Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

FRAGMENTASI, PETA POLITIK DAN FAKSIONALISME PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL

FRAGMENTASI, PETA POLITIK DAN FAKSIONALISME PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL PENGANTAR Periode 1908 sampai 1942 di Indonesia dikenal dengan masa Pergerakan Nasional. Disebut demiikian karena pada masa itu muncul bentuk perjuangan baru dalam upaya membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda melalui pendirian organisasi-organisasi modern. Kemunculan berbagai oragnisasi dan partai politik saat itu mencerminkan keragaman latar belakang sosio-politik dan ideologi yang ada di kalangan kaum pergerakan saat itu. Keragaman tersebut tidak terelakkan sebagai konsekuensi dari masuknya pengaruh Belanda sejak beberapa dasawarsa yang lalu. Sejumlah ideologi modern yang turut mewarnai corak pergerakan kebangsaan Indonesia saat itu adalah ; -Pan Islam -Nasionalisme -Demokrasi -Liberalisme -Individualisme -Sosialisme Bebagai ideologi modern tersebut kemudian jalin-menjalin dengan tradisi dan kebudayaan yang sudha berkembang di Indonesia sebelumnya sehingg

MARHAENISME

MARHAENISME PENGANTAR Marhaenisme merupakan landasan filsafat dari Partai Nasional Indonesia, yang didirikan oleh Sukarno dan kawan-kawan seperjuangannya pada 4 Juli 1927. Marhaenisme menurut rumusan Sukarno adalah asas dan cara perjuangan menuju kepada hilangnya kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme. Marhaenisme kemudian berkembang menjadi suatu “ideologi’ yang berakar dan mendpaat dukungan luas dalam masyarakat pendukungnya, sekaligus menjadi identitas PNI. Marhaenisme merupakan buah pemikiran Sukarno yang kemudian dijadikan sebagai landasan filsafat Partai Nasional Indonesia yang didirikannya pada tahun 1927. Marhaenisme merujuk kepada golongan sosial di Indonesia yang hidup miskin akan tetapi masih memiliki sejumlah alat produksi yang sederhana seperti peralatan untuk bercocok tanah. Istilah Marhaenisme ditemukan oleh Sukarno ketika Ia berbincang-bincang dengan seorang petani di salah satu pegunungan di di wilayah Kiduleun Cigerelang, Jawa Barat yang bernama Ma