Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

VIGILANTISME

VIGILANTISME PENGANTAR Media massa di Indonesia kerap kali memberitakan berbagai kasus pengeroyokan yang dilakukan massa terhadap seseorang yang diduga sebagai pelaku tindak kejahatan. Aksi ini dikenal dengan istilah vigilantisme.Vigilantisme adalah tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh massa dengan mengambilalih peran penegak hukum yang sifatnya ilegal atau bertentangan dengan hukum itu sendiri. Kasus vigilantisme di Indonesia tercatat cukup banyak. Diantara yang cukup menyedot perhatian adalah aksi pengeroyokan yang berlangsung brutal terhadap seseorang yang diduga sebagai pelaku pencurian terhadap amplivier di sebuah Mushola di Karawang, Jawa Barat. Aksi pengeroyokan tersebut tergolong sadis, karena pelaku bukan saja dikeroyok secara membabi buta, tetapi juga sampai dibakar secara hidup-hidup hingga tewas. Aksi pengeroyokan lainnya dialami oleh seorang pembegal motor. Setelah melakukan aksinya yang gagal, seorang begal motor yang masih belia di kawasan Tangerang

CAROK, KEKERASAN YANG DILEMBAGAKAN

CAROK, KEKERASAN YANG DILEMBAGAKAN PENGANTAR Pulau Madura terletak di sebelah timur laut Pulau Jawa. Dengan Pulau Jawa ia dipisahkan oleh Selat Madura. Batas-batas Pulau Madura adalah Selat Madura di bagian timur dan utara. Pulau Madura sendiri terdiri dari sejumlah kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Sebagaimana masyarakat lainnya, masyarakat Madura mengenal stratifikasi sosialnya sendiri, antara lain, pertama orang kenek atau orang dumek . Yakni mereka yang bekerja di sawah, ladang, buruh, tukang becak, penjaga toko, atau mereka yang menjadi pekerja kasar.  Kedua, orang dagang atau sodagar . Yaitu mereka yang aktif di bidang perdagangan tetapi umumnya termasuk ke dalam pedagang kecil. Ketiga, perjaji , mereka yang memegang pemerintahan, biasanya juga disebut pengraja . Keempat, ialah Gusteh atau din bagus raden . Mereka ialah golongan bangsawan dan biasanya dimasukkan ke dalam golongan perjaji .(Sudagung, 2001) Di samping itu, menurut orientasiny

AGAMA DAN KEKERASAN

AGAMA DAN KEKERASAN PENGANTAR Sejarah umat manusia dari masa ke masa selalu ditandai oleh adanya kekerasan, baik dalam bentuk perang, kerusuhan, konflik komunal hingga terorisme. Kekerasan memiliki latar belakang yang sangat kompleks. Kekerasan dapat dilatarbelakangi oleh aspek ekonomi, yaitu terhalangnya sekelompok orang dalam memenuhi kebutuhannya, juga dapat dilatarbelakangi oleh faktor lainnya seperti faktor psikologi, politik, ideologi, sosial, budaya, dan agama. Penggunaan kekerasan dengan menggunakan dalil-dalil agama terlihat jelas ketika publik dikejutkan oleh terjadinya peristiwa 11 September 2001. Peristiwa itu sebelumnya sudah dilalui dengan serangkaian aksi kekerasan baik terhadap target sipil maupun target militer. Setelah peristiwa tersebut, aksi kekerasan dengan nuansa keagamaan terus berlanjut. Sejumlah aksi terorisme dan reaksi yang ditimbulkannya menunjukkan motif-motif agama di balik kekerasan yang terjadi. Ketika Presiden Amerika Serikat G.W. Bush mengka