MASYARAKAT MAYA / CYBER COMMUNITY SEBAGAI KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT DI ERA DIGITAL
MASYARAKAT MAYA / CYBER COMMUNITY SEBAGAI
KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT DI ERA DIGITAL
PENGANTAR
Modernisasi dan globalisasi yang
berkembang pesat dewasa ini telah menimbulkan pengaruh yang sangat luas pada
seluruh aspek kehidupan. Dapat dikatakan tidak ada aspek kehidupan sosial yang
tidak tersentuh oleh modernisasi dan globalisasi. Salah satu pengaruh yang
ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi adalah terbentuknya jenis
masyarakat baru yang dikenal dengan masyarakat maya/masyarakat virtual (cyber
community).
Masyarakat maya merupakan
masyarakat yang dikonstruksi oleh perangkat modernisasi dan globalisasi berupa
sistem teknologi/informasi. Masyarakat maya merupakan bentuk masyarakat
baru yang belum pernah ada pada masa sebelumnya terutama pada era pra industri.
Ilmu pengetahuan khususnya
sosiologi klasik mendapatkan kesulitan untuk memberikan eksplanasi terkait
dengan masyarakat maya ini dikarenakan mayarakat maya ini merupakan bentuk
masyarakat baru sedangkan disisi lain sosiologi klasik memiliki keterbatasan
metodologis untuk menjelaskan struktur dan kultur masyarakat maya tersebut.
Sosiologi klasik seperti Emile
Durkheim dan Ferdinand Toennies misalnya memiliki konsep tentang
masyarakat tradisional (masyarakat mekanik/Gemeinschaft) dan masyarakat modern
(masyarakat organik/Gesellschaft) dengan ciri dikotomi-binernya.
Analisa mengenai masyarakat maya
lebih banyak dilakukan oleh para sosiolog postmodernisme diantaranya Manuel
Castells. Menurut Manuel Castells munculnya masyarakat maya atau masyarakat
jejaring berasal dari konvergensi sejarah tiga proses yang bersifat independen,
yaitu :
❶ Revolusi teknologi
informasi yang dibentuk sebagai paradigma tahun 1920-an
❷ Restrukturisasi
kapitalisme dan statisme tahun 1980-an
❸ Gerakan
sosial budaya tahun 1960-an dan kemudian tahun 1970-an, khususnya gerakan
feminisme dan ekologisme
Dalam analisisnya, Castells
manyatakan bahwa ketiga proses independen ini bukan saja menyebabkan terjadinya
perubahan sosial yang makin masif di bidang informasi, melainkan juga berbagai
konsekuensi yang berdampak pada seluruh sendi kehidupan masyarakat dan
aktivitas ekonomi. (Sugihartati, 2014)
MASYARAKAT MAYA (VIRTUAL) SEBAGAI MASYARAKAT POST MODERN
Masyarakat (community) adalah
sekelompok orang yang menempati sebuah wilayah atau teritorial tertentu, yang
hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan
aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat,
memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat
tersebut serta relatif menghidupi dirinya sendiri.
Ketika penemuan teknologi informasi
mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam skala yang masif, maka teknologi
tersebut telah mengubah bentuk masyarakat manusia, dari sebuah dunia lokal
menjadi masyarakat dunia global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap
perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan
begitu besar memengaruhi peradaban umat manusia.
Perkembangan teknologi informasi
tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu
mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat sehingga tanpa
disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu
kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity). (
Bungin, 2013)
Pada awalnya, masyarakat maya
adalah sebuah fantasi manusia tentang dunia lain yang lebih maju dari dunia
saat ini. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai,
citra dan makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia
terhadap kekuasaan materi dan alam semesta. Namun ketika teknologi manusia
mampu mengungkapkan pengetahuan itu, maka manusia mampu menciptakan ruang
kehidupan baru bagi manusia di dalam dunia hiper-realitas itu.
Di era masyarakat pasca industri,
realitas sosial boleh dikatakan telah mati untuk kemudian diambilalih oleh
realitas yang besifat virtual, yakni realitas cyberspace. Dunia baru yang
dimediasi oleh hadirnya teknologi informasi yang makin maju dan supercanggih
telah melahirkan hal-hal yang serba virtual (virtual community).
Sebagai hasil ciptaan manusia, maka
masyarakat maya menggunakan seluruh metode kehidupan masyarakat nyata sebagai
model yang dikembangkan di dalam segi-segi kehidupan maya. Seperti membangun
interaksi sosial dan kehidupan kelompok, membangun stratifikasi sosial,
membangun kebudayaan, membangun pranata sosial, membangun kekuasaan, wewenang,
dan kepemimpinan, membangun sistem kejahatan dan kontrol-kontrol sosial dan
lain sebagainya.
Masyarakat maya membangun dirinya
dengan sepenuhnya mengandalkan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan
kelompok (jaringan) intra dan antarsesama anggota masyarakat maya. Konstruksi
masyarakat maya pada mulanya berkembang dari sistem intra dan antarjaringan
yang berkembang menggunakan sistem yang membentuk sebuah jaringan masyarakat
yang luas.
Proses sosial dan interaksi sosial
dalam masyarakat maya ada yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat
menetap dalam waktu yang relatif lama atau bahkan menetap selama-lamanya. Sifat
proses sosial dan interaksi sosial ini ditentukan oleh kepentingan mereka dalam
dunia maya. Interaksi sosial sementara terjadi pada anggota masyarakat yang
sepintas lalu ingin “jalan-jalan” dan hanya bermain di dunia maya melalui browsing dan chatting, atau search,
kemudian meninggalkannya.
Adapula interaksi sosial dan
kehidupan kelompok yang berlangsung lama sesama anggota masyarakat maya
lainnya. Mereka ini para pengguna internet (netter) yang setiap saat berada
dalam masyarakat maya. Mereka bergaul, menyapa, bercinta, berbisnis, belajar, bahkan
mencuri dan lain sebagainya, namun mereka tidak menetap di sana karena tidak
memiliki rumah sebagai alamat mereka.
CIRI DAN KARATERISTIK MASYARAKAT MAYA
Masyarakat Maya terbentuk antara
lain melalui perkembangan teknologi informasi yang sangat masif yang
memungkinkan terjadinya difusi budaya antarindividu, antar kelompok bahkan
antarbangsa di dunia.
Walaupun demikian, masyarakat maya
sejatinya adalah imitasi/tiruan dari masyarakat nyata. Maksudnya struktur dan
kultur serta pola hubungan sosial dan proses sosial yang terjadi pada
masyarakat nyata sesungguhnya terjadi juga dalam masyarakat maya.
Masyarakat maya antara lain memiliki ciri sebagai berikut ;
♦ pola interaksi sosial melalui
media jaringan
♦ pola hubungan bersifat sekunder
♦ relasi sosial bercorak impersonal
♦ hubungan dan interaksi sosial
atas dasar kepentingan/utilitas
♦ memiliki sifat Crowd atau
kerumunan
♦ keberadaan individu kurang
diperhatikan
Adapun karateristik masyarakat maya digambarkan sebagai berikut ;
❶ memiliki sistem
nilai tertentu
❷ memiliki
norma yang mengatur hubungan antarindividu/kelompok
❸ terdapat
penyimpangan sosial (cyber crime) diantaranya ;
√ pencurian informasi
√ penyebaran informasi palsu (
hoax)
√ ujaran kebencian
√ pornografi
√ pedofilia dan kejahatan seksual
lainnya
√ prostitusi online
√ perbuatan makar
√ penipuan,pencurian, dan lain-lain
❹ memiliki
sistem pengendalian sosial ; kontrol sosial dalam masyarakat maya antara lain
berupa login,password,PIN Number dan
Undang-Undang ITE
❺ memiliki sistem
stratifikasi sosial yang didasarkan atas kunjungan/ iklan,banyaknya follower,popularitas dan kepemilikan
jaringan
❻ terdapat
pola interaksi sosial ; diantaranya terdapat kontak dan komunikasi,berbentuk
asosiatif atau disosiatif, durasi interaksi dapat singkat
(browsing,chatting,search) atau jangka panjang, interaksi tatap muka atau
tidak.
