

Di sisi  ekstrem mikro didapati pada banyak bagian dari teori interaksionisme simbolik dan karya Blumer yang sering berfikir menurut fungsionalisme struktural karena menempatkan interaksionisme simbolik sebagai teori sosiologi satu-satunya yang memusatkan perhatian pada fenomena tingkat mikro. Selain itu ada etnometodologi yang memusatkan perhatian pada aktivitas aktor sehari-hari.

 

Karya sosiologi klasik sebenarnya telah memberikan kaitan atau hubungan antara aspek mikro dan makro dalam kehidupan sosial. Contohnya adalah :

 

♦ Karl Marx : menjelaskan tentang sistem kapitalis (makro) dan pengaruhnya terhadap buruh secara individual (mikro)

 

♦ Max Weber : menganalisa buruknya kondisi individu di dalam ‘kurungan besi” masyarakat rasional formal

 

♦ Simmel : memperhatikan hubungan antara kultur objektif (makro) dan subjektif (atau individual, mikro)

 

♦ Emile Durkheim : memusatkan perhatian pada pengaruh fakta sosial tingkat makro terhadap individu dan terhadap perilaku individu (sebagai contoh bunuh diri)

 

Gagasan keempat tokoh sosiologi klasik tersebut menjadi rujukan utama bagi sejumlah sosiolog modern dan kontemporer untuk “mengembalikan” asas sosiologi, terutama dalam kaitannya dengan upaya menyatukan kembali pendekatan sosiologi antara sosiologi mikro dan makro.

Pendekatan makroskopik memiliki sejumlah kelemahan, sehingga memunculkan pendekatan lainnya yaitu pendekatan mikro. Pendekatan makroskopik dianggap hanya memiliki sedikit perhatian pada proses interaksi karena sosiologi makro lebih menitikberatkan karakteristik secara keseluruhan.

 

Dalam pengertian ini, maka kejadian yang terbentuk dan adanya sifat keragaman yang dimiliki oleh perorangan dan identitas kelompok kecil tidak menjadi perhatian.

 

Kajian mikro menyelesiakan pandangan sosiologi dengan menaruh minat untuk melihat keberagaman—individual dan kelompok kecil—baik ari segi dorongan dan harapan. Untuk mendapatkan pandangan yang akurat dalam keragaman itu, teori mikro menekankan kepada perlunya memiliki sejumlah pendekatan yang mengakomodasi analisis di tingkat mikro.

 

Metode analisis struktural/sosiologi struktural/makro memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut :

 

-Tokoh pengusungnya antara lain Emile Durkheim dan Peter Blau

-Cakupan teori : teori sosiologi naturalis dan positivis

-Fokus pada struktur

-Merupakan Teori deduktif

-Melakukan generalisasi

-Menganggap masyarakat lebih dari sekedar agregat individu

-Menganggap sistem sosial bersifat struktural

-Menekankan pada daya tahan di dalam waktu dan perluasan di dalam ruang

-Struktur berciri “supraindividual”, yaitu struktur melampaui pelaku individual dan berkembang luas melampaui cakupan aktivitas para pelaku individual

-Struktur mengacu kepada kedudukan dan relasi sosial diantara berbagai kedudukan/posisi sosial

-Ilmu sosial struktural berurusan dengan parameter persebaran penduduk, bukan pada aktornya

-Pokok kajiannya antara lain struktur kekerabatan, struktur kewenangan dalam organisasi, struktur kekuasaan dalam komunitas dan struktur kelas sebuah masyarakat

 

Salah satu teori yang memiliki ruang lingkup makroskopik adalah teori fungsionalisme struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parson. Teori ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 

-Menekankan aspek-aspek objektif dan mengabaikan aspek subjektif

-Melihat manusia sebagai produk yang ditentukan oleh struktur atau situasi objektif

-Menganalisis realitas sosial dalam tataran makro

-Tindakan manusia disebabkan oleh ‘kekuatan dari luar’ (struktur sosial/ Fakta Sosial)

-Organisasi masyarakat manusia  / struktur sosial merupakan suatu penentu tindakan tersebut

-Organisasi masyarakat manusia atau struktur sosial  bersifat objektif, eksternal, koersif dan general

 

 

 

REFERENSI :

 

Stephen Sanderson, Makro Sosiologi, Jakarta ; Rajawali, 2023

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN ORDE BARU