MIGRASI SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL
MIGRASI SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL
PENGANTAR
Migrasi merupakan salah satu
realitas sosial penting yang mengubah dan memengaruhi kehidupan manusia.
Migrasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan pada aspek demografis yang
kemudian mendorong terjadinya perubahan pada berbagai aspek kehidupan lainnya.
Migrasi didefinisikan sebagai pergerakan orang-orang yang pindah secara relatif
tetap dan perpindahan mereka melampaui jarak yang cukup jauh.
Migrasi dalam sudut pandang
sosiologi merupakan bentuk mobilitas sosial yang bersifat lateral, yaitu
perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruag fisik atau
ruang spasial yang memiliki pengaruh pada aspek kehidupan sosial budaya.
Migrasi menjadi salah satu gejala
sosial yang mendapatkan perhatian dari para ilmuan sosial dan para sosiolog
disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
❶migrasi
dipandang sebagai alat bagi individu untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik
dalam sistem sosial-ekonomi
❷migrasi
adalah alat perbaikan terhadap ketidakseimbangan antara penduduk dengan
sumber-sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
❸dengan
terganggunya komposisi umur dan kelamin dari suatu lingkaran khusus penduduk,
hal itu memengaruhi kecepatan perkawinan dan kesempatan perkawinan
❹migrasi
memecahkan ikatan-ikatan sosial dan lembaga-lembaga dari individu,karenanya
akan memengaruhi aspek kehidupan lainnya
❺migrasi
memengaruhi sistem ekonomi karena gerakan-gerakan individu atau kelompok
menyangkut pertukaran barang-barang dan ekonomi
BENTUK-BENTUK MIGRASI
Menurut Paterson, migrasi dibagi menjadi dua bentuk ;
♦ migrasi pembaruan : merupakan
perpindahan dalam rangka mencari sesuatu yang baru atau hendak melakukan
petualangan
♦ migrasi konservatif : merupakan
perpindahan yang dikarenakan menganggapi suatu perubahan. Sekalipun mereka
berpindah, diharapkan mereka tetap memegang teguh cara hidupnya yang dulu di
pemukiman yang baru.
Selain itu juga terdapat pembedaan lainnya seperti :
☻migrasi primitif ; migrasi yang
disebabkan oleh ketidakmampuan manusia mengatasi tekanan lingkungan
☻migrasi paksaan : migrasi yang disebabkan karena
tekanan lingkungan. Yang melaksanakan migrasi adalah pemerintah atau lembaga
semacam itu
☻migrasi bebas : migrasi yang dilakukan oleh para
perintis atau penganut agama yang memiliki pemahaman yang berbeda dengan
pemahaman kelompok agama yang dominan. Atau dapat juga suatu kelompok politik
atau orang-orang yang mempunyai motivasi individu yang sama
☻migrasi massa : merupakan
perpindahan besar-besaran dari semua lapisan masyarakat
Berkaitan dengan migrasi di Indonesia, terdapat beberapa jenis
migrasi :
❶Transmigrasi
: yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa.Transmigrasi itu sendiri terbagi
menjadi beberapa jenis :
♦ transmigrasi umum ; biayanya
ditanggung oleh pemerintah
♦ transmigrasi khusus : transmigrasi
yang didasarkan pada tujuan atau alasan tertentu
♦ trasnmigrasi keluarga : yaitu
transmigrasi yang diajukan oleh keluarga transmigran agar diberangkatkan oleh
pemerintah
♦ transmigrasi lokal : yakni
transmigrasi hanya berpindah di dalam satu provinsi
♦ transmigrasi spontan atau