❼ memiliki
sistem pranata
Masyarakat maya memiliki sistem
pranata dan kontrol sosial yang dibangun bersama atau dibangun sebagai sistem
proteksi dini. Pranata yang ada dalam dunia maya antara lain :
→ pranata politik : e-Goverment
→ pranata
birokrasi : e-Office, e-fax, e-file
→ pranata ekonomi : e-Commerce,
e money, e-market, e-advertising, e-banking
→ pranata sosial : e-conference,
e-mail
→ pranata pendidikan : e-Learning
, e-Book
→ pranata hiburan : e-Sport,
game online
→ pranata kesehatan/medis :
diagnosa penyakit online dan pelayanan kesehatan online
→ pranata
agama : religious online
→ pranata
hukum : cyberlaw
→ pranata
transportasi : transportasi online, e-toll
PERUBAHAN KONSEP IDENTITAS DALAM
MASYARAKAT MAYA
Masyarakat maya juga telah
menimbulkan perubahan konsep identitas. Konsep identitas dalam masyarakat maya
berbeda dengan konsep identitas dalam masyarakat nyata. Seperti yang
dikatakan Piliang (2004), dalam masyarakat maya identitas ditandai oleh tiga
hal ;
√ pada tingkat individu ;
Cyberspace telah menciptakan
perubahan mendasar tentang pemahaman kita tentang identitas. Setiap individu
dalam dunia virtual dapat membelah dirinya menjadi pribadi yang tidak terhingga
banyaknya, sehingga menjadi permainan identitas, identitas baru, identitas
palsu, identitas ganda, yang bisa saja sama atau berbeda denagn identitas
sosial di dunia nyata.
√ pada tingkat antar-individu ;
kehadiran Cyberspace telah
melahirkan semacam deteritorialisasi sosial, artinya interaksi yang
dilakukan oleh individu dalam dunia maya tidak berada dalam ruang teritorial
yang nyata, tetapi dalam suatu halusinasi teritorial. Seorang individu dapat
saja merasa akrab dengan orang lain yang belum pernah dilihatnya di dunia
nyata.
√ pada tingkat masyarakat/sosial ;
Dalam masyarakat maya terdapat
semacam demokrasi radikal yang di dalamnya ide, gagasan, ekspresi, hasrat, keinginan,
tuntutan, kritik, usulan dan segala bentuk tindakan sosial yang datang dalam
masyarakat sipil tidak ada yang mengatur, mengontrol dan memberikan penilaian.
KELOMPOK SOSIAL MAYA
Komunitas maya memiliki kehidupan
kelompok yang rumit. Umumnya kelompok ini dibangun berdasarkan pada hubungan-hubungan
yang bersifat sekunder, sehingga pengelompokkan mereka didasarkan pada
kegemaran dan kebutuhan anggota masyarakat terhadap kelompok tersebut.
Pada dasarnya terdapat dua model keanggotaan dalam kelompok maya,
yaitu :
● kelompok intra :
Kelompok intra adalah keanggotaan
seseorang dalam unit-unit kelompok intra yang berpusat pada server tertentu yang sifatnya menyerupai
serumpun anggota dalam suatu institusi tertentu. Kelompok intra biasanya
disebut dengan intranet, di mana secara otonom mengatur diri mereka sendiri,
memiliki aturan-aturan yang disepakati secara intern, memiliki bahasa-bahasa
sapaan yang dikenal sendiri dan memiliki kemampuan untuk proteksi sendiri
seluruh kepentingan, kebutuhan, dan aturan-aturan yang mereka kehendaki
● kelompok inter :
sistem sosial ini dapat berhubungan
dan berkoneksi dengan sistem sosial yang sama di tempat lain. Sambungan server to server melalui sistem internet
(menggunakan teknologi satelit) itulah yang disebut dengan internet. Jadi
sesungguhnya kehidupan sosial dalam dunia maya bermula antara lain melalui
konektivitas server to server ini
melalui satelit.
