PENGANTAR SOSIOLOGI KLASIK: PERBANDINGAN PEMIKIRAN DURKHEIM, KARL MARX DAN MAX WEBER
PENGANTAR SOSIOLOGI
KLASIK: PERBANDINGAN PEMIKIRAN DURKHEIM, KARL MARX DAN MAX WEBER
SOSIOLOGI EMILE DURKHEIM
Durkheim dikenal sebagai tokoh yang
berupaya untuk menjadikan sosiologi menjadi sebuah disiplin ilmu yang otonom.
Oleh karena itu ia memisahkan antara filsafat dan psikologi-yang dianggapnya
spekulatif-dengan sosiologi (yang bersifat empiris). Sosiologi Durkheim menjadi
fondasi bagi perkembangan teori fungsionalisme struktural yang merupakan
sosiologi arus utama dalam ranah teori-teori sosial khususnya sosiologi.
Secara politik, Durkheim adalah
seorang liberal, tetapi secara intelektual ia tergolong seorang konservatif. Durkheim
menentang Revolusi sebagaimana Comte Karena ia membenci kekacauan sosial. Intisari
dari teori Durkheim adalah tentang bagaimana membentuk suatu tatanan sosial
yang langgeng dan mewujudkan keteraturan sosial.Sebagian besar karya Dukheim
tercurah pada studi tentang tertib sosial. Menurutnya, kekacauan sosial
bukanlah keniscayaan dari kehidupan modern. Potensi kekacauan dapat dikurangi
dengan melalui reformasi sosial.
Konsep-konsep sosiologi Durkheim
dapat dilihat dari sejumlah bukunya antara lain :
1.The Division of Labour And
Society (1893)
2.The Rule of Sociological Methode
(1895)
3.Suicide (1897)
4.The Elementary Form of Religious
Life (1912)
Di dalam karya-karya Durkheim tersebut
didapati sejumlah konsep sentral dalam sosiologi Durkheim, diantaranya adalah :
1.Fakta Sosial (Social Fact)
2.Struktur Sosial (Social
Structure)
3.Solidaritas Sosial (Social
Solidarity)
4.Kesadaran Kolektif (Collective
Counsciousness)
5.Solidaritas Mekanik & Organik
(mechanic and organic solidarity)
6.Anomie
Bunuh diri merupakan salah satu kajian dalam
sosiologi Durkheim. Durkheim mengkaji dan menganalisa bunuh diri dalam kerangka
disiplin ilmu sosiologi. Buku karyanya yang berjudul Suicide secara tegas ditujukan untuk menerapkan pokok persoalan
sosiologi dan metode sosiologi.
Menurut Durkheim Bunuh diri merupakan sebuah
Fakta Sosial yang bersifat eksternal, koersif, objektif dan general. Bunuh diri
dalam kajian Durkheim bukan disebabkan
oleh faktor hereditas,geografi dan psikologi, tetapi lebih disebabkan oleh
faktor-faktor sosial/masyarakat. Selanjutnya menurut Durkheim, Fakta Sosial
haruslah diterangkan dengan Fakta Sosial lainnya. Demikian pula dengan bunuh
diri sebagai Fakta Sosial, harus dikaitkan dengan faktor lain yang juga
merupakan Fakta Sosial, dan bukan fakta psikologis atau hukum alam.
Emile Durkheim termasuk sosiolog yang banyak
menganalisa hubungan antara agama dan masyarakat. Melalui bukunya yang
fenomenal, The Elementary form of
religious live (1961) Durkheim menganalisa hubungan antara agama dan
masyarakat dengan mempelajari kehidupan kepercayaan masyarakat primitif di
Oseania. Menurut Sosiologi agama Durkheim agama berfungsi mengintegrasikan
masyarakat melalui sejumlah ritual keagamaan.Selain itu agama juga berfungsi
untuk membedakan antara yang suci dan yang tidak suci (profan)
Di dalam bukunya, The Division of Labour And Society (1893), Durkheim menganalisa masyarakat dan perubahan yang
terjadi di dalamnya. Menurut Durkheim bertambahnya jumlah penduduk dan
perkembangan teknologi akan mengubah bentuk masyarakat yang semula bersifat
mekanik menjadi organik. Masalah pokok yang merupakan inti perhatian Durkheim
dalam bukunya tersebut adalah tentang antar-hubungan antara individu dengan
masyarakat dalam dunia kontemporer.
