TEORI KETERGANTUNGAN (DEPENDENSI)


TEORI KETERGANTUNGAN (DEPENDENSI)


PENGANTAR

Teori Modernisasi, baik yang klasik maupun yang modern melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Adapun teori Dependensi atau teori ketergantungan memiliki posisi sebaliknya. Teori ini lebih menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori Dependensi mewakili “suara negara-negara pinggiran” untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya, dan intelektual dari negara maju.

Walaupun teori Dependensi banyak terinspirasi dari Marxisme ortodok sehingga teori Dependensi atau teori Ketergantungan dapat dikatakan sebagai teori Neo-Marxisme, akan tetapi terdapat sejumlah perbedaan diantara keduanya, sebagai berikut ;


Marxisme ortodok
Neo-Marxisme
melihat imperialisme dari sudut pandang negara-negara utama (core countries), sebagai tahapan lebih lanjut dari perkembangan kapitalisme di Eropa Barat, yakni Kapitalisme monopolistik
melihat imperialisme dari sudut pandang negara-negara pinggiran, dengan menitikberatkan perhatian pada akibat imperialisme pada negara-negara Dunia Ketiga
cenderung berpendapat tentang tetap dan perlu berlakunya dua-tahapan revolusi. Revolusi Borjuis harus terjadi lebih dahulu sebelum revolusi sosialis. Marxisme Ortodoks percaya, bahwa revolusi progresif akan terus melaksanakan revolusi borjuis yang tengah berlangsung di negara Dunia Ketiga, dan ini merupakan kondisi awal yang diperlukan untuk terciptanya revolusi sosialis dikemudian hari
percaya bahwa negara Dunia Ketiga telah matang untuk melakukan revolusi sosialis. Neo Marxisme berharap revolusi sosialis itu “di sini” dna sekarang. Neo Marxisme melihat kaum borjuis, yang merupakan ciptaan dan sekaligus alat dari imperilisme, tidak akan mampu melaksanakan tugasnya untuk menjadi pembebas kaum proletar dari ikatan dan eksploitasi kekuatan alat-alat produksi
Marxisme ortodoks meyakini bahwa revolusi itu dilakukan oleh kaum proletar industri di perkotaan
Neo Marxisme lebih tertarik pada arah revolusi Cina dan Kuba. Mereka berharap pada kekuatan revolusioner potensial dari para petani di pedesaan dan perang gerilya tentara rakyat



ASUMSI DASAR TEORI KETERGANTUNGAN

ketergantungan dilihat sebagai suatu gejala yang sangat umum, berlaku bagi seluruh negara Dunia Ketiga.

Ketergantungan dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh “faktor luar’  seperti warisan kolonial dan sistem pembagian kerja internasional

permasalahan ketergantungan lebih dilihatnya sebagai masalah ekonomi, yang terjadi akibat mengalirnya surplus ekonomi dari negara Dunia Ketiga ke negara maju.

situasi keterbelakangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses polarisasi regional ekonomi global

keadaan tergantung dilihat sebagai suatu hal yang mutlak bertolakbelakang dengan pembangunan.

semakin erat terkait dengan negara maju, maka semakin memperburuk situasi ketergantungan dan keterbelakangan negara pinggiran


TEORI KETERGANTUNGAN ANDRE GUNNER FRANK

☻menganggap bahwa sebagian besar kategori teoritis dan implikasi kebijakkan pembangunan yang ditemukan di dalam teori Modernisasi merupakan hasil sulingan dan saringan pengalaman kesejarahan negara kapitalis maju di Eropa Barat dan Amerika Utara.

☻eori modernisasi dianggap tidak mampu memberikan petunjuk untuk memahami masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh negara-negara Dunia Ketiga.

☻Frank menganggap negara Dunia Ketiga tidak akan dapat dan tidak perlu mengikuti arah pembangunan negara-negara Barat, karena mereka memiliki pengalaman kesejarahan yang berbeda, yang negara-negara Barat tidak pernah mengalaminya seperti kolonialisme.

☻menurut Frank, bukan feodalisme dan tradisionalisme yang menjadikan negara Dunia Ketiga mengalami keterbelakangan.

☻Frank menganggap kolonialisme dan dominasi asing yang mengakibatkan pembalikan sejarah dari perkembangan negara-negara maju di Dunia Ketiga dan memaksanya untuk mengikuti arah perkembangan keterbelakangan ekonomi.

☻keterbelakangan bukanlah sesuatu yang alamiah, akan tetapi merupakan suatu ciptaan dari sejarah dominasi kolonial yang panjang yang dialami oleh negara Dunia Ketiga.

☻keterbelakangan juga bukan merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya kekurangan modal

☻keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, politik, dan sosial yang terjadi sebagai akibat dari globalisasi dan sistem kapitalisme global

☻hubungan antara negara pinggiran dan negara pusat pasti menghasilkan pembangunan ketertinggalan ( the development of underdevelopment)

☻agar negara pinggiran dapat lepas dari keterbelakangannya, maka negara tersebut harus memutuskan hubungannya dengan negara-negara pusat


TEORI KETERGANTUNGAN THEODOSIOS DOS SANTOS

♦ hubungan dua negara atau lebih mengandung bentuk ketergantungan jika beberapa negara dominan yang berkembang dan memiliki otonomi dalam pembangunannya, sementara negara lainnya (yang tergantung) dapat melakukan hal serupa hanya sekedar merupakan refleksi perkembangan negara dominan

♦ hubungan antara negara dominan (dominant countries) dengan negara tergantung (dependent countries) merupakan hubungan yang tidak sederajat (setara), karena pembangunan di negara dominan terjadi atas biaya yang dibebankan pada negara terantung

♦ hubungan ketergantungan tersebut dilakukan melalui kegiatan pasar yang monopolistik dalam hubungan perdagangan internasional, hubungan hutang-piutang, dan ekspor modal dalam hubungan perdagangan modal, surplus ekonomi yang dihasilkan di negara tergantung, mengalir dan berpindah ke negara dominan.

♦ bagi negara tergantung, perpindahan suplus ekonomi ini menyebabkan tidak dapat berkembangnya pasar dalam negeri, menghambat kemampuan teknik dan memperlemah keandalan budayanya.

♦ ketergantungan negara Dunia Ketiga antara lain berupa ketergantungan kolonial dan ketergantungan industri keuangan serta ketergantungan teknologi industri.

ketergantungan menurut Dos Santos dibedakan ke dalam tiga bentuk :

ketergantungan kolonial : yang ditandai oleh adanya dominasi politik dalam bentuk penguasaan kolonial atau penjajahan yang dilakukan oleh negara pusat terhadap negara pinggiran.

ketergantungan finansial-industrial : dalam bentuk ini, secara nominal negara pinggiran tetap merdeka, akan tetapi dalam kenyataannya mereka masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan finansial dan industrial dari negara-negara pusat, sehingga praktis,  ekonomi negara pinggiran merupakan satelit dari negara pusat.Negara-negara pinggiran masih melakukan ekspor bahan mentah kepada negara-negara pusat.

ketergantungan teknologis-industrial : Negara pinggiran tidak lagi mengekspor bahan mentah kepada negara pusat, akan tetapi keterbelakangan disebabkan karena adanya perusahaan-perusahaan multinasional dari negara pusat yang menanamkan modalnya dalam kegiatan industri yang produknya ditujukan kepada pasar dalam negeri dari negara-negara pinggiran.


 TEORI KETERGANTUNGAN SAMIR AMIN

Teori ketergantungan Samir Amin dikenal dengan nama Teori Peralihan Kapitalisme

menurut Amin, peralihan kapitalisme pinggiran secara mendasar dengan peralihan kapitalisme pusat (utama)

kapitalisme pinggiran dicirikan oleh tanda-tanda ekstraversi, yakni distorsi atas kegiatan-kegiatan usaha yang mengarah pada upaya ekspor


IMPLIKASI KEBIJAKKAN TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK

■ teori ketergantungan menghendaki untuk adanya peninjauan kembali pengertian ‘pembangunan”. Pembangunan tidak harus dan tidak tepat untuk diartikan sebagai sekedar proses industrialisasi, peningkatan keluaran (output), dan peningkatan produktivitas

 bagi teori ketergantungan, pembangunan lebih tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup bagi setiap penduduk di negara Dunia Ketiga, dengan kata lain, pembangunan tidak sekedar pelaksanaan program yang melayani kepentingan elit dan penduduk perkotaan, akan tetapi lebih merupakan program yang dilaksanakan untuk mememnuhi kebutuhan dasar penduduk pedesaan, para pencari kerja, dan sebagian besar kelas sosial lain yang dalam posisi memerlukan bantuan.

 teori ketergantungan menganjurkan agar negara pinggiran memotong hubungan dan keterkaitannya dengan negara-negara sentral

 teori ketergantungan menganjurkan agar negara Dunia Ketiga menjalankan model pembangunan ‘Berdiri di atas kaki sendiri” untuk melaksanakan dan mencapai pembangunan yang otonom dan bebas dari ketergantungan.

 teori ketergantungan berpendapat perlunya revolusi sosialis untuk mengakhiri kekuasaan para elit yang menolak adanya pemutusan hubungan dengan negara-negara sentral.


KRITIK TERHADAP TEORI KETERGANTUNGAN

kritik yang berkaitan dengan metode pengkajian :

♦ teori ketergantungan dianggap sekedar merupakan alat propaganda politik dari ideologi revolusioner Marxisme

 teori ketergantungan dianggap bukan merupakan karya ilmiah dan tidka mampu bertarung dalam kajian ilmiah

♦ teori ketergantungan tidak lebih dari sekedar retorika politik

 teori ketergantungan dinilai sebagai teori yang terlalu abstrak

 teori ketergantungan dinilai terlalu bersifat deduktif dan simplistis

kritik yang berkaitan dengan kategori teoritis :

→teori ketergantungan dianggap secara berlebihan menekankan pada pentingnya faktor eksternal dan mengabaikan faktor internal seperti peranan kelas sosial dan negara

→teori ketergantungan sering dikatakan telah memberikan gambaran yang kurang tepat mengenai karateristik negara Dunia Ketiga. Negara Dunia Ketiga dianggap sebagai negara pinggiran yang pasif, yang hanya memiliki ruang gerak yang sempit untuk terciptanya dinamika politik.

Kritik yang terkait dengan implikasi kebijakkan :

♣ ketergantungan dan pembangunan dapat saja mewujud secara bersamaan

♣ situasi ketergantungan tidak selalu harus membawa keterbelakangan

♣ rumusan kebijakkan yang diajukan oleh teori ketergantungan tidak jelas. Rumusan tersebut tidak menjelaskan secara detil dan jelas tentang bagaimana negara Dunia Ketiga harus bertindak

♣ menghilangkan imperialisme tidak secara otomatis mendatangkan kesejahteraan sebagaimana revolusi sosialis juga tidak serta merta menghilangkan eksploitasi dan penindasan serta keterbelakangan.


PERSAMAAN ANTARA TEORI MODERNISASI KLASIK DAN TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK

ELEMEN PERBANDINGAN
TEORI MODERNISASI KLASIK
TEORI MODERNISASI KLASIK
fokus perhatian
pembangunan dunia ketiga
pembangunan dunia ketiga
metode
sangat abstrak ; perumusan model-model
pembangunan dunia ketiga
Dwi-kutub struktur teori
dikotomi antara tradisional dan modern
dikotomi antara sentral (metropolis) dan pinggiran (satelit)


PERBEDAAN ANTARA TEORI MODERNISASI KLASIK DAN TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK


ELEMEN PERBANDINGAN
TEORI MODERNISASI KLASIK
TEORI MODERNISASI KLASIK
warisan teoritis
teori evolusi dan fungsionalisme
teori Marxisme klasik/ortodoks
sebab keterbelakangan
faktor internal ; tradisi dan etos kerja serta korupsi
faktor eksternal : warisan kolonial, sistem pembagian kerja internasional, hutang, investasi asing
hubungan internasional
saling menguntungkan
pola hubungan yang timpang dengan adanya eksploitasi terhadap  negara pinggiran
,masa depan negara berkembang
optimis, dengan mengikuti pola pembangunan negara-negara maju
pesimis
kebijakkan pembangunan
lebih mendekatkan keterkaitan dengan negara maju
mengurangi keterkaitan dengan negara sentral dan melakukan revolusi sosialis
Diolah dari Suwarsono, 1991



TEORI KETERGANTUNGAN BARU

Tidak seperti teori ketergantungan klasik, teori ketergantungan Baru menggunakan metode historis-struktural sebagai metode kajiannya

istilah ‘ketergantungan’ bukan dianggap sebagai teori yang selalu dapat digunakan untuk menjelaskan pola keterbelakangan, akan tetapi sebagai metode untuk menganalisis situasi konkret negara Dunia Ketiga.

Teori ketergantungan Baru juga memberikan perhatiannya pada faktor internal

berbeda dengan teori ketergantungan klasik yang lebih banyak memfokuskan perhatiannya pada dimensi ekonomi dalam persoalan ketergantungan, teori ketergantungan Baru lebih tertarik untuk melihat aspek sosial-politik dari ketergantungan, khususnya analisa perjuanan kelas dan konflik kelompok dan pergerakan politik

tidak seperti teori ketregantungan klasik yang selalu menekankan adanya kepastian ketergantungan struktural, teori ketergantungan baru melihat ketergantungan sebagai proses yang memiliki berbagai kemungkinan akhir yang terbuka. Teori ketergantungan baru melihat adanya kemungkinan peluang untuk mencapai suatu situasi pembangunan yang bergantung.

teori ketergantungan baru tidak lagi menganggap situasi ketergantungan sebagai suatu situasi yang berlaku umum dan memiliki karateristik yang serupa tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Ketergantungan lebih dikonsepsikan sebagai suatu situasi yang memiliki batas ruang dan waktu yang karenanya selalu memiliki ciri yang unik.

ketergantungan merupakan situasi yang memiliki kesejarahan yang spesifik

teori ketergantungan baru tidak melihat negara Dunia Ketiga hanya sebagai objek semata yang bergantung kepada kekuatan asing, akan tetapi negara Dunia Ketiga juga sebagai aktor yang aktif yang secara cerdik berupaya untuk bekerjasama dengan modal domestik dan modal internasional.


PERBANDINGAN ANTARA TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK DAN TEORI KETERGANTUNGAN BARU

PERSAMAAN ANTARA TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK DAN TEORI KETERGANTUNGAN BARU


TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK
TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK
POKOK PERHATIAN
negara Dunia Ketiga
LEVEL ANALISA
nasional
KONSEP POKOK
sentral-pinggiran, Ketergantungan
IMPLIKASI KEBIJAKKAN
ketregantungan bertolak belakang dengan pembangunan


PERBEDAAN ANTARA TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK DAN TEORI KETERGANTUNGAN BARU


TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK
TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK
METODE
abstrak : pola umum ketergantungan
historis-struktural sitausi konkrit ketergantungan
FAKTOR POKOK
eksternal : kolonialisme dan ketidakseimbangan nilai tukar
internal : negara dan konflik kelas
CIRI KETERGANTUNGAN
fenomena ekonomis
fenomena sosial-politik
PEMBANGUNAN DAN KETERGANTUNGAN
bertolak belakang : hanya menuju pada keterbelakangan
koeksistensi : pembangunan yang bergantung
Diolah dari Suwarsono, 1991



KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI KETERGANTUNGAN

KEKUATAN TEORI KETERGANTUNGAN

KELEMAHAN TEORI KETERGANTUNGAN

menekankan pada aspek internasional dan pembangunan nasional di negara-negara Amerika Latin yang kurang diperhatikan oleh teori sebelumnya
hanya menyalahkan kapitalisme sebagai penyebab ketergantungan, tanpa mempersoalkan perbedaan-perbedaan kekayaan dan kekuasaan pada sistem ekonomi yang lain
mempersoalkan akibat dari politik luar negeri dari negara-negara industri terhadap negara-negara pinggiran
konsep-konsep inti dalam teori ketergantungan kurang didefinisikan secara jelas
menekankan kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional
pada kenyataannya, tidak semua negara tergantung, juga tidak sepenuhnya otonom
mengaitkan analisis ekonomi dengan analisis politik dalam sebuah pendekatan baru
sulit untuk mengukur derajat ketergantungan
membahas hubungan antar-kelas yang ada di dalam negeri maupun hubungan kelas antar-negara dalam konteks internasional
pada kenyatannya, ketergantungan tidak selalu dimaknai secara negatif
memberikan kritik yang baik terhadap defenisi yang ada tentang pembangunan ekonomi
otonomi pada kenyataannya juga tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang pasti selalu baik

kurang membahas aspek pskologis  dari ketergantungan. Walaupun secara ekonomis, suatu negara dapat dikatakan kuat, akan tetapi bisa saja secara psikologis merasa tergantung

selalu menganggap hubungan antara negara pusat dan pinggiran berada pada situasi zero-sum game

konsep-konsep penting dalam teori ketergantungan sulit diuji kebenarannya

teori ketergantungan terlalu meremehkan kebebasan bertindak dari para aktor politik di negara-negara yang dikaji

teori ketergantungan kurang menganalisa akibat-akibat dari ketergantungan secara rinci dan tajam
Budiman, 1995






REFERENSI :

Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta : Gramedia, 1995

Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002

Suwarsono, Perubahan Sosial Dan Pembangunan Di Indonesia, Jakarta : LP3ES, 1991

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN ORDE BARU

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN