RELASI SOSIAL ANTARA MAYORITAS & MINORITAS


POLA HUBUNGAN ANTARA MAYORITAS & MINORITAS



PENGANTAR

Hubungan antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas telah lama menjadi perhatian para ilmuan sosial. Hal itu disebabkan pola hubungan antara keduanya seringkali ditandai oleh adanya persaingan, ketagangan dan konflik.Apabila di satu negara terdapat persoalan minoritas, maka hal ini akan menyebabkan timbulnya ketegangan. Antara anggota-anggota mayoritas dan minoritas terdapat prasangka dan diskriminasi. Kedua gejala ini seringkali berkembang menjadi konflik yang hebat. Munculnya diskriminasi, prasangka dan berbagai konflik antara kedua golongan tersebut terutama terlihat ketika terjadi krisis.Bila kondisi ini tidak ada maka juga tidak muncul persoalan minoritas.

Suatu golongan minoritas adalah golongan yang dalam cara-cara hidup, perekonomian atau dalam hal-hal lain belum terintegrasi ke dalam masyarakat mayoritas. Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan kedua golongan itu tidak saling mengenal satu sama lain.

Konsep mayoritas dan minoritas ini terdapat dalam struktur masyarakat majemuk. Dalam masyarakat majemuk menurut Van Den Berghe terdapat berbagai kelompok yang memiliki struktur yang non komplementer dan terpisah satu sama lainnya. Adanya konsep mayoritas dan minoritas dalam masyarakat majemuk mengakibatkan seseorang individu dilihat bukan sebagai individu atau warga negara melainkan dilihat sebagai anggota sebuah golongan sosial, sehingga, kesalahan yang dilakukan oleh individu dianggap juga sebagai kesalahan kelompok. Sebagai contoh, ketika seseorang melakukan tindak kriminalitas maka akan diberi label sebagai seseorang dari suku X, sehingga dengan demikian akan memperkuat stereotype dan prasangka terhadap suku X tersebut.

Hubungan antara kelompok mayoritas dan minoritas merupakan persoalan dan dilema yang dialami oleh banyak negara di dunia. Masalah tersebut bahkan seringkali menjadi ancaman bagi integrasi dan masa depan negara dan bangsa yang bersangkutan. Runtuhnya Uni Soviet, Pecahnya Yugoslavia dan pemisahan Cekoslowakia menunjukkan betapa besar permasalahan yang terkait dengan dimensi hubungan antara mayotitas etnik/agama/ras dengan kelompok minoritas.


Indonesiapun tidak terlepas dari persoalan mayoritas dan minoritas. Permasalahan ini seringkali menimbulkan terjadinya ketidakseimbangan politik dan mengakibatnya munculnya berbagai gejolak seperti pemberontakan dan gerakan separatisme.

Persoalan mayoritas dan minoritas di Indonesia seringkali berkaitan dengan aspek lainnya seperti ketidakadilan politik dan kesenjangan pembangunan. Sejumlah kasus yang terkait dengan dinamika hubungan antara mayoritas dan minoritas di Indonesia dapat dilihat dari contoh berikut :

√ gerakan separatisme di Aceh seperti Gerakan Aceh Merdeka
√ munculnya Organisasi Papua Merdeka
√ gwrakan Rebublik Maluku Selatan

CONTOH KELOMPOK MAYORITAS

Kelompok mayoritas dapat dibedakan berdasarkan aspek ras,etnik, dan agama. Pembedaan tersebut menandai adanya kelompok mayoritas ras, mayoritas etnik dan mayoriras agama sebagai berikut :

♦ kelompok mayoritas ras

NEGARA
KELOMPOK MAYORITAS
Amerika Serikat
Kulit Putih
Eropa
kulit putih
Nigeria,Zimbabwe,Somalia,Sudan,Uganda
kulit hitam


♦kelompok mayoritas etnik

NEGARA
KELOMPOK MAYORITAS
Cina
Han
Indonesia
Jawa
Mesir
Arab


♦ kelompok mayoritas agama

NEGARA
KELOMPOK MAYORITAS
India
Hindu
Myanmar,Thailan,Vietnam,Srilanka
Budha
Indonesia
Islam
Iran
Syiah



PENYEBAB MUNCULNYA KONSEP MAYORITAS & MINORITAS

migrasi penduduk

Migrasi penduduk merupakan salah satu faktor yang membentuk kelompok mayoritas dan minoritas. Migrasi penduduk mengakibatkan terjadinya perimbangan demografis yang baru antara penduduk asli dan pendatang. Perubahan keseimbangan ini seringkali mendorong ketakutan dari penduduk asli yang seringkali berujung kepada terjadinya konflik komunal yang melibatkan kedua kelompok tersebut.Berikut ini adalah sejumlah contoh migrasi penduduk tersebut ;

♦ Pasca Perang Dunia II terjadi arus migrasi besar-besaran terutama dari negara bekas koloni ke negara mantan penjajah seperti migrasi orang-orang India dan  Pakistan ke Inggris, orang Aljazair ke Prancis,orang-orang Turki ke Jerman,orang-orang Maluku ke Negeri Belanda dan orang Vietnam ke Amerika Serikat.

♦ Pemerintah China mengadakan program kependudukan dengan memindahkan sejumlah besar suku Han ke wilayah Xinjiang. Hal itu dilakukan agar suku Uigur tidak lagi menjadi kelompok mayoritas di kawasan tersebut sehingga mematikan potensi separatisme mereka dari negara China.


ekspansi politik

Kelompok-kelompok minoritas sesungguhnya tidak ada sebelum timbulnya negara dalam sejarah umat manusia. Ketika hal ini terjadi masyarakat tingkat negara memulai suatu proses penaklukkan politik yang berlangsung terus menerus atas masyarakat-masyarakat lainnya. Proses ini menyebabkan terus berubahnya batas-batas politik selama ribuan tahun yang lampau dan jika ini terjadi, banyak kelompok yang awalnya otonom telah tercakup sebagai minoritas.

Politik perluasan wilayah yang dilakukan oleh sejumlah negara di dunia mengakibatkan berbagai kelompok etnis/ras dan agama kemudian secara terpaksa menjadi bagian dari kelompok minoritas. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh kelompok tersebut dan kondisi ini seringkali mendorong munculnya ketidakpuasan politik dan munculnya gerakan perlawanan.

Sebagai contoh adalah politik imperialisme yang dilakukan oleh negara Zionis Israel mengakibatkan orang-orang Arab menjadi kelompok minoritas di Israel. Sebagai konsekuansinya mereka kemudian dipaksa menjadi warga negara kelas dua dengan adanya sejumlah pembatasan politik dan ekonomi termasuk keagamaan.Israel telah melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Palestina sehingga bangsa Palestina menjadi bangsa yang terjajah dan tidak memiliki tanah air. Mereka tersebar si sejumlah negara Arab Timur Tengahdan kawasan lainnya.

terbentuknya negara nasional

Pasca Perang Dunia II muncul sejumlah negara-negara nasional baru yang sebelumnya berhasil memerdekakan dirinya  atau mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan bangsa Eropa. Negara-negara nasional tersebut memiliki perbatasan-perbatasan politik yang mengakibatkan terbentuknya masyarakat majemuk. Terbentuknya negara Indonesia misalnya telah mengakibatkan berbagai etnis bergabung menjadi satu kesatuan nasional.

UKURAN  KONSEP MAYORITAS & MINORITAS

Sejumlah sosiolog memiliki ukuran yang berbeda dalam menentukan ukuran sebuah kelompok dikategorikan sebagai mayoritas atau minoritas.

Ukuran kualitatif  : Ukuran untuk menentukan perbedaan antara mayoritas dan mnoritas antara lain adalah ukuran kualitatif. Ukuran atau parameter ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Kinloch tidak dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok. Menurut Kinloch, kelompok mayoritas dapat saja terdiri atas sejumlah kecil orang yang berkuasa atas sejumlah besar orang lain. Misalnya adalah kelompok kulit putih yang berkuasa atas kulit hitam di Afrika Selatan pada masa diberlakukannya Politik Apartheid.