Di satu pihak, perkembangan bentuk
modern dari masyarakat berasosiasi dengan perluasan ‘individualisme”. Ini
adalah suatu gejala yang jelas berkaitan dengan munculnya pembagian kerja, yang
menghasilkan spesialisasi fungsi pekerjaan orang, dan oleh karena itu membina
perkembangan bakat-bakat spesifik, kemampuan-kemampuan dan pendirian-pendirian
yang tidak dimiliki oleh setiap orang dalam masyarakat, tetapi yang hanya
dimiliki oleh kelompok-kelompok
tertentu.
Perbedaan kedua bentuk masyarakat
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Masyarakat mekanik
|
Masyarakat organik
|
homogen |
heterogen
|
belum ada
pembagian kerja |
sudah ada
pembagian kerja |
kuatnya
kesadaran bersama |
kesadaran bersama melemah
|
tidak ada
hubungan salingtergantung |
hubungan
salingtergantung |
solidaritas
atas dasar keseragaman |
solidaritas atas dasar keseragaman
|
integrasi
didasarkan kesamaan |
kontrol
sosial dilakukan oleh aparat hukum |
keterlibatan komunitas dalam kontrol sosial
|
integrasi
didasarkan perbedaan |
hukum represif
|
hukum
restitutif |
terdapat tindakan tradisional & afektif
|
terdapat
tindakan rasional instrumental |
terdapat
bunuh diri altruistik |
terdapat
bunuh diri anomik & egoistik |
SOSIOLOGI KARL MARX
Pemikiran Karl Marx menjadi sumber
inspirasi utama dari teori konflik. Teori konflik merupakan teori yang
memfokuskan perhatiannya pada konflik dan perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat. Teori konflik muncul sebagai bentuk ketidakpuasan atas eksplanasi
fungsional yang dianggap cenderung menegasikan konflik dan perubahan sosial.
Pemikiran Karl Marx bukan saja
memengaruhi pandangan teoritisi konflik modern seperti Lewis Coser dan Ralf
Dahrendorf, tetapi juga para pemikir sosial post modern seperti George Ritzer
dan Jean Baudrillard. Pemikiran Karl Marx juga memengaruhi Teori Kritis Mazhab
Frankfurt seperti Adorno, Max Horkheimer dan Herbert Marcuse, walaupun berbeda
fokus kritisnya.
Pemikiran Karl Marx dipengaruhi
oleh dialektika Hegel dan Materialisme Feurbach, dan meleburnya menjadi
orientasi filsafatnya sendiri, yakni Materialisme Dialektika, yang menekankan
hubungan dialektika dalam kehidupan material.
Pemikiran Karl Marx tersebar di dalam
berbagai karyanya, diantaranya :
1.Das Capital
2.Comunist Manifesto
3.The German Ideology
4.The Economic and Philosophic
Manuskripts
5.Critique of The Gotha Programme
Dari sejumlah karyanya tersebut, Karl
Marx memberikan sumbangan penting terkait dengan konsep-konsep sosiologi yang
membantu menerangkan realitas sosial di masyarakat. Diantara konsep-konsep
penting yang menghasilkan oleh Karl Marx adalah :
1. Konflik dan revolusi
2. Eksploitasi
3. Alienasi
4. Kesadaran Kelas
5. Kesadaran palsu
6. Fethitisme
7. Sarana produksi (Mode of
Production)
8. infrastruktur dan surplus
struktur
9. Perjuangan Kelas
Salah satu pemikiran penting Karl
Marx adalah analisanya mengenai struktur sosial. Marx membagi struktur sosial
menjadi dua bagian, yaitu infrastruktur/basis atau dimensi material dari
struktur sosial dan suprastruktur atau ide.Supra struktur ini merupakan
refleksi dari infrastruktur. Berikut perbedaan antara keduanya :
infrastruktur/basis/material
|
suprastruktur
atau ide
|
Sistem ekonomi, yang meliputi :
-mode produksi (mode of
production)
-cara produksi (means of
production)
-hubungan produksi (relation of
production)
-tenaga produksi (force of
production)
|
Sistem hukum
Sistem politik
Sistem agama
Sistem ideologi
Sistem sosial
Sistem budaya
|
Berfungsi mengeksploitasi tenaga
buruh
|
Berfungsi menyamarkan atau
menyembunyikan hubungan eksploitasi borjuis terhadap proletar
|
Terkait dengan perubahan sosial,
menurut Marx, hal itu berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi pada cara
produksi. Perubahan produksi meliputi perkembangan teknologi baru, penemuan
sumber-sumber baru, atau perkembangan
teknologi baru.Karena cara produksi berubah maka muncul kontradiksi antara
cara produksi dan hubungan produksi.Ketika kontradiksi telah merusak
keseimbangan, maka ia akan berdampak pada perubahan terhadap hubungan produksi
seperti perubahan pada pembagian kerja, dasar dan bentuk struktur kelas, dan
akhirnya akan mengubah mode produksi.
Perubahan yang terjadi pada
infrastruktur ekonomi , yang di dalamnya terkandung cara produksi,mode produksi
dan kekuatan produksi akan menyebabkan perubahan pula pada suprastruktur
sosio-budaya, yang di dalamnya terdapat aspek politik,hukum,agama dan ideologi.
Persamaan antara Sosiologi Emile
Durkheim dan Karl Marx adalah sebagai berikut :
1. objektif/empirik
2. determinisme struktur sosial
3. makroskopik
4. individu ditentukan oleh
struktur
perbedaan sosiologi Durkheim dan
Marx
PERBEDAAN
|
|
DURKHEIM
|
MARX
|
Dilatarbelakangi oleh terjadinya
Revolusi Prancis
|
Dipengaruhi oleh terjadinya
Revolusi Industri
|
Mengamati tentang terjadinya
situasi Chaos
|
Mengamati tentang eksploitasi
terhadap golongan proletar
|
Adanya situasi Anomie
|
Adanya Alienasi yang dialami
buruh
|
Penjelasan fungsional
|
Penjelasan materialisme historis
|
Hubungan
salingtergantung/interdependensi
|
Hubungan dialektika dan
dependensi
|
Mendukung keteraturan/harmoni
|
Memihak egalitarianisme
|
Metode makro objektif
|
Metode makro subjektif
|
Dipengaruhi Willem Wundt
|
Dipengaruhi oleh Hegel
|
Berlatar belakang tradisi
Positivis Prancis
|
Berlatarbelakang tradisi
Historisisme Jerman
|
Bersifat bebas nilai
|
Bersifat emansipatoris
|
Bercorak deskriptif (hanya
menjelaskan realitas sosial saja)
|
Bercorak deskriptif dan
preskriptif (ingin mengubah struktur yang tidak adil/eksploitatif)
|
SOSIOLOGI MAX WEBER
Max Weber merupakan tokoh yang
banyak mempengaruhi perkembangan teori sosiologi. Pemikiran Weber telah membuat
keseimbangan baru dalam hubngan antarteori sosiologi yang ada. Dengan adanya
Sosiologi Weber, realitas sosial tidak lagi semata-mata dipandang sebagai
sesuatu yang statis sebagaimana yang selama ini menjadi asumsi dasar dari
fungsionalisme.
Weber menyoroti banyak sekali
realitas sosial, mulai dari aspek mikroskopik tentang tindakan sosial yang
merupakan tindakan yang bersifat intrasubjektif sampai kepada realitas yang
bersifat makro seperti Kapitalisme.
Menurut Ritzer, walaupun Weber
bekerja menurut tradisi Marxian tetapi ia juga mencoba “menyelesaikan” teori
Marx. Menurut Weber banyak teori Marx yang perlu dikoreksi karena terlalu
bersifat reduktif dan simplistis.
Kritik utama Weber terhadap Marx
antara lain terkait dengan determinisme ekonomi Marx, posisi agama dalam
perubahan sosial dan tentang Kapitalisme.
Weber mengungkapkan teori
sosiologisnya dengan pendekatan terhadap realitas sosial yang jauh lebih
variatif ketimbang Marx.Marx hampir secara total memasuki kajian ekonomi
sedangkan Weber lebih tertarik pada berbagai aspek fenomena sosial.
