KELUARGA DAN PERUBAHAN SOSIAL

 

KELUARGA DAN PERUBAHAN SOSIAL

 

Sebagai sebuah unsur dalam sistem sosial, lembaga keluarga juga mengalami perubahan. Perubahan tersebut diakibatkan oleh adanya aspek eksternal yang memengaruhi perkembangan lembaga keluarga. Diantara aspek eksternal yang memengaruhi lembaga keluarga adalah perkembangan teknologi dan berlangsungnya proses modernisasi serta globalisasi. Menurut Ogburn dan Nimkoff, terdapat sejumlah perubahan utama dalam lembaga keluarga sebagai berikut :

 

Berkembangnya penekanan yang semakin besar terhadap percintaan

 

Meningkatnya perkawinan dalam usia yang semakin muda

 

Jumlah anggota keluarga semakin mengecil

 

Jumlah istri yang bekerja semakin besar

 

Kekuasaan orang tua terhadap anak semakin berkurang

 

Pemberian perhatian terhadap anak semakin besar

 

Meningkatnya angka perceraian

 

Fungsi keluarga yang semakin mengecil

 

Perubahan yang dikemukakan di atas memiliki kaitan dengan penemuan dan perkembangan teknologi. Sebagai contoh, bagaimana cara kita dapat menerangkan melemahnya ikatan kekeluargaan di dalam keluarga modern ?.

 

Mula-mula terdapat pengaruh migrasi dari desa ke kota yang menyebabkan pemisahan jarak fisik dan karena itu menimbulkan pengaruh kepada berkembangnya jarak sosial dan psikologis antaranggota keluarga. Migrasi tersebut hanya mungkin karena adanya inovasi di bidang transportasi seperti adanya pesawat terbang dan kereta api.

 

Pesawat terbang dan kereta api tersebut hanya dimungkinkan dengan adanya penemuan mesin yang bermula dari penemuan mesin uap. Jadi, melalui proses sebab-akibat yang berantai, dapat dikatakan bahwa penemuan mesinlah yang mendorong melemahnya ikatan-ikatan kekeluargaan. (Lauer, 2001)

 

 

FUNGSI DAN DISFUNGSI KELUARGA

 

Robert K.Merton merupakan tokoh penganut aliran fungsionalisme yang mengemukakan konsep fungsi dan disfungsi. Sebagaimana lembaga sosial yang lainnya, lembaga keluarga juga memiliki fungsi dan disfungsi. Terkait dengan fungsi, lembaga keluarga memiliki fungsi yang bersifat manifes (nyata) dan fungsi yang bersifat laten (tersembunyi).

 

Sedangkan Disfungsi menurut Merton merupakan faktor-faktor yang telah menyebabkan terjadinya ketidakstabilan dalam lembaga sosial  yang ada dan mengakibatkan rusaknya lembaga sosial tersebut.

 

Fungsi manifes keluarga antara lain sebagai berikut :

 

♦ melakukan kontrol dan pengendalian perilaku seksual

 

♦ menjadi wadah satu-satunya dalam kegiatan reproduksi

 

♦ menyediakan anggota baru bagi masyarakat

 

♦ memberikan dukungan emosional bagi anggotanya

 

♦ memberikan status bagi individu

 

♦ memberikan sosialisasi utama bagi anak

 

♦ memberikan perlindungan

 

♦ memberikan pendidikan bagi anak-anaknya

 

Adapun yang menjadi fungsi laten lembaga keluarga antara lain dikemukakan oleh Karl Marx. Marx menganggap bahwa lembaga keluarga merupakan lembaga yang menjunjung tinggi tatanan sosial-ekonomis kapitalis. Hal itu dikarenakan lembaga keluarga berperan melakukan  reproduksi kelas pekerja, termasuk posisi ibu rumah tangga sebagai tenaga cadangan dalam sistem produksi kapitalis.

 

Sedangkan disfungsi lembaga keluarga dapat dilihat sebagai berikut :

 

☻ terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, baik secara fisik maupun secara simbolik

 

☻ penyiksaan terhadap anak

 

☻ munculnya kenakalan remaja. Menurut Kartini Kartono, fenomena kenakalan remaja antara lain dilatarbelakangi oleh beberapa keadaan berikut :

 

→ Anak kurang mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya. Hal ini disebabkan karena orangtua tidak memiliki kehangatan dalam berinteraksi dengan anak atau orangtua  khususnya ibu kurang memiliki kesadaran mengenai peran sosial gendernya. Kondisi ini juga dapat disebabkan karena adanya penolakan orangtua terhadap anak yang disebabkan oleh kelahiran yang tidak diharapkan atau faktor lainnya.

 

→ Tidak terpenuhinya kebutuhan fisik maupun psikis anak

 

→ Anak-anak kurang mendapatkan sosialisasi mental yang sangat diperlukan dalam kehidupannya

 

→ Perpisahan anak dengan ibu kandung pada tahun-tahun awal usia anak

 

→ Pola sosialisasi yang terlalu ketat atau terlalu longgar

 

→ Anak tidak mendapatkan figur yang dapat memberikan dorongan berprilaku baik (Kartono, 1992)

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI :

 

Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta : Prenada, 2014

 

James Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi

 

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 2000

 

Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 : Kenakalan Remaja, Jakarta : Rajawali, 1992

 

Mayor Polak, Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas, Jakarta : Ichtiar, 1976

 

M.Jacky, Sosiologi, Konsep, Teori dan Metode, Surabaya : Mitra Wacana Media, 2015

 

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014

 

Paul Horton, Sosiologi, Jakarta : Erlangga, 1996

 

Robert Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : Rineka Cipta, 2001

 

Stephen Sanderson, Makro Sosiologi, Jakarta : Rajagrafindo, 2003

 

T.O.Ihromi, Sosiologi Keluarga, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2004

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

RERA (REKONSTRUKSI DAN RASIONALISASI) ; UPAYA PENATAAN ANGKATAN BERSENJATA