Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

TINDAKAN SOSIAL MENURUT MAX WEBER

  TINDAKAN SOSIAL MENURUT MAX WEBER MAX WEBER DAN SOSIOLOGI MIKRO Max Weber dikenal sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan disiplin ilmu sosial khususnya sosiologi. Pemikiran Max Weber berkembang dari situasi di Eropa saat itu yang ditandai oleh perubahan sosial sebagai akibat dari berlangsungnya Revolusi Industri. Max Weber merupakan tokoh yang banyak mempengaruhi perkembangan teori sosiologi. Pemikiran Weber telah membuat keseimbangan baru dalam hubngan antarteori sosiologi yang ada. Dengan adanya Sosiologi Weber, realitas sosial tidak lagi semata-mata dipandang sebagai sesuatu yang statis sebagaimana yang selama ini menjadi asumsi dasar dari fungsionalisme.   Weber menyoroti banyak sekali realitas sosial, mulai dari aspek mikroskopik tentang tindakan sosial yang merupakan tindakan yang bersifat intrasubjektif sampai kepada realitas yang bersifat makro seperti Kapitalisme.   Menurut Ritzer, walaupun Weber bekerja menurut tradisi Marxian tetapi i

RELATIVISME BUDAYA DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI BUDAYA

  RELATIVISME BUDAYA DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI BUDAYA Relativisme budaya merupakan salah satu prinsip penting dalam ilmu antropologi. Relativisme budaya dikemukakan oleh sejumlah tokoh seperti Frans Boaz. Gagasan mengenai relativisme budaya kemudian dikembangkan juga oleh Ruth Benedict, Margaret Mead dan Herskovits. Konsep relativisme budaya muncul pertama kali sebagai reaksi terhadap berkembangnya gagasan atau teori evolusionisme. Konsep evolusionisme merupakan gagasan yang melihat bahwa umat manusia berkembang dari proses evolusi jangka panjang. Evolusi ini membentuk masyarakat manusia dari bentuk yang sederhana menjadi lebih kompleks. Konsep evolusi ini dikembangkan pertama kali oleh Charles Darwin, Auguste Comte, Herbert Spencer dan Lewis Henry Morgan. Auguste Comte dikenal dengan metode empirik-objektifnya   yang tidak   memberikan ruang bagi hal-hal yang transendental, termasuk aspek mistis dan metafisika. Menurut Comte melalui Hukum Tiga Tahapnya menjelaskan bahwa kepercaya

PERSPEKTIF EMIK DAN ETIK DALAM ANTROPOLOGI

  PERSPEKTIF EMIK DAN ETIK DALAM ANTROPOLOGI Istilah emik berasal dari istilah fonemik (phonemic). Secara sederhana, emik mengacu pada sudut pandang masyarakat yang diteliti. Emik dapat dipahami sebagai cara untuk memahami dan melukiskan suatu kebudayaan dengan mengacu pada sudut pandang atau perspektif masyarakat pemilik kebudayaan yang dikaji. Apabila mengkaji suatu kebudayaan menggunakan prinsip emik, temuan yang dihasilkan akan bersifat khas budaya atau menghasilkan temuan yang berbeda pada konteks budaya yang berbeda pula. Penelitian yang bersifat emik mengarah pada penelitian eksplorasi, yakni mencari sebanyak mungkin konsep-konsep yang sudah dikenal dan akrab dengan masyarakat itu sendiri sedangkan penelitian yang bersifat etik lebih mengedepankan pendapat si peneliti karena konsep-konsep yang ada telah dipersiapkan terlebih dahulu dalam memahami masyarakat. Pendekatan emik semula dianggap sukses dalam konteks menggali ide, pendapat, perasaan, sikap dan perasaan dan pendap

HOLISTIK , SALAH SATU PRINSIP DASAR DALAM ANTROPOLOGI

  HOLISTIK , SALAH SATU PRINSIP DASAR DALAM ANTROPOLOGI Antropologi memiliki sejumlah prinsip dasar yang membedakannya dengan disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Adapun yang menjadi prinsip dasar antropologi adalah holistik atau menyeluruh.Melalui pendekatan holistik ini, antropologi dapat menelaah dan mengalisis kehidupan masyarakat dari segala dimensinya, baik aspek sosial, budaya, psikologi, ekonomi, politik, Kesehatan, lingkungan dan lain sebagainya. Sebagai ilmu pengetahuan, Antropologi berpijak pada rasa ingin tahu mengenai manusia dan umat manusia serta dinamika kehidupan serta kebudayanya. Di dalam Antropologi dipelajari beraneka ragam bentuk fisik dan kebudayaan manusia termasuk bahasa yang digunakan sehari-hari. Pada umumnya, Antropologi memusatkan perhatiannya pada kehidupan berbagai suku bangsa di dunia, terutama kehidupan masyarakat suku bangsa yang masih murni yang kebanyakan berada di desa-desa daerah pedalaman. Itulah sebabnya mengapa antropologi lebih banyak memus

PERSPEKTIF ETIK DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI

  PERSPEKTIF ETIK DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI Etik (berasal dari istilah phonetic) merupakan pendekatan atau cara untuk memahami dan melukiskan suatu kebudayaan dengan mengacu pada sudut pandang   si peneliti. Cara pandang etik merupakan penjelasan, deskripsi dan analisis yang mewakili cara pandang pengamat sendiri sebagai orang di luar masyarakat yang ditelitinya. Apabila mengkaji suatu kebudayaan secara etik, temuan yang dihasilkan akan cenderung sama pada berbagai konteksi budaya atau lebih bersifat universal. Deskripsi atau penjelasan antropologis dianggap sebagai cara pandang etik apabila dapat diterapkan secara lintas budaya. Deskripsi atau pengetahuan etik tidak bergantung pada acuan khusus, atau bersifat lokal semata, melainkan harus dapat digeneralisasikan. Deskripsi etik harus dapat dikembangkan oleh pengamat bebas dengan memperoleh hasil yang sama etika validasi dilakukan. Selain pendekatan etik juga terdapat pendekatan atau perspektif emik. Baik pendekatan emik maupu

PERSPEKTIF EMIK DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI

  PERSPEKTIF EMIK DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI Salah satu perspektif yang digunakan dalam penelitiaan mengenai masyarakat, khususnya disiplin ilmu antropologi adalah perspektif emik. Istilah emik berasal dari istilah fonemik (phonemic). Secara sederhana, emik mengacu pada sudut pandang masyarakat yang diteliti. Emik dapat dipahami sebagai cara untuk memahami dan melukiskan suatu kebudayaan dengan mengacu pada sudut pandang atau perspektif masyarakat pemilik kebudayaan yang dikaji. Apabila mengkaji suatu kebudayaan menggunakan prinsip emik, temuan yang dihasilkan akan bersifat khas budaya atau menghasilkan temuan yang berbeda pada konteks budaya yang berbeda pula. Penelitian yang bersifat emik mengarah pada penelitian eksplorasi, yakni mencari sebanyak mungkin konsep-konsep yang sudah dikenal dan akrab dengan masyarakat itu sendiri sedangkan penelitian yang bersifat etik lebih mengedepankan pendapat si peneliti karena konsep-konsep yang ada telah dipersiapkan terlebih dahulu dalam