swakarsa : yaitu transmigrasi yang dilakukan secara sukarela dengan biaya dari
pihak yang bersangkutan
❷Urbanisasi
: perpindahan penduduk dari desa ke kota
TUJUAN DAN MOTIF MIGRASI
Migrasi etnik dilatarbelakangi oleh
berbagai motif yang berbeda-beda, diantaranya adalah :
❶ ingin
melepaskan diri dari adat yang tidak disenangi ; Hal ini misalnya menjadi latar
belakang migrasi atau kegiatan merantau sebagian orang Minangkabau yang hendak
melepaskan diri dari adat Matrialkal
❷ ingin
mencari pengalaman hidup
❸ ingin
mendapatkan kebebasan beragama ; misalnya sejumlah komunitas keagamaan seperti
Gafatar pernah hendak membangun komunitas tersendiri di Kalimantan Timur dan
komunitas Ahmadiyyah yang membangun sebuah kampung yang ekslusif di kawasan
Kuningan, Cirebon
❹ ingin
menghindari dari tekanan politik
HAKEKAT MIGRASI ATAU MERANTAU
Muchtar Naim mengkaji tentang
hakekat merantau yang banyak dilakukan oleh suku bangsa Minangkabau sebagai
berikut :
☻ merupakan bentuk tingkah laku
sosial yang bersifat kolektif, berulang dan melembaga
❷ merupakan
suatu proses yang mengaitkan dua sistem atau sub sistem sosial yaitu sistem
sosial dari tepat asal dan sistem sosial di tempat tujuan rantau.
❸ merupakan
suatu gerak ruang (spatial movement)
yang bersifat sementara dan berorientasi ke kampung asal. (Naim, 1984)
FUNGSI MIGRASI / MERANTAU
Migrasi penduduk yang dilakukan
oleh masyarakat suku bangsa di Indonesia memiliki fungsi tertentu antara lain :
♦ sebagai penyalur arus budaya
(cultural transmitter)
♦ sebagai suatu inisiasi menuju
kedewasaan
♦ menjalankan misi budaya tertentu
POLA MIGRASI ETNIK
Masyarakat suku bangsa di Indonesia
memiliki daerah-daerah tertentu yang menjadi sasaran migrasi mereka. Beberapa
faktor yang menjadi latar belakang penetapan daerah tertentu sebagai daerah
tujuan migrasi adalah :
■ memiliki potensi ekonomi tertentu
■ memiliki kedekatan kebudayaan dan
agama
■ memiliki akses transportasi yang
memadai dari daerah asal
■ memiliki jaringan migran yang
berasal dari daerah yang sama
Adapun pola migrasi masyarakat suku
bangsa di Indonesia adalah sebagai berikut :
√ Orang Minangkabau : melakukan
migrasi atau merantau ke sejumlah daerah seperti kota Medan, Riau, Sumatera
Selatan dan Pulau Jawa
√ orang Banjar : menjadikan Pulau
Jawa dan Kalimantan Timur sebagai daerah tujuan migrasinya
√ orang Bugis/Makasar ; banyak
melakukan migrasi ke Pulau Jawa dan Kalimantan Timur
√ Orang Jawa ; diantaranya
melakukan migrasi (transmigrasi) ke Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan
DIMENSI MIGRASI
Migrasi penduduk merupakan sebuah
peristiwa budaya yang bersifat multidimensi, diantaranya adalah :
→ dimensi psikologi : migrasi
mengakibatkan terjadinya ketegangan psikis akibat proses adaptasi pendatang di
daerah migran
→ dimensi ekonomi “ migrasi telah
mengakibatkan terjadinya perkembangan kegiatan ekonomi baru yang dibawa oleh
para pendatang. Migrasi juga seringkali dilakukan dengan motivasi ekonomi.
Dalam hal ini terdapat data yang menyebutkan bahwa tingkat migrasi tertinggi
bukan berasal dari kawasan yang termiskin, akan tetapi berasal dari kawasan
yang memiliki tingkat ketimpangan distribusi pendpaatan atau tingkat
kesenjangan ekonomi yang tinggi.
→ dimensi sosial ; migrasi
melahirkan terjadinya proses-proses sosial seperti asimilasi dan akulturasi .