Ukuran kuantitatif : konsep mayoritas dan minoritas dapat dibedakan berdasarkan ukuran kuantitatif, yaitu ukuran yang menetukan konsep mayoritas-minoritas berdasakan jumlah. Atas dasar pandangan ini maka kelompok mayoritas adalah kelompok yang memiliki jumlah anggota yang paling besar, dan kelompok minoritas adalah kelompok yang memiliki jumlah anggota yang lebih sedikit.



KELOMPOK MAYORITAS

Menurut Kinloch, mayoritas adalah setiap kelompok yang mendefinisikan dirinya sebagai kelompok yang “normal” dan superior dan memandang kelompok lain (outgroup) sebagai “tidak normal” dan inferior. Atas dasar pandangan itulah kelompok mayoritas merasa kemudian cenderung melakukan eksploitasi dan diskriminasi terhadap kelompok lainnya, yaitu kelompok minoritas.

Mayoritas dan minoritas serta kelompok dominan merupakan konsep-konsep yang umum digunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk menunjukkan ciri-ciri suatu golongan sosial yang dapat diacu untuk menunjukkan jati diri seseorang atau sesuatu kelompok dalam hubungannya dengan jati diri seseorang  lainnya atau sesuatu kelompok sosial lainnya.

Mayoritas mengacu kepada pengertian suatu golongan sosial dengan jumlah populasi yang besar dibandingkan dengan minoritas atau suatu golongan sosial lainnya yang lebih kecil jumlah populasinya. Pengertian mayoritas dan minoritas berarti mengacu pada ciri utamanya yang menunjukkan jumlah populasi yang tercakup dalam masing-masing golongan sosial tersebut dan dalam perbandingan antara satu dengan yang lainnya.

Dengan kata lain konsep mayoritas selalu digunakan dalam kaitan perbandingannya dengan konsep minoritas. Konsep mayoritas dan minoritas juga sellau digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi sesuatu kelompok dalam perbandingannya dengan kelompok lainnya, berdasarkan pada jumlah populasi yang menjadi ciri utamanya. (Suparlan, 2004)

Menurut Blumer, individu-individu yang tergolong sebagai anggota dari kelompok mayoritas cenderung mengembangkan perasaan-perasaan penuh prasangka terhadap mereka yang tergolong sebagai minoritas. Prasangka-prasangka ini muncul dan berkembang bersamaan dengan adanya individu-individu yang berasal dari kelompok-kelompok dan posisi-posisi sosial yang berbeda saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Prasangka-prasangka tersebut dapat mengalami perubahan apabila sistem hubungan-hubungan antarkekuatan sosial yang mengatur ketentuan-ketentuan interaksi-interaksi tersebut juga mengalami perubahan. Perasaan-perasaan penuh prasangka tersebut antara lain mencakup :

perasaan bahwa diri mereka superior

perasaan bahwa kelompok subordinasi pada dasarnya adalah orang asing

perasaan bahwa adalah wajar bila mereka itu mempunyai hak atas berbagai fasilitas dan keistimewaan sosial

kekhawatiran bahwakelompok subordinasi ingin mengambil alih fasilitas-fasilitas dan keistimewaan-keistimewaan sosial yang mereka punyai sebagai kelompok dominan (Suparlan, 2004)

Sedangkan menurut Alo Liliweri, menutip Williams menyatakan bahwa kelompok mayoritas memiliki ciri sebagai berikut :

→ sekelompok orang yang bersikap bahwa merekalah yang superior terhadap kelompok etnik yang dijadikan inferior

→ mereka yang percaya bahwa karena kelompok minoritas secara alamiah berbeda, maka kelompok minoritas harus dipisahkan bahkan disingkirkan

→ mereka percaya bahwa kaum minoritas merupakan kaum yang paling berhak sehingga merekapun  dapat mengklaim bahwa mereka yang paling berkuasa, mempunyai status sosial yang tinggi, dan karena itu mempunyai harga diri yang harus dihormati pula.

