Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

RUSIA BARU ; TRANSFORMASI RUSIA DAN ERA KOMUNIS KE PASCA KOMUNIS

RUSIA BARU ; TRANSFORMASI RUSIA DAN ERA KOMUNIS KE PASCA KOMUNIS RUNTUHNYA UNI SOVIET Pemerintahan Gorbachev ditandai oleh adanya cara pandang atau paradigma baru. Selain Glasnost dan Perestroika, terdapat pula kebijakkan mengenai demokratisasi politik dan “new thinking” (pemikiran baru) terhadap kebijakan dalam dan luar negeri. Melalui program reformasinya, Gorbachev memberikan otonomi yang lebih luas kepada negara-negara bagian Uni Soviet. Hal itu diharapkan agar dapat meredam keinginan dan spirasi kelompok etnonasionalisme yang ada untuk melepaskan diri dari Uni Soviet. Akan tetapi kebijakkan tersebut justru semakin mendorong kelompok etnonasionalis yang ada untuk semakin memisahkan diri dari Uni Soviet. Semakin lama Perestroika bertahan, semakin meningkat pula aspirasi nasional dari kelompok etnonasional non-Rusia. Muncul gerakan etnonasionalis yang melihat pemerintahan Gorbachev sebagai pemerintahan yang lemah sehingga membuka ruang terhadap gerakan pemisahan dir

AKAR PEMIKIRAN FUNDAMENTALISME

AKAR PEMIKIRAN FUNDAMENTALISME PENGANTAR Munculnya gerakan fundamentalisme di berbagai tempat dapat dinyatakan sebagai konsekuensi logis dari berkembangnya krisis yang begitu mendalam di kalangan masyarakat. Rezim dan ideologi sekuler pun ikut ambil bagian dalam menciptakan sejumlah problem yang amat serius di sejumlah masyarakat dan dunia Islam. Sejak Mesir berada di bawah kekuasaan Nasser selama beberapa dasawarsa, hingga Irak di bawah pemerintahan Saddam Husein, proyek nasionalis sekuler telah meninggalkan bekas yang tidak terkirakan pada masyarakat di sejumlah negara tertentu, bahkan mengancam keamanan dan kesejahteraan beberapa negara di luar negara-negara tersebut. Fundamentalisme Islam sering dikaitkan dengan Islam politik atau Islamisme dalam lingkup regional dan global yang lebih luas, baik di masa lalu maupun masa kini. Munculnya fundamentalisme di dalam dunia Islam salah satunya diakibatkan oleh kegagalan proyek-proyek sekuler nasional dalam memberikan janji

GLOBALISASI DAN FUNDAMENTALISME

GLOBALISASI DAN FUNDAMENTALISME Istilah fundamentalisme berawal dari istilah yang dikaitkan dengan sejarah munculnya Protestanisme di Eropa pada abad 16 M. Istilah ini kemudian digunakan di kalangan Protestan Amerika Serikat untuk menunjukkan gereja-gereja tertentu yang berbeda dalam sejumlah hal dengan gereja resmi. Dua perbedaan utama adalah berkaitan dengan teologi liberal dan kritik atas bible, yang keduanya tidak dapat disetujui. Teologi liberal telah menjadi isu di kalangan Islam sejak masa silam dan di masa depan. Karena itu penggunaan kata fundamentalis di kalangan Islam, dengan pengertian yang dibuat oleh Barat, sebetulnya adalah sebuah hal yang menyesatkan. Dalam konteks analisa ilmu sosial, menurut Bryan Sturner, fundamentalisme Islam dipandang sebagai reaksi terhadap diferensiasi dan fragmentasi budaya dan sosial yang ditimbulkan oleh globalisasi. Fundamentalisme modern adalah gerakan bercabang dua untuk menjamin kontrol di dalam sistem global dan juga memeliha