KERAJAAN TARUMANEGARA


KERAJAAN TARUMANEGARA

PENGANTAR

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan  yang berdiri sekitar 400-500 Masehi di Jawa Barat. Menurut Ayathorohedi, Kerajaan Tarumanegara merupakan kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara yang telah berdiri selama 230 tahun lamanya (130-363 M) yang kemudian berubah namanya menjadi Tarumanegara pada masa pemerintahan Raja Dewawarman VIII.

Sebelum Kerajaan Tarumanegarapun sudah berdiri sejumlah kerajaan. Menurut Slamet Mulyana, kerajaan-kerajaan yang berdiri sebelum Kerajaan Tarumanegara adalah :

√ Kerajaan Aruteun atau Holotan yang letaknya pada Ciaruteun. Kerajaan ini berdiri pada abad V Masehi dan sempat mengirim utusan ke Tiongkok ebanyak empat kali, yaitu pada 430,433,434, dan 452 Masehi

√ Kerajaan Tulangbawang atau nama Tiongkoknya adalah Kuntala atau Kandali yang berdiri antara tahun 454 sampai 464 Masehi di Pantai Timur Lampung di muara Sungai Tulangbawang.

√ Kerajaan Argabinta di kawasan Cianjur Selatan

√ kerajaan Jayainghapura di daerah Jasinga, Bogor Barat

√ Kerajaan Hujung Kulon


LETAK DAN WILAYAH KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat.

Berdasarkan sumber informasi yang ada wilayah Kerajaan Tarumanegara antara lain meliputi :

→ D.K.I.Jakarta sekarang
→ Bekasi
→ Banten
→ Bogor

SUMBER INFORMASI

Keberadan Kerajaan Tarumanegara diinformasikan melalui penemuan sejumlah prasasti yang ditulis dengan menggunakan tulisan Pallawa dan bahasa Sansekerta,  yaitu :

Prasasti Tugu di Cilincing, Jakarta
Prasasti Kebon Kopi di Bogor
Prasasti Warung Jambu di Bogor
Prasasti Pasir Awi di Bogor
Prasasti Lebak di Banten
Prasasti Muara Cianten di Bogor
Prasasti Ciaruton di Bogor

Selain itu juga terdapat informasi mengenai Kerajaan Tarumanegara dan masyarakatnya, 
yaitu informasi berikut :

● Catatan Fa Hsien tahun 414
● Berita Dinasti Soui
● Berita Dinasti T`ang


KEHIDUPAN EKONOMI

Masyarakat Tarumanegara mengembangkan kegiatan perekonomian sebagai berikut :

→ perburuan : hal ini diketahui dari adanya cula badak dan gading gajah yang diperdagangkan

→ perikanan : masyarakat Tarumanegara melakukan kegiatan perikanan khususnya penyu. Kulit penyu kemudian dijual kepada saudagar-saudagar Cina ynag ternyata sangat menggemari komoditi tersebut

→ pertambangan : hal ini diketahui dari adanya kegiatan pertambangan emas dan perak. Kedua barang tambang tersebut kemudian diperdagangkan

→ pelayaran : masyarakat Tarumanegara melakukan kegiatan pelayaran dalam rangka mendukung kegiatan perdagangan

→ perdagangan : kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat Tarumanegara terutama dilakukan dengan para pedagang dari Cina. Kegiatan pelayaran dimungkinkan karena wilayah geografis Kerajaan Tarumanegara yang dapat dikatakan berada pada posisi yang strategis pada jalur pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.

→ Pertanian : kegiatan pertanian diketahui dari informasi yang diberikan oleh Prasasti Tugu yang meliputi kegiatan penanaman tanaman pangan terutama beras

→ peternakan : kegiatan pertenakan yang dilakukan oleh masyarakat Tarumanegara antara lain peternakan sapi. Sapi digunakan dalam upacara selamatan  yang digambarkan dalam Prasasti Tugu


GOLONGAN SOSIAL

Masyarakat Tarumanegara sudah mengenal spesialisasi dan sistem pembagian kerja. Masyarakat Tarumanegara terdiri dari sejumlah profesi yang berbeda-beda, diantaranya adalah :

√ kaum tani
√ pemburu
√ pedagang
√ pelaut
√ penangkap ikan
√ peternak



KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN KEAGAMAAN

Kehidupan sosial budaya dan keagamana masyarakat tarumanegara dapat dilihat sebagai berikut :

❶ Masyarakat Tarumanegara memelihara hewan lembu. Hewan tersebut selain untuk hadiah kepada para Brahmana juga digunakan antara lain untuk sebagai sarana transportasi ke daerah-daerah yang tidak terlalu jauh letaknya

❷ Masyarakat Tarumanegara ada yang menganut agama Hindu dan juga ada yang menganut agama asli. Agama Hindu awalnya dianut oleh kalangan keluarga kerajaan secara terbatas, sedangkan mayoritas masyarakat tetap menganut budaya asli.

Fa Hsien seorang pengelana dari Cina menginformasikan adanya tiga macam agama dalam masyarakat Tarumanegara yaitu agama Budha, agama Hindu, dan agama ‘kotor’. Agama ‘kotor’ yang dimaksud ada yang menyebut adalah agama Majusi yang biasa dianut oleh orang-orang Parsi

❸ Walaupun terdapat sejumlah kepercayaan yang berbeda, namun masyarakat Tarumanegara tidak hidup terpisah. Mereka tetap berhubungan satu sama lain, bahkan dalam beberapa hal mereka bisa bekerjasama

❹ Sebagian masyarakat Tarumanegara sudah mengenal baca tulis yang ditandai oleh adanya sejumlah prasasti yang menggunakan tulisan Pallawa dan bahasa Sanskerta. Bahkan deskripsi yang cukup mendetil dalam Prasasti Tugu menunjukkan adanya juru tulis yang terdidik dalam kebudayaan India

❺ Masyarakat Tarumanegara adalah masyarakat yang kosmopolitan. Hal itu disebabkan karena mereka sudah terbiasa berhubungan dengan bangsa-bangsa lain terutama dalam kegiatan perdagangan
❻ Masyarakat Tarumanegara mengenal upacara penanaman mayat dengan menempatkannya sedemikian saja di dalam hutan


PERISTIWA –PERISTIWA PENTING

Peristiwa penting yang pernah terjadi di Kerajaan Tarumanegara antara lain sebagai berikut :

Pembangunan Sungai Gomati oleh Raja Purnawarman  :

 Raja Purnawarman dapat dikatakan merupakan raja terbesar Kerajaan Tarumanegara. Pembangunan Sungai Gomati ini memiliki dua tujuan. Pertama, dalam rangka membangun sistem pengairan guna keperluan pertanian. Kedua, untuk mengatasi dan mengantisipasi ancaman bahaya banjir yang kerap kali dialami oleh rakyat Kerajaan Tarumanegara.

Menurut Daldjoeni dalam buku Geografi Kesejarahan Jilid II, Pembangunan Sungai gomati di samping Singai Chandrabagha ini juga memiliki makna simbolik, yaitu untuk mengenang sungai indus dan sungai gangga yang ada di India.

Runtuhnya Tarumanegara :

 Menurut Daldjoeni—dengan mengutip Slamet Mulyana--runtuhnya Kerajaan Tarumanegara adalah akibat dari serangan dari Sriwijaya pada tahun 688 Masehi pada masa pemerintahan Raja Linggarman. Ketika itu Sriwijaya diperintah oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Dapunta Hyang berambisi untuk menguasai perairan di sekitar Selat Malaka dan Laut Jawa demi kemajuan perniagaannya.

Serangan Sriwijaya tersebut berhasil meruntuhkan Tarumanegara, buktinya adalah bahwa sejak tahun 669 Masehi tidak ada lagi utusan Tarumanegara ke Tiongkok. Sebaliknya sejak tahun 473 M Sriwijaya setia berhubungan dengan Tiongkok.(Daldjoeni, 1982)

Pasca runtuhnya Tarumanegara, berdiri dua kerajaan baru yaitu :

 Kerajaan Sunda yang berpusat di Cibadak,Sukabumi Jawa Barat

 Kerajaan Galuh yang berpusat di Kawali, Ciamis Jawa tengah













REFERENSI :

Dennys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya 3, Jakarta : Gramedia, 2008

Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1991

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia II, Jakarta : Balai Pustaka, 1993

N.Daldjoeni, Geografi Kesejarahan Indonesia, Bandung : Penerbit Alumni, 1992

Soedjipto Abimanyu, Babad Tanah Jawi, Jakarta : Laksana, 2014

Supratikno Rahardjo, Peradaban Jawa Dari Mataram Kuno Sampai Majapahit Akhir, Depok : Komunitas Bambu, 2011



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)