MULTIPOLARISME PASCA PERANG DINGIN

MULTIPOLARISME PASCA PERANG DINGIN

PENGANTAR

Pada abad 15-18 Masehi negara-negara Eropa bersaing satu dengan yang lainnya untuk memperebutkan wilayah jajahan yang membentang mulai dari Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Pada masa itu struktur politik dunia bercorak multipolar dengan adanya sejumlah kekuatan yang berimbang, yaitu Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, dan Prancis.

Setelah Spanyol dan Portugis mundur sebagai kekuatan global, imperialisme Barat dilanjutkan oleh Belanda, Inggris, Prancis, Rusia, dan Jepang serta Amerika Serikat. Ketika itu Jepang muncul sebagai kekuatan baru yang dinamis seiring dengan dilakukannya modernisasi secara besar-besaran yang dilakukan menyusul dipulihkannya kekuasaan Tenno di Jepang.

Sedangkan Amerika mulai terlibat dalam urusan politik global setelah secara perlahan-lahan meninggalkan doktrik politik isolasinya yang dikenal dengan nama Doktrin Monroe.

Pada era Perang Dunia, yaitu Perang Dunia Pertama 1914-1918) dan dilanjutkan dengan Perang Dunia Kedua (1939-1945) kekuatan-kekuatan global tersebut terlibat dalam bentrokan yang berdarah-darah. Mereka harus terlibat dalam peperangan sengit demi memperebutkan wilayah jajahan guna kelanjutan kegiatan industri dan perdagangannya.

 

DARI PERANG DUNIA I DAN II SAMPAI PERANG DINGIN

Pada saat Perang Dunia I dan II struktur politik dunia bersifat multipolar dengan sejumlah negara yang memiliki kekuatan yang berimbang. Mereka umumnya memiliki kapasitas industri dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan mereka untuk memproduksi barang-barang untuk dipasarkan di daerah jajahan mereka.

Pasca Perang Dunia Kedua, struktur politik dunia mengalami perubahan dari multipolar menjadi bipolar. Berbeda dengan era Perang Dunia, ketika di dunia terdapat sejumlah kekuatan yang relatif berimbang seperti Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris dan Prancis, pasca Perang Dunia Kedua atau pada masa Perang Dingin struktur politik global hanya menyisakan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai kekuatan yang dominan.

Keduanya muncul sebagai negara adidaya disebabkan karena kekayaan ekonominya, luasnya pengaruh politik, dan kekuatan armada militernya. Pada era Perang Dingin keduanya kemudian disebukkan dengan persaingan untuk merebut pengaruh di dunia.

Keduanya berlomba-lomba untuk merebut pengaruh dari negara-negara yang ada dengan membentuk aliansi militer dan mengucurkan pelbagai bantuan ekonomi. Mislanya Amerika Serikat membentuk sejumlah pakta pertahanan seperti NATO, CENTO, SEATO, dan ANZUS. Sedangkan Uni Soviet membentuk Pacta Warsawa.

Dalam bidang ekonomi Amerika Serikat memebentuk sejumlah program bantuan ekonomi yang mengikat seperti Marshall Plan, Truman Doctrine, dan Mutual Security Act. Sedangkan Uni Soviet membentuk program bantuan ekonomi kepada negara-negara Sosialis yaitu Comecon (Council of Mutual Economic Assistance)

 

MULTIPOLARISME PASCA PERANG DINGIN

Perang Dingin berakhir pada tahun 1991 dengan runtuhnya Uni Soviet. Keruntuhan Uni Soviet sebagai negara adidaya telah merubah struktur kekuasaan global yang lama. Awalnya, ketika Uni Soviet mengalami keruntuhan, Amerika sempat tampil sebagai satu-satunya kekuatan global tanpa adanya kekuatan lainnya yang dapat mengimbangi dan menandingi.

Pada masa itu Amerika Serikat cenderung bertindak unilateral dengan memaksakan kehendaknya kepada negara-negara yang lebih lemah. Hal itu dapat dilihat dari agresi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke Afganistan pada tahun 2001 dan ke Irak pada tahun 2003.

 Invasi Amerika Serikat tersebut dilakukan dengan tanpa mengindahkan tata krama internasional dan tidak mendapatkan mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Akibatnya, Amerika Serikat dikecam bahkan oleh negara-negara Barat sekutunya sebagai pelanggar ketertiban dunia.

Kondisi tersebut tidak lama. Kesendirian Amerika sebagai kekuatan dominan lambat laun mulai diimbangi oleh kekuatan lainnya seperti Rusia. Rusia setelah terpuruk dan mengalami kehancuran di tahun 1991 mulai bangkit kembali di bawah kepemimpinanan Vladimir Putin.

Mantan pimpinan Dinas Intelejen Soviet itu terbukti mampu mengangkat Rusia dari keterpurukannya. Rusia perlahan-lahan bangkit dan berupaya merebut kembali supremasinya atas beberapa kawasan di dunia.

Hal itu terlibhat dari tindakan Rusia yang terlibat konflik dengan beberapa negara yang pernah bergabung dengan Uni Soviet seperti Ukraina. Konflik antara Rusia dengan Ukraina telah mengakibatkan Rusia kembali berhadap-hadapan dengan negara-negara Barat yang memberikan dukungan terhadap Ukraina.

Kekuatan lain yang menantang Amerika adalah Cina. Cina dapat dikatakan relatif berhasil dalam sejumlah persoalan yang menyelimuti negara tersebut seperti persoalan jumlah penduduk, kemiskinan, dan separatisme.

Cina dengan tidak memedulikan protes dari dunia internasional melakukan pemberangusan terhadap setiap upaya pemisahan diri seperti yang dilakukannya terhadap penduduk Suku Uigur di Xinjiang dan menumpas gerakan pro demokrasi di Hong Kong. Selain itu Cina juga merekatkan represinya terhadap kelompok minoritas keagamaan seperti para penganut Falun Gong.

Tidak seperti Uni Soviet, Cina juga telah mampu mengembangkan komunisme sesuai dengan dinamika perekonomian global. Walaupun dicibir dengan sebutan negara komunis merah muda karena penerimaannya terhadap globalisasi dan kapitalisme, nyatanya Cina mampu tampil dan memainkan perannya baik di tingkat regional maupun di tinglat global.

Di tingkat regional Cina meninggalkan jejaknya di sejumlah negara seperti berikut :

-dukungannya terhadap rezim komunis ekstrem Khmer Merah

-serangannya terhadap Vietnam

-klaim sepihaknya atas Laut Cina Selatan dan gugusan kepulauan di atasnya

Sedangkan di tingkat global Cina mulai memperluas wilayah pengaruhnya dengan memperluas pemberian kredit dan investasi di Afrika. Cina juga terlibat dalam konflik di Suriah.

Dengan berbekal Hak Veto yang dimilikinya, bersama Rusia Cina berdiri menentang perluasan pengaruh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan Prancis di negara tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

  1. ===Agens128 Bandar Judi Online Free Coin===

    Pakai Pulsa Tanpa Potongan
    Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
    Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
    Game Populer:
    =>>Sabung Ayam S1288, SV388
    =>>Sportsbook,
    =>>Casino Online,
    =>>Togel Online,
    =>>Bola Tangkas
    =>>Slots Games, Tembak Ikan
    Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
    || Online Membantu 24 Jam
    || 100% Bebas dari BOT
    || Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA

    WhastApp : 0852-2255-5128
    Agens128 Agens128

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)