Migrasi juga bukan hanya terjadi pada ruang fisik/ ruang spatial akan tetapi
migrasi juga mencakup ruang sosial yang meliputi orientasi dan disorientasi
sosial.
→ dimensi budaya : migrasi sebagai
bagian dari upaya menyebarkan unsur kebudayaan tertentu
→ dimensi politik : migrasi telah
mengakibatkan terbentuknya konstelasi
dan perimbangan politik baru. Misalnya pelaksanaan pemilihan kepala
daerah yang memilihan gubernur, Bupati , walikota dan wakilnya selalu
didasarkan atas pertimbangan etnik/agama
→ dimensi demografi ; migrasi telah
mengakibatkan terjadinya perubahan pada aspek kependudukan
DAMPAK SOSIAL MIGRASI
DAMPAK SOSIAL TRANSMIGRASI
Terjadinya difusi budaya :
contohnya adalah masyarakat adat Dayak mempelajari sistem pertanian yang dibawa
oleh para transmigran yang berasal dari Pulau Jawa.
DAMPAK SOSIAL URBANISASI
❶ munculnya
beragam profesi yang berlatarbelakang etnis : misalnya para urban di Kota
Jakarta mengembangkan profesi yang berbeda-beda sesuai dengan karateristik
daerah seperti orang Garut yang berprofesi sebagai tukang cukur, orang Tasik
sebagai tukang kredit,orang Minang banyak bergerak di sektor perniagaan dan
mendirikan rumah makan,orang madura
mendirikan usaha pengumpulan barang-barang bekas.
❷ munculnya
daerah-daerah “kantong etnis”, seperti misalnya ‘kampung keling’ yang merupakan
konsentrasi pemukiman penduduk yang merupakan keturunan Hindustan, ‘kampung
Arab’, “kampung Jawa’ di beberapa daerah transmigran, ‘pecinan’ dan lain
sebagainya.
❸ muncul dan
berkembangnya budaya atau kebiasaan yang dibawa dari daerah asal yang disebut
Bruner dengan istilah gemeinschaft baru atau Etnisitas. Situasi ini terjadi
akibat terbetunknya pemukiman di daerah tujuan migra yang didasarkan atas
kesamaan etnis atau daerah asal migran.
Akibatnya adalah masyarakat pendatang
alih-alih berbaur dan mengasimilasi diri dengan masyarakat setempat justru
malah memunculkan kembali identitas primordialnya yang disertai dengan
simbol-simbol budayanya. Selo Soemardjan menyebut perilaku tersebut dengan
istilah enic urbanism, yaitu sifat
dan kelakuan dari tempat asal yang dibawa serta berimigrasi, baik yang perkotaan maupun pedesaan. Dengan kata
lain sifat dan tindakan itu tetap melekat pada diri mereka ditampat migran atau
rantau.
Dalam kasus migrasi orang Madura ke Kalimantan
Tengah bahkan terjadi suatu keadaan ketika banya orang Madura yang justru baru menemukan identitas tulen sebagai
orang Madura setelah berada di rantau. Hal ini
diakibatkan oleh adanya pengalaman-pengalaman mereka di rantau, yang
menyebabkan kesatuan mereka menjadi kokoh.
❹ terbentuknya
konsolidasi etnis lokal : masyarakat lokal merasa terancam dengan keberadaan
pendatang sehingga mereka mengorganisir dirinya. Al itu dapat dilihat dari
berdirinya Forum Betawi Rempug (FBR) dan Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi)
di Jakarta.
❺ terjadinya
mobilitas vertikal ; seingkali para
migran atau urban kehidupannya mengalami peningkatan di daerah tujuan. Tidak
jarang pula diantara mereka ada yang kemudian menjadi pengusaha yang sukses
atau menjadi pejabat di birokrasi pemerintahan
❻ berkembangnya
sejumlah permasalahan sosial ; tidak semua urban atau migran/pendatang yang
sukses. Banyak juga diantara mereka yang memiliki nasib yang tidak beruntung.
