Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

AGRESI MILITER BELANDA II DAN SIKAP AMERIKA SERIKAT

AGRESI MILITER BELANDA II DAN SIKAP AMERIKA SERIKAT AGRESI MILITER BELANDA Agresi Militer Belanda yang Kedua berlangsung sejak tanggal 19 Desember 1948. Agresi tersebut dilakukan oleh Belanda setelah terjadi kebuntuan dalam perundingan susulan pasca Perjanjian Renville antara Indonesia dan Belanda. Kedua belah pihak saling menuduh terkait dengan pelanggaran genjatan yang terjadi di wilayah mereka masing-masing. Selain itu kebuntuan perundingan antara Indonesia dan Belanda juga disebabkan karena pemerintah Indonesia menolak tuntutan belanda mengenai teknis penyerahan kedaulatan dan gendermarie bersama antara tentara Indonesia dan Belanda. Agresi Belanda kali ini berbeda tujuannya dengan agresi militer Belanda sebelumnya. Kalau dalam Agresi Militer yang pertama Belanda lebih memfokuskan upaya merebut daerah-daerah yang potensial secara ekonomi seperti Jawa Barat, Sumatera Timur dan Sumatera Selatan. Adapun Agresi Militer Belanda yang Kedua lebih bertujuan politik,

REPUBLIK INDONESIA MENGHADAPI AGERESI MILITER BELANDA II

REPUBLIK INDONESIA MENGHADAPI AGERESI MILITER BELANDA II KONDISI POLITIK, EKONOMI DAN PERTAHANAN Kekacauan juga terjadi di wilayah Republik. Hal itu disebabkan karena wilayah RI menjadi lebih sempit dengan diterimanya keputusan penerimaan Garis Demarkasi Van Mook dalam Perundingan Renville. Sebagai akibatnya TNI di Jawa Barat harus melakukan Hijrah, pindah ke wilayah de Facto RI di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pindahnya Divisi Siliwangi kemudian menimbulkan komplikasi politik dan ekonomi yang parah. Kesatuan-kesatuan militer di Solo, yaitu Divisi Panembahan Senopati merasa tersaingi. Panembahan Senopati merasa kehadiran Siliwangi di Jawa Tengah akan makin melemahkan kedudukan Senopati. Apalagi pasca Renville, Kabinet Hatta menjalankan kebijakan Rekonstruksi dan Rasionalisasi tentara yang bertujuan untuk mengurangi jumlah tentara. Senopati merasa dianaktirikan karena yang menjadi sasaran demobilisasi tentara adalah kesatuan bersenjata Senopati. Sedangkan pasukan Siliwang

SITUASI POLITIK DI BELANDA DAN AGRESI MILITER BELANDA II

SITUASI POLITIK DI BELANDA DAN AGRESI MILITER BELANDA II PENGANTAR Agresi Militer Belanda yang Kedua dimulai pada tanggal 19 Desember 1948. Agresi militer Belanda tersebut merupakan buntut dari kebuntuan diplomasi antara RI dan Belanda. Serangkaian perundingan yang diadakan antara Republik dan Belanda mengalami kegagalan, misalnya kegagalan perundingan antara Hatta dan Van Mook. Kedua belah pihak juga saling tuduh menuduh terkait dengan pelanggaran kesepakatan Renville maupun terkait dengan pelanggaran genjatan senjata. Pada kenyataannya memang kerap kali terjadi pelanggaran genjatan senjata baik yang dilakukan oleh pihak RI maupun Belanda Van Mook sendiri sebagai perwakilan Belanda beranggapan tidak ada gunanya berunding dengan pihak RI Di sisi lain Komisi Tiga Negara yang dibentuk pasca Agresi Militer Belanda yang pertama semakin tidak efektif. Salah satu sebabnya adalah kedudukan KTN yang selalu berpindah-pindah antara Jakarta dan Yogyakarta sehingga tidak bi

RAJA FAISAL, SANG PEMBAHARU

RAJA FAISAL, SANG PEMBAHARU MODERNISASI DAN KONTROVERSINYA Diantara raja-raja Saudi pasca Perang Dunia Kedua, Faisallah nampaknya yang merupakan raja yang paling menonjol. Faisal dikenal karena kontroversinya. Gebrakannya ketika berkuasa memunculkan banyak polemik. Karekanya ia didukung oleh sebagian kalangan akan tetapi di saat yang bersamaan ia juga banyak dikecam. Faisal pada akhirnya memiliki banyak pendukung sekaligus musuh. Salah satu gebrakannya adalah ketika ia melakukan serangkaian program modernisasi yang mengubah wajah Arab Saudi selamanya.Beberapa kebijakannya dinilai terlalu dini untuk ukuran kebudayaan masyarakat Saudi saat itu. Walaupun masyarakat Saudi makin bergerak kearah masyarakat modern dengan perkembangan teknologi dan informasi serta transportasi yang pesat, namun Saudi masih tidak dapat menyembunyikan kultur badui yang menentang dan mencurigai semua bentuk perubahan yang ada. Bagi sebagian masyarakat Badui, apa yang dilakukan oleh Faisal