Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

PELACUR DAN STIGMA SOSIAL

  PELACUR DAN STIGMA SOSIAL SUDUT PANDANG REAKTIVIS   Sosiologi menyediakan sejumlah sudut pandnag dalam melihat sebuah penyimpangan sosial, di antaranya adalah sudut pandang absolutisme, sudut pandang statistikal, sudut pandang normatif, dan sudut pandang reaktivis.   Sudut pandang absolutime menganggap sebuah penyimpangan sosial merupakan perilaku yang tidak dapat diperbaiki lagi. Sudut pandang ini menganggap batasan-batasan sosial mengenai yang baik dan yang buruk sudah sedemikian tegas, sehingga ketika ada pelanggaran terhadap batasan itu akan dianggap sudah dil luar batas toleransi.   Sudut pandang statistikal menilai penyimpangan sosial sebagai sebuah perilaku di luar rata-rata. Penyimpangan didefinisikan sebagai sebuah perbuatan yang diluar kelaziman dan kebiasaan masyarakat.   Sudut pandang normatif mendefinisikan penyimpangan sosial sebagai   sebuah perbuatan yang melanggar norma-norma sosial yang ada di dalam masyarakat.   Sudut pandang reaktivis atau re

PROSTITUSI DAN GLOBALISASI

  PROSTITUSI DAN GLOBALISASI GLOBALISASI Globalisasi dimaknai sebagai sebuah proses di mana manusia, informasi, perdagangan, investasi, demokrasi, dan ekonomi pasar cenderung semakin melampaui batas-batas nasional. Internasionalisasi semakin membebaskan manusia dari batas-batas ciptaan para pembuat peta. Globalisasi memungkinkan kita bergerak melampaui batasan-batasan semacam itu, baik dengan melakukan perjalanan fisik, transaksi bisnis maupun kegiatan-kegiatan investasi lintas-negara.   Pilihan dan peluang kita semakin besar dengan turunnya ongkos transportasi, berkat tersedianya alat komunikasi baru yang lebih efisien, liberalisasi perdagangan, dan pergerakan modal. Globalisasi memiliki kaitan erat dengan sejumlah hal berikut : ● modernisasi : Hubungan antara globalisasi dan modernisasi dapat dilihat dari hubungan yang bersifat dua arah. Pertama, hubungan tersebut dapat dilihat, bahwa modernisasi menjadi faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Modernisasi di bidan

PROSTITUSI DAN MOBILITAS SOSIAL

  PROSTITUSI DAN MOBILITAS SOSIAL MOBILITAS SOSIAL Salah satu konsep penting dalam sosiologi adalah mengenai mobilitas sosail. Mobilitas sosial adalah gerak sosial baik yang dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Berarti dalam hal ini mobilitas sosial bersifat vertikal. Mobilitas vertikal mengakibatkan terjadinya perubahan status, baik menjadi lebih tinggi atau justru menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Selain mobilitas yang bersifat vertikal, mobilitas dapat berbentuk horizontal. Mobilitas horizontal merupakan mobilitas sosial yang tidak mengakibatkan terjadinya perubahan status. Mobilitas jenis ini merujuk pada perubahan identitas sosial khususnya di bidang okupasi atau pekerjaan.   Misalnya seseorang melakukan alih profesi dari profesi yang satu ke profesi yang lain di mana pendapatan yang didapatkan dari kedua profesi tersebut tidak terlalu signifikan.   Bentuk lain dari mobilitas sosial adalah mobilitas l

WARIA DAN PROSTITUSI WARIA

  WARIA DAN PROSTITUSI WARIA DUNIA WARIA Waria dalam konteks psikologis termasuk ke dalam kelompok transeksualisme, yakni seseorang yang secara jasmani, jenis kelaminnya jelas dan sempurna, namun secara psikis cenderung untuk menampilkan diri sebagai lawan jenis. Gejala ini berbeda dengan homoseksual dimana homoseksualitas semata-mata merujuk kepada perilaku relasi seksual, bahwa seseorang merasa tertarik dan mencintai orang dengan jenis kelamin yang sama. Seorang penderita transeksualisme dengan demikian secara psikis merasa dirinya tidak cocok dengan alat kelamin fisiknya, sehingga mereka seringkali memakai pakaian dan atribut lain dari jenis kelamin yang lain, jika laki-laki ia memakai pakaian perempuan dan demikian pula sebaliknya. Gejala transeksualisme berbeda dengan tranvestisme, yakni sebuah nafsu yang patologis untuk memakai pakaian dari lawan jenis kelaminnya atau orang hanya akan mendapatkan kepuasan seks jika ia memakai pakaian dari jenis kelamin lainnya. Pend

PROSTITUSI SEBAGAI SEBUAH SUB BUDAYA

  PROSTITUSI SEBAGAI SEBUAH SUB BUDAYA   SUB KULTUR PROSTITUSI Prostitusi merupakan sebuah lingkungan sosial yang membentuk menjadi sebuah sub kultur yang khas. Sebagaimana masyarakat pada umumnya, lingkungan prostitusi memiliki sejumlah pranata dan perangkat yang memungkinkan berkembangnya sebuah tatanan sosial. Misalnya, di dalam kompleks prostitusi terdapat nilai dan pola perilaku serta norma sosial tersendiri yang khas. Keberadaan nilai dan norma tersebut berfungsi agar menjaga keteraturan sosial yang ada dalam lingkungan prostitusi.Contohnya misalkan adanya sejumlah larangan atau Mores (tata kelakuan) seperti larangan penggunaan narkoba di sejumlah kompleks prostitusi tertentu. Terkait dengan relasi sosial yang ada di dalamnya, terdapat aturan yang melarang para germo untuk melakukan hubungan seksual dengan para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang ada di dalam kompleks prostitusi tersebut. Para PSK   harus melayani para pelanggan secara impersonal dan tidak diperbolehkan