Dalam sistem internet, kelompok
terbesar dalam masyarakat maya adalah kelompok yang keanggotaannya didasarkan
pada kebutuhan layanan tuan rumah (website) terhadap tamu yang terdiri dari dua
keanggotaan, yaitu pertama ; keanggotaan yang bersifat free (bebas biaya) seperti keanggotaan dalam pelayanan email, chatting dan beberapa website tertentu, serta kedua ;
keanggotaan tetap berdasarkan pada status member
pada provider atau website tertentu.
KEBUDAYAAN MASYARAKAT MAYA
Kluckhohn dalam karyanya Universal
Categories of Culture menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat
universal. Setiap masyarakat baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern
memiliki ketujuh unsur kebudayaan tersebut. Masyarakat maya juga memiliki tujuh
unsur kebudayaan universal itu dengan kekhasannya masing-masing sebagai berikut
:
❶ Peralatan :
perlengkapan hidup masyarakat maya
adalah teknologi informasi yang umumnya dikenal dengan mesin komputer dan
mesin-mesin (media) elektronika lainnya
❷ Mata pencaharian :
masyarakat maya memiliki sistem mata
pencaharian yang sangat menonjol dan spesifik dalam bentuk menjual jasa dengan
sistem ekonomi subsitusi. Melalui penggunaan media internet banyak orang dapat
melakukan kegiatan jual beli secara online,
termasuk menjalani sejumlah profesi yang terkait seperti menjadi blogger, Youtuber, dan lain sebagainya.
❸ Sistem kemasyarakatan :
sistem kemasyarakatan yang
dikembangkan oleh masyarakat maya adalah dalam bentuk sistem kelompok jaringan,
baik intra maupun antarjaringan yang ada dalam masyarakat maya. Untuk itu
mereka memiliki provider, pemilik website, pemilik produk dan jasa yang ditawarkan
dan lain sebagainya.
❹ Bahasa :
Bahasa yang digunakan dalam dunia
maya biasanya adalah bahasa Inggris yang selama ini sudah menjadi lingua franca di masyarakat nyata.
Selain itu ada juga bahasa-bahasa slang yang digunakan dalam berkomunikasi di dunia maya.
Bahasa-bahasa atau istilah tersebut seringkali cepat tersebar atau viral di
media sosial.
❺ Kesenian :
Kesenian dalam masyarakat maya
sudah mengalami simulasi dan pencitraan tertentu dan diberikan pemaknaan
tertentu pula.
❻ Sistem pengetahuan :
Sistem pengetahuan yang ada dalam
masyarakat maya selalu disebarkan kepada sesama anggota lainnya. Pengetahuan
yang ada dalam dunia maya sangat sulit dibedakan antara pengetahuan yang valid
dan terpercaya dengan pengetahuan yang imajiner atau hoax.
❼ Sistem kepercayaan :
masyarakat maya memiliki
kepercayaan bahwa segala sesuatu yang selama ini menjadi misteri dalam dunia
maya akan dapat dipecahkan
REFERENSI :
Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi,
Jakarta : Kencana, 2013
Burhan Bungin, Pornomedia,
Konstruksi sosial teknologi telematika dan perayaan seks di media massa
Rahma Sugihartati, Perkembangan
masyarakat informasi dan teori sosial kontemporer, Jakarta : Kencana, 2014
Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia Yang Dilipat, Realitas
Kebudayaan Menjelang Milenium Ketiga Dan Matinya Posmodernisme, Bandung :
Mizan, 1998
Komentar
Posting Komentar