Kontribusi penting Max Weber dalam
khazahah disiplin ilmu sosiologi dapat dilihat dari konsep-konsep berikut :
1. stratifikasi sosial
2. Kapitalisme dan etika Protestan
3. Rasionalisasi
4. Birokrasi
5. Sosiologi agama
6. Kekuasaan dan
kewenangan/otoritas
Persamaan Sosiologi Max Weber dan
Marx :
1.dilatarbelakangi oleh terjadinya
Revolusi Industri dan kebangkitan Kapitalisme
2.memberikan perhatian kepada
Kapitalisme
3.memberikan kontribusi terhadap
teori konflik
Perbedaan Sosiologi Max Weber dan
Marx :
MAX WEBER
|
KARL MARX
|
Ide memengaruhi struktur material
|
Struktur material
/infrastruktur/basis memengaruhi ide/suprastruktur
|
Strata ditentukan oleh aspek
ekonomi,kekuasaan,dan prestise/status
|
Kelas sosial semata-mata
ditentukan oleh faktor ekonomi/determinisme ekonomi
|
Memusatkan perhatiannya pada
proses rasionalisasi dalam struktur birokrasi
|
Memusatkan perhatiannya pada
struktur industrial-kapitalisme
|
Agama (rasional) menjadi
pendorong perubahan sosial
|
Agama merupakan kesadaran palsu
yang merintangi perubahan sosial
|
Revolusi lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya
|
Revolusi merupakan satu-satunya
cara untuk mengubah struktur sosial
|
Kerangka teori menggunakan
analisa sebab-akibat
|
Metodologinya berdasarkan hukum
tolak-menolak/dialektika
|
Dipengaruhi Imanuel Kant
|
Dipengaruhi Hegel
|
Sosiologi empiris
|
Sosiologi dogmatis
|
Metode individualisme (mikro)
dengan perspektif interpretatif pada tindakan sosial
|
Metode epistemologis
realis,strukturalisme,materialisme historis
|
Menganggap konflik adalah
manifestasi tindakan manusia yang ingin meraih posisi dalam stratifikasi
sosial
|
Menganggap konflik adalah dasar
dari kehidupan manusia (sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas)
|
Makro subjektif
|
Makro objektif
|
Ada mobilitas sosial
|
Tidak ada mobilitas sosial
|
membedakan antara kekuasaan dan
kewenangan/otoritas
|
Tidak membedakan antara kekuasaan
dan kewenangan/otoritas
|
Fokus kepada proses kemunculan
Kapitalisme
|
Fokus kepada dampak negatif
Kapitalisme
|
Menganggap Kapitalisme sebagai
keniscayaan sejarah
|
Menginginkan agar Kapitalisme
diruntuhkan
|
Persamaan Sosiologi Emile Durkheim
dan Max Weber :
1. kedua-duanya sama-sama mendukung
keteraturan sosial dan harmoni sosial
2. kedua tokoh tersebut berasal
dari kelas menengah-atas dan merupakan kalangan akademisi
3. kedua tokoh tersebut sama-sama
meneliti tentang agama
Perbedaan Sosiologi Emile Durkheim
dan Max Weber
Max Weber
|
Emile Durkheim
|
Dilatarbelakang oleh terjadinya
revolusi industri
|
Dilatarbelakangi oleh terjadinya
revolusi Prancis
|
Pendekatan rasionalisme
|
Pendekatan empirisme
|
Sosiologi humanis/interpretatif
|
Sosiologi naturalis/positivis
|
Eksplanasi kultural
|
Eksplanasi fungsional
|
Makro subjektif
|
Makro objektif
|
Struktur dan individu saling
terkait
|
Struktur mengatasi (constrain)
dan menentukan (determined) individu
|
ide menentukan ide
|
Perilaku yang memola menentukan ide
|
Metode kualitatif
|
Metode kuantitatif
|
Berfokus pada Tindakan sosial
|
Berfokus pada Fakta Sosial
|
|
|
REFERENSI :
-Anthony Giddens,Kapitalisme dan
Teori Sosial Modern, Suatu Analisis Tentang Karya Tulis Marx,Durkheim dan Max
Weber,Jakarta : UI-Press,1986
-Damsar, Pengantar Teori Sosiologi,
Jakarta : Kencana,2015
-George Ritzer, Teori Sosiologi
Modern, Jakarta : Kencana, Tanpa Tahun
-M.Jacky, Sosiologi, Konsep,Teori
dan Metode,Surabaya : Mitra Wacana Media, 2015
keren tulisan warna item jadi gakebaca
BalasHapus