→ mereka yang mempunyai rasa takut dan selalu curiga bahwa kelompok minoritas selalu berencana menggerogoti faktor-faktor yang menguntungkan kelompok dominan.(Liliweri,2005)


HUBUNGAN ANTARA KONSEP MAYORITAS-MINORITAS DENGAN KONSEP KELOMPOK DOMINAN

Furnival mengemukakan konsep yang menghubungkan antara konsep mayoritas-minoritas dengan konsep pengaruh kelompok. Furnival membuat empat ketegori yang berbeda mengenai konsep-konsep tersebut.

kelompok mayoritas dominan

Tipe kelompok ini adalah kelompok yang secara jumlah merupakan mayoritas dan kelompok ini memiliki pengaruh yang besar dalam berbagai sektor kehidupan.

Menurut Parsudi Suparlan, dalam melihat hubungan antara dominan dan mayoritas terdapat dua unsur yang penting yang patut diperhatikan, yaitu :

♦ Struktur kekuatan yang mendefinisikan hubungan antara individu-individu dari berbagai  suku bangsa dalam sebuah lingkungan sosial tertentu

♦ Adanya struktur mental dari individu-individu anggota berbagai suku bangsa dalam lingkungan sosial tertentu yang memberikan tanggapan terhadap sistem hubungan kekuatan yang terdefinisikan dan sebagaimana mereka itu mengaktifkan dan menggunakan kategori-kategori suku bangsa yang ada yang mereka gunakan sebagai sistem-sistem acuan kesukubangsaan mereka. (Suparlan, 2004)

Bila dalam kehidupan masyarakat setempat ada sebuah suku bangsa yang dominan, maka kebudayaan satu bangsa tersebut menjadi dominan dalam kehidupan masyarakat setempat. Kebudayaan dominan tersebut menjadi acuan bagi penilaian mengenai tindakan-tindakan yang layak dan tidak layak yang berlaku bagi warga masyarakat setempat tersebut di tempat-tempat umum, termasuk warga dari berbagai suku bangsa yang tidak tergolong sebagai suku bangsa yang dominan dalam masyarakat tersebut.

Menurut Bruner, terdapat sejumlah unsur yang menentukan dominasi suatu kebudayaan di dalam suatu masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok multi-etnik, yaitu :

→ perimbangan penduduk, termasuk demografi sosial. Hal ini tidak hanya berkenaan dengan keragaman etnis, akan tetapi lebih mengarah pada sifat percampuran khusus dalam suasana tertentu.

→ berhubungan dengan adanya kebudayaan setempat dan cara anggota kelompok lain berhubungan

→ berpusat pada kekuasan setempat dan distribusi kekuasaan tersebut di antara bermacam-macam kelompok etnis tersebut.(Sudagung, 2001)

Beberapa contoh dari tipe kelompok ini adalah :

• Orang Han di China
• Orang Hindu di India
• Orang Sunda di Kota Bandung

kelompok minoritas dominan

Kelompok ini adalah kelompok yang dari segi jumlah merupakan minoritas, dengan kata lain kelompok ini memiliki jumlah anggota yang relatif sedikit. Akan tetapi kelompok ini memiliki pengaruh yang luas. Mereka menguasai sektor ekonomi,bisnis, perdagangan bahkan politik.

Adapun dalam pembahasan mengenai hubungan antara konsep dominan dan minoritas, konsep mayoritas menjadi tidak relevan. Karena, jumlah populasi besar  atau mayoritas bisa dominan atau bisa juga menjadi minoritas dalam hubungannya dengan kelompok lainnya dalam masyarakat setempat. Begitupula kelompok minoritas bisa saja tergolong dominan atau minoritas, tergantung pada posisinya dalam struktur masyarakat setempat.

Kelompok yang dominan dalam sebuah masyarakat biasanya adalah kelompok minoritas atau kelompok yang jumlah populasinya kecil dibandingkan dengan jumlah populasi dari kelompok atau kelompok lainnya dalam amsyarakat setempat.

