LATAR BELAKANG RUNTUHNYA ORDE BARU
LATAR
BELAKANG RUNTUHNYA ORDE BARU
PENGANTAR
Tahun 1998 menandai berakhirnya pemerintahan Orde Baru.
Tekanan kuat dari dalam dan luar negeri serta penghianatan orang-orang
terdekatnya menjadikan Soeharto tidak mampu lagi mempertahankan kekuasaannya,
padahal ia selama lebih dari tigapuluh tahun mampu mempertahankan dan
mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan sangat baik.
Akan tetapi di tahun 1998 Soeharto bukanlah Soeharto pada
masa- masa sebelumnya. Di tahun 1990-an Soeharto sudah berusia lanjut. Ia juga
seakan kehilangan kepercayaan dirinya semenjak ditinggal mati oleh istrinya
pada tahun 1996.
Peristiwa pengunduran diri sebelas menteri yang dipimpin
oleh Ginandjar Kartasastima dapat dianggap sebagai pukulan telak yang
melemahkan pertahanan Soeharto, ditambah oleh adanya instruksi dari Harmoko
selaku pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat yang notabene diangkat atas restu dari
Soeharto.
Soeharto tidak mengira, para loyalisnya dengan mudah
meninggalkannya. Akan tetapi itulah dunia politik, dalam hitungan detik, yang
dianggap sebagai kawan akan dapat mudah berubah menjadi lawan dan begitu pula
sebaliknya.
Mundurnya Soeharto dan berakhirnya pemerintahan otoriter
Orde Baru sebenarnya bukanlah sebuah proses sederhana. Proses melemahnya
pemerintahan Orde Baru sudah berlangsung jauh sebelumnya.
Di bidang ekonomi misalnya, fundamental ekonomi Indonesia
sangat lemah dan mudah sekali mengalami
guncangan. Perekonomian Indonesia pada dekade terakhir Orde Baru lebih banyak
bersifat kosmetik ketimbang substansi. Kegiatan ekonomi lebih banyak bergerak
di sektor keuangan yang bersifat spekulatif ketimbang di sektor rill.
Kondisi tersebut diperparah dengan berlangsungnya
praktik-praktik ekonomi yang distorsif. Kegiatan ekonomi banyak dilakukan
dengan praktik korupsi kolusi dan nepotisme. Nepotisme pemerintahan Orde Baru
secara mencolok dipertontonkan ketika Soeharto mengangkat Tutut, anak sulungnya
sebagai salah satu menteri dalam kabinet Pembangunan VII.
Pada sektor ekonomi makro, pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah Orde Baru sangat berorientasi pada pertumbuhan, pembangunan yang digembar-gemborkan
bercorak hiper
pragmatis.
Semua kekacauan politik dan ekonomi tersebut berujunga
kepada runtuhnya perekonomian ketika nilai tukar rupiah mengalami kejatuhan.
Diawali oleh adanya krisis moneter di Thailand dan Korea Selatan, krisis yang
sama masuk ke Indonesia di awal tahun 1997. Jatuhnya rupiah menimbulkan efek
domino yang dahsyat, yaitu melambungnya hutang luar negeri Indonesia baik
hutang dari pemerintah maupun hutang
dari sektor swasta.
Jatuhnya nilai tukar rupiah segera berpengaruh pada
sektor perbankan. Bank-bank berjatuhan karena mengalami krisis likuiditas. Hal itu berdampak pada
sektor lainnya yaitu sektor produksi dan tenaga kerja. Seketika ratusan pabrik
dan perusahaan gulung tikar karena tidak mendapatkan kredit dari perbankan.
Efek sampingnya tentu saja pemutusan hubungan kerja. Jutaan orang Indonesia kemudian
menganggur. Kondisi ini mengakibatkan meluasnya ketidakpusan dan ketidak
kepercayaan rakyat secara luas kepada pemerintah.
Jatuhnya Soeharto dan Orde Baru dilatarbelakangi oleh
pelbagai faktor yang saling kait-mengait satu sama lain. Beberapa faktor yang
menjadi latar belakang kejatuhan kekuasaan Soeharto antara lain sebagai berikut
:
LATAR BELAKANG POLITIK
-terbukanya konflik di lingkungan eselon pemerintahan
-terbentuknya Kabinet yang dinilai sarat dengan kroniisme
-meningkatya intensita saksi demonstrasi mahasiswa
-meningkatnya gerakan mahasiswa
-persaingan di tubuh militer
-dukungan terbatas militer terhadapmtuntutan reformasi
-meningkatnya krisis politik
-meningkatnya protes dari kelompok oposisi
-beredarnya rumor perpecahan di kalangan tentara
-terjadinya penculikan terhadap aktivis mahasiswa
-terjadinya Tragegi Trisakti
-pendudukan gedung DPR oleh mahasiswa
-pembelotan elit yang berkuasaberkembangnya tuntutan mengenai mundurnya
Soeharto, penghapusan KKN, penghapusan Dwifungsi ABRI, supremasi hukum,
amandemen UUD 1945, otonomi daerah
-meluasnya tuntutan akan keterbukaan dan transparasi
-berkembangnya rumor mengenai sakitnya Presiden
Soeharto
-meningkatnya arus urbanisasi penduduk
-terpecahnya elit politik di Jakarta
-mengemukanya tuntutan mengenai reformasi di bidang ekonomi
dan politik
-meningkatnya kekacauan nasional
-terjadinya kasus penghilangan orang secara paksa
-meningkatnya kesadaran politik di kalangan rakyat
-berkembnagnya keinginan dari kelas menengah untuk
berpartisipasi dalam politik
-berkembangnya kelas menengah baru
-berkembangnya tuntutan terhadap pembenahan demokrasi
-berkembangnya sikap kritis terhadap Orde Baru
-munculnya ketegangan terkait dengan suksesi kepresidenan
-meningkatnya perebutan pengaruh di lingkungan elit yang
berkuasa
-meningkatnya kegelisahan di kalangan rakyat
-berdirinya sejumlah organisasi mahasiswa, petani dan pekerja
disektor industry
-dikembangkannya peta baru kearah demokrasi oleh sejumlah
purnawirawan
-berkembangnya kroniisme di lingkungan pemerintahan
-meningkatnya aktivitas bisnis anak-anak keluarga Soeharto
-presiden telah kehilangan kelihaiannya dalam membaca situasi
politik
-pembredelan tiga majalah mingguan nasional ; Editor,
Tempo, DeTik
-aidirikannya Aliansi Jurnalis Independen
-aipublikasikanya sejumlah tulisan kritis terhadap pemerintah
-kemenangan Golkar dalam pemilihan umum
-dnjloknya suara PDI dalam pemilu 1997
-dukungan sejumlah elit militer terhadap Megawati
-Megawati tersingkir dari kepemimpinan PDI
-Krisis politik akibat Peristiwa 27 Juli
-meningkatnya beban anggaran industri berteknologi tinggi
sepeeti industri penerbangan
-terkikisnya dukungan terhadap Presiden Soeharto
-kegagalan ekonomi
-hilangnya kepercayaan terhadap Soeharto
-keraguan terhadap kemampuan pemerintah mengendalikan krisis
-kegagalan pembentukan dewan reformasi
-ultimatum pimpinan DPR kepada Soeharto agar megundurkan diri
atau dijatuhkan dalam siding MPR
-mundurnya 11 anggota kabinet
LATAR BELAKANG EKONOMI
-meluasnya spekulasi mata uang
-praktek monopoli
-kredit macet perbankan
-berkembangnya mafia ekonomi
-kolapsnya perekonomian
-surutnya oerekonomian
-krisis keuangan, surutnya perekonomian
-jatuhnya nilai tukar rupiah
-meluasnya krisis moneter menjadi krisis ekonomi
-krisis ekonomi Asia
-kemerosotan ekonomi
-terjadinya PHK massal
-meningkatnya pengangguran
-diadakannya kesepakatan dengan IMF
-dibatalkannya sejumlah proyek mercusuar
-meningkatnya utang swasta Terpilihnya Soeharto dan
B.J.Habibie sebagai presiden dan wakil presiden
-kebangkrutan sejumlah perusahaan industry
-bangkrutnya perusahaan-perusahaan yang menggantungkan bahan
bakunya dari impor
-kebangkrutan sejumlah sektor sasta
-naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok
-naiknya harga-harga barang impor
-penutupan 16 bank
-krisis di sektor transportasi truk dan bus akibat kenaikan
harga BBM
-merosotnya nilai tukar rupiah kerisis moneter hailan dan
Korea Selatan
-keguncangan terhadap ystem perbankan
LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA
-disintegrasi sosial
-meningkatnya ketidakpuasan terhadap pemerintah
-meluasnya krisis kepencayaan
-terjadinya kerusuhan sporadic di sejumlah daerah
-meningkatnya ketegangan di kalangan golongan ekonomi bawah
-berkembangnya sentimen rasial
-terjadinya kerusuhan di Jakarta, Medan, Solo
-kepanikan kelas menengah terjadinya pelarian modal
-berkembangnya internet dan sosial media
-bencana kekeringan yang berkepanjangan
-maraknya korupsi dan nepotisme
-meluasnya kesenjangan sosial
LATAR BELAKANG LUAR NEGERI
-Terjadinya people Power di Filiphina
-Terjadinya Tragedi Tiananmen
-Munculnya glasnost dan perestroika
Komentar
Posting Komentar