Dikarenakan tingkat pendidikan yang
rendah dan tidak memiliki keterampilan yang memadai, banyak pendatang yang
kemudian bergerak di sektor ekonomi informal sebagai pedagang kaki lima. Bahkan diantara mereka
terjebak dalam ‘kegiatan ekonomi gelap’ seperti bekerja di sektor prostitusi.
❼ berubahnya
konsep ‘rumah’, ‘tempat” dan ‘kewarganegaraan” :
migrasi telah mengakibatkan seseorang harus
mendefinisikan ulang konsep-konsep mendasar bagi dirinya seperti misalnya
konsep tentang rumah mengalami pergeseran. Ia tidak lagi menganggap rumah adalah
tempat ia tinggal sebelumnya, akan tetapi ia harus memberikan penafsiran dan
pemaknaan baru terhadap tempat ia berdomisili sekarang, yaitu tempat yang
menjadi tujuan migrasinya.
❽ terjadinya
alienasi, yaitu tercerabutnya kaum migran dan pendatang dari akar
sosial-budayanya : seorang migran mengalami keterasingan dengan lingkungan baru
disebabkan di lingkungan baru tersebut ia terpisah dengan lingkungan sosial
yang selama ini melingkupinya. Ia harus tinggal jauh dari keluarganya, dari
teman-temannya dan ia merasakan dirinya sebagai orang asing. Oleh karena itu,
untuk melepaskan dari keterasingannya seorang migran umumnya dapat melakukan
dua hal ;
Pertama ; ia beradaptasi dengan lingkuan yang baru
dengan melakukan asimilasi dengan kehidupan sosial dan kultural setempat.
Sebagai konsekuensinya adalah ia harus meninggalkan segala atribut sosial
kultural miliknya dan untuk kemudian mengadopsi atribut sosial budaya
masyarakat baru dimana ia berinteraksi.
Kedua : ia dapat membentuk jaringan dengan para migran yang berasal dari
daerah yang sama. Konsekuensinya adalah akan terbentuk gemeinschaft baru di
daerah yang baru tersebut. Konsekuensi kedua adalah terdapat jarak sosial
antara migran sebagai pendatang dengan penduduk setempat, dan hal ini memiliki
potensi konflik komunal apabila hubungan kedua kelompok tersebut—pendatang dan
penduduk asli—terlibat persaingan memperebutkan sumber daya.
❾ berkembangnya
masyarakat majemuk/heterogen : migrasi penduduk telah mengakibatkan terjadinya
perubahan struktural masyarakat. Masyarakat berkembang menjadi heterogen atau
majemuk yang terdiri dari berbagai macam unsur yang berbeda-beda.
❿ munculnya
identitas ganda akibat amalgamasi ; proses sosial yang dikenal dengan
amalgamasi atau perkawinan campuran ini akan memunculkan individu-individu yang
memiliki identitas ganda. Seorang anak yang lahir dari kedua orangtua yang
berbeda etnis atau ras maka ia memiliki kecenderungan akan mendapatkan identitas
ganda. Ia akan berafiiasi dan mengidentikkan dirinya dengan kebudayaan kedua
orang tuanya.
⓫ terjadinya
proses pendefinisian ulang seseorang dalam kelompok ; Migrasi telah
mengakibatkan seseorang meredefinisi ulang konsep ingrup dan outgrup yang
selama ini ia pahami. Keberadaannya sebagai anggota masyarakat yang baru
setelah ia melakukan migrasi mau tidak mau harus diikuti dengan sebuah proses
keterlibatannya dalam masyarakat tersebut. Masyarakat baru tempat ia berada
sekarang kemudian dapat dikonstruksi sebagai kelompok ingrup yang baru.
⓬ terjadinya
sejumlah proses sosial seperti ; asimilasi, akulturasi, persaingan dan konflik
; dampak dari migrasi dapat menghasilkan proses sosial yang asosiatif dan
disosiatif sebagai berikut :
proses asosiatif akibat migrasi :
☻ terjadi kerjasama antara
pendatang dan penduduk asli
☻terjadi asimilasi dan akulturasi
dengan penduduk asli
☻penduduk menerima unsur-unsur
kebudayaan yang dibawa oleh para pendatang dan unsur-unsur budaya baru tersebut
dianggap menguntungkan bagi penduduk setempat. Misalnya masyarakat Dayak
menerima sistem pertanian yang diperkenalkan oleh para transmigran yang berasal
dari Pulau Jawa.
proses sosial yang disosiatif :
♦ terjadi persaingan antara
penduduk lokal dengan pendatang (migran) terkait dengan perebutan sumber daya
♦ terjadi konflik antara penduduk
lokal dengan pendatang (migran)
♦ terjadinya segregasi
sosial-budaya ; segregasi budaya atau pemisahan sosial-budaya ini dapat muncul
dikarenakan oleh sejumlah faktor, baik yang berasal dari pendatang maupun yang
berasal dari penduduk setempat .
❶ faktor
dari penduduk pendatang : para migran dalam hal ini bersikap menutup diri atau mengisolasi diri dari
pergaulan dengan penduduk setempat. Dengan sendirinya hal ini akan
mengakibatkan penduduk setempat juga mengambil jarak dengan pendatang dan
memberikan stereotipe yang negatif terhadap mereka. Pendatang akan mendapatkan
stigma sebagai kelompok yang ‘ekslusif’,’tidak tahu adat”, ‘tidak mau bergaul’
dan lain sebagainya.
❷ faktor
dari penduduk setempat / penduduk lokal : penduduk lokal yang merupakan
kelompok mayoritas memandang kelompok pendatang yang minoritas sebagai ancaman.
Hal itu dapat disebabkan adanya perbedaan pada aspek primordial antara
keduanya, apakah perbedaan itu terkait dengan perbedan ras,etnis maupun agama.
Sebagai
dampaknya, penduduk setempat akan memberikan berbagai stereotipe dan
memunculkan prasangka. Hal ini kemuidan mengakibatkan timbulnya jarak sosial
dna berujung kepada tindakan penduduk setempat melakukan segregasi sosial
dengan pendatang.
♦ berubahnya komposisi penduduk dan
keseimbangan penduduk ; dalam beberapa kasus, perpindahan penduduk secara
besar-besaran ke suatu tempat akan mengakibatkan terjadinya perumahan perimbangan
populasi, dimana masyarakat pendatang akan menjadi kelompok yang mayoritas atau
minimal berjumlah cukup besar.
Hal ini seringkali dianggap oleh penduduk
setempat sebagai ancaman bagi eksistensi mereka, karena penduduk pendatang
dikhawatirkan akan merampas berbagai sumber daya yang selama ini dinikmati oleh
penduduk setempat.
♦ terbentuknya struktur sosial yang
bersifat Konsolidasi atau Interseksi
Konsolidasi adalah tumpang tindih
keanggotaan, di mana keanggotaan seseorang dalam kelaompok etnis/agama tertentu
dilengkapi dengan adanya keanggotaan orang tersebut pada dimensi lainnya. Hal
tersebut mengakibatkan semakin lebarnya jarak sosial dengan kelompok lainnya.
Struktur sosial yang berbentuk konsoludasi ini cenderung berpotensi mendorong
terjadinya konflik sosial. Seperti contoh berikut :
orang suku x
|
agama A
|
profesi : petani
|
penduduk asli
|
orang suku y
|
agama B
|
profesi : pegawai
|
pendatang
|
Sedangkan struktur sosial
interseksi adalah struktur sosial yang ditandai dengan adanya sistem
keanggotaan ganda. Sistem tersebut mengakibatkan adanya loyalitas ganda,
sehingga struktur sosial yang bercorak interseksi tersebut mendorong terjadinya
integrasi sosial. Sebagai contoh dapat dilihat dari keterangan berikut ;
orang dari suku x
|
beragama A
|
profesi sebagai pedagang
|
orang dari suku y
|
♦ munculnya gagasan pribumiisasi
atau nativistik : Keberadaan pendatang disuatu daerah seringkali ditanggapi
oleh penduduk setempat dengan melakukan konsolidasi etnis/ras/agama dengan
menonjolkan ‘keaslian’ identitas.
