LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG PASIFIK

 

LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG PASIFIK

Perang Dunia Kedua merupakan suatu bencana sosial yang mengubah landscape kehidupan umat manusia. Lebih dari seratus juta orang terbunuh dalam peperangan ini, baik dari kalangan sipil maupun militer. Perang Dunia Kedua juga telah meninggalkan pengaruh yang abadi dalam sejarah umat manusia. Perang ini merupakan perang terdahsyat yang pernah terjadi di dunia.

Perang Dunia II juga telah mengubah keseimbangan tata politik dunia. Ketika Perang Dunia II berlangsung, tata politik dunia bersifat multipolar dengan adanya sejumlah kekuatan politik, militer, dan ekonomi yang saling bersaingan, yaitu Jerman, Italia, dan Jepang di satu sisi dengan Uni Soviet, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis di sisi yang lain.

Dengan jatuhnya negara-negara Axis, tata politik dunia cenderung bercorak bipolar dengan Amerika dan Uni Soviet sebagai kekuatan utama di dunia. Pasca Perang Dunia II , negara-negara Eropa tenggelam dan terpinggirkan dalam percaturan politik global.

Salah satu sebabnya adalah, perang tersebut telah mengakibatkan berakhirnya sistem kolonialisme dan imperialisme politik. Pasca Perang Dunia II, satu demi satu jajahan negara-negara Eropa mendapatkan kemerdekaannya, baik dengan melalui pemberian maupun melalui perjuangan bersenjata dan revolusi seperti yang dialami oleh Indonesia, Vietnam dan Aljazair.

Salah satu episode dalam Perang Dunia Kedua adalah terjadinya Perang Pasifik, atau pihak Jepang menyebutnya dengan istilah Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, Perang Pasifik yang berlangsung dari akhir tahun 1941 sampai tahun 1945 merupakan bagian dari Perang Dunia Kedua.

Perang Pasifik dengan demikian dapat dianggap sebagai perluasan dari Perang Dunia Kedua, dan semakin mendefinisikan Perang Dunia Kedua sebagai perang global.Perang Pasifik juga disebut sebagai perang yang dilupakan (The Forgotten War). Perang Pasifik tidak dibicarakan sebagaimana peperangan yang lain seperti Perang Korea, Perang Vietnam dan lain sebagainya.

Perang Pasifik merupakan perang lautan, yang berbeda dengan perang di Eropa yang cenderung merupakan perang daratan. Karena Perang Pasifik adalah perang lautan maka kemenangan dalam peperangan lebih ditentukan di laut, bukan di daratan.Dalam Perang Pasifik kekuatan udara dan kapal-kapal induk sangat menentukan. Dalam Perang Pasifik, masih terdapat pertempuran laut secara klasik yakni antara kapal perang melawan kapal perang seperti sebelum adanya pesawat tempur dan kapal selam.

Dalam Perang Dunia Kedua Jepang berpihak kepada Jerman. Antara kedua negara tersebut dan Italia pernah diadakan Poros Roma, Berlin Tokyo pada tahun 1936 yang berisi kesepakatan ketika negara untuk membagi dunia, Eropa bagi Jerman, Afrika bagi Italia, dan Asia bagi Jepang.

Perang Pasifik ditandai oleh serangan mendadak Jepang (Blietzkrieg) terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Dalam serangannya atas Pearl Harbour, Jepang mengerahkan 360 pesawat terbang yang terdiri dari pesawat pembom dan pesawat pemburu.

Serangan tersebut mengakibatkan lebih dari 3000 tentara Amerika Serikat terbunuh dan ribuan lainnya terluka. Serangan tersebut juga mengakibatkan kelumpuhan sementara Amerika Serikat dengan ditenggelamkannya atau dirusakkannya 8 kapal tempur Amerika Serikat. Amerika baru dapat pulih kembali beberapa bulan selanjutnya untuk kemudian melakukan pembalasan terhadap Jepang.

Setelah menghancurkan armada Amerika Serikat di Pearl Harbour, Jepang kemudian dengan cepat merangsek ke selatan. Tujuannya adalah merebut koloni-koloni Barat yang kaya akan sumber daya alam di kawasan Asia Tenggara. Dalam waktu yang relatif singkat Jepang berhasil merebut daerah jajahan Barat tersebut, di antaranya adalah :

→ Filiphina, yang direbut Jepang dari Amerika Serikat

→ Malaya, Sabah, Sarawak, Burma, dan Singapura yang direbut Jepang dari Inggris

→ Hindia Belanda (Indonesia) yang berhasil direbut Jepang dari Belanda

Sebelumnya Jepang juga berhasil merebut Indocina dari Prancis setelah Prancis berhasil ditaklukkan oleh Jerman pada tahun 1940 dan dibentuknya pemerintahan Vicky yang dipimpin oleh  Phillipe Petanin, seorang kolaborator Prancis yang bekerjasama dengan Jerman

 

Politik imperialisme yang dijalankan oleh Jepang pada akhirnya mendorong terjadinya Perang Pasifik. Perang Pasifik dimulai ketika Jepang melancarkan serangan kilat (Blietzkieg)  ke pangkalan Armada Ketujuh Amerika Serikat di Pearl Harbour di Kepulauan Hawaii.

Setelah berhasil memukul tentara Amerika Serikat, Jepang kemudian melanjutkan serangannya ke koloni-koloni Barat di Asia Tenggara. Satu demi satu koloni-koloni bangsa Barat tersebut berhasil direbut oleh Jepang seperti Filiphina, Malaya, Burma, Sabah dan Sarawak, Singapura dan Hindia Belanda. Berikut ini