Berikut ini adalah contoh dari tipe kelompok ini :

• orang-orang Yahudi di Amerika Serikat
• orang-orang Tionghoa di Asia Tenggara
• kelompok Allawite di Suriah

kelompok dengan kompetisi seimbang

Tpe kelompok ini ditandai oleh adanya sejumlah kelompok yang memiliki keanggotaan yang seimbang dan juga memiliki pengaruh yang relatif seimbang pula. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :

 kelompok keagamaan di Lebanon yang terdiri atas kelompok Kristen Maronit, Muslim Sunni, Syiah,Druze
• kelompok Sunni dan Syiah Houti di Yaman
• Kelompok etnis Jawa, Melayu, Batak, Minang,Aceh di Kota Medan
• komunitas Muslim dan Kristen di kota Ambon

kelompok dengan fragmentasi

Kelompok dengan fragmentasi adalah tipe kelompok yang hampir mirip dengan tipe kelompok dengan fragmentasi. Akan tetapi yang membedakan adalah kelompok ini terbelah atau terfragmentasi menjadi sekian banyak kelompok yang kecil, sehingga terbatasnya jumlah anggota setiap kelompok mengakibatkan kelompok-kelompok yang ada tidak dapat mendominasi dan didominasi satu sama lain. Kelompok ini dianggap sebagai tipe kelompok yang paling mengarah kepada integrasi dibandingkan dengan tiga tipe kelompok sebelumnya.Tipe kelompok ini dapat kita lihat dari contoh berikut :

• kelompok keagamaan di Amerika yang terfragmentasi menjadi sekian banyak denominasi seperti Baptis, Lutheran, Anglican, Calvinist, Metodist, Advent, Katolik, Islam Sunni, Syiah.
• kelompok sub suku bangsa di Papua


Dalam keadaan di mana masyarakat minoritas mengalami diskriminasi oleh masyarakat mayoritas, maka proses-proses sosial yang terjadi dalam hubungan antara yang mayoritas/dominan dengan yang minoritas adalah :

√ mereka yang tergolong sebagai minoritas akan mengasimilasi diri mereka menjadi seperti yang tergolong dominan, dengan cara menghilangkan ciri-ciri yang merupakan atribut bagi jati diri minoritas dan menggantinya dengan ciri-ciri yang menjadi atribut bagi jati diri kelompok dominan

√ memisahkan diri dari masyarakat luas yang dominan dan yang mendiskriminasi mereka dengan cara membentuk kehidupan masyarakat dengan tatanannya sendiri. Pemisahan atau pengasingan tersebut dapat dilakukan secara fisik maupun secara simbolik

√ melakukan pemberontakan seperti yang pernah dilakukan oleh GAM di Aceh atau OPM di Papua.









REFERENSI :

-Andreas Pardede, Antara Prasangka dan Realita, Telaah Kritis Wacana Anti Cina di Indonesia, Jakarta : Pustaka Inspirasi, 2002

-Alo Liliweri, Prasangka & Konflik,Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur,Yogyakarta : LKiS,2005

-Arthur M.Schlesinger, Kebhinekaan Amerika, Refleksi Atas Sebuah Masyarakat Multikultural, Jakarta : Sinar Harapan, 1997

-Gerry Van Klinken, Perang Kota Kecil, Kekerasan Komunal Dan Demokratisasi di Indonesia, Jakarta : YOI, 2007

Hendro Suroyo Sudagung, Mengurai Pertikaian Etnis, Migrasi Swakarsa Etnis Madura Ke Kalimantan Barat, Jakarta : ISAI, 2001

-James Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi, Jakarta : Erlangga

-Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta : Lembaga Penelitian FEUI, 2000

-Parsudi Suparlan, Hubungan Antar Suku Bangsa, Jakarta : YPKIK, 2004

-Pranowo, Stereotip Etnik,Asimilasi,Integrasi Sosial, Jakarta : Pustaka Grafika Kita, 1988

-Subair, Segregasi Pemukiman Berdasar Agama ; Solusi Atau Ancaman, Yogyakarta : Grha Guru, 2008

-Stephen Sanderson, Makro Sosiologi, Sebuah Pendekatan Terhadap Relaitas, Jakarta ; RajaGrafindo,2003



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)