♦ munculnya kelompok minoritas ;
kedatangan imigran dalam jumlah yang tertentu akan mengakibatkan terbentuknya
masyarakat yang heterogen denga adanya dua kelompok yang terbagi berdasarkan
jumlah dan pengaruh, yaitu antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.
♦ terjadinya konflik antaretnis
seperti :
❶ konflik
antara etnis Dayak dan Madura di kalimantan Tengah
❷ konflik
antara etnis Melayu dan Madura di Kalimantan Barat
❸ konflik
antara etnis Bugis dan Dayak di Kalimantan Timur
❹ konflik
antara etnis Bali dan Lampung di Lampung
❺ konflik
antara etnis Bali dan Lombok di Nusa Tenggara Barat
❻ konflik
antara etnis Ambon dan Buton, Bugis,Makasar di Kota Ambon
❼ konflik
pendatang dan penduduk asli di Papua
❽ konflik
antara etnis dan penduduk asli di Aceh
PERUBAHAN POLA MIGRASI PENDUDUK AKIBAT GLOBALISASI
Globalisasi merupakan sebuah bentuk
perubahan multidimensional yang telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia.
Kemudahan transportasi dan telekomunikasi yang ditimbulkan oleh adanya proses
globalisasi telah mendorong proses migrasi menjadi semakin berkembang dan
dinamis. Berikut ini adalah sejumlah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
globalisasi :
❶
Globalisasi telah mengakibatkan perkembangan yang pesat pada sektor
transportasi. Kemudahan tersebut mengakibatkan faktor jarak menjadi sesuatu
yang bersifat relatif. Situasi tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pola
migrasi dari yang awalnya merupakan migrasi permanen menjadi migrasi yang
besifat sirkuler atau sementara.
Seringkali dijumpai orang-orang di
sejumlah daerah bekerja di sebuah daerah hanya untuk waktu tertentu saja,
misalnya satu tahun atau beberapa tahun saja. Sejanjutnya mereka akan kembali
ke daerah asal atau pindah ke daerah yang lain.
❷ Globalisasi
telah mengakibatkan perubahan pola migrasi dari migrasi yang bersifat internal
atau domestik menjadi migrasi yang bersifat internasional
❸ Globalisasi
telah mengakibatkan migrasi tidak hanya menjadi urusan individu, akan tetapi
juga menjadi urusan dari negara dan Pasar global.
❹ migrasi
tidak hanya dilakukan oleh kelompok ekonomi kelas bawah untuk mencari
penghidupan yang lebih baik, akan tetapi juga dilakukan oleh kelompok ekonomi
menengah dan atas dengan metode dan alasan yang berbeda.
REFERENSI :
Hendro Suroyo Sudagung, Mengurai
Pertikaian Etnis, Migrasi Swakarsa Etnis Madura Ke Kalimantan Barat, Jakarta :
ISAI, 2001
Herlianto, Urbanisasi Dan
Pembangunan Kota, Bandung “ Penerbit Alumni, 1986
Mochtar Naim, Merantau, Pola
Migrasi Suku Minangkabau, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1984
N.Daldjoeni, Seluk Beluk Masyarakat
Kota ; Pusparagam Sosiologi Kota, Bandung : Penerbit Alumni, 1982
Tukiran (ed), Mobilitas Penduduk
Indonesia ; Tinjauan Lintas Disiplin, Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan UGM,
2002
Usman Pelly, Urbanisasi Dan
Adptasi, Peranan Misi Budaya Minangkabau Dan Mandailing, Jakarta : LP3ES,
Komentar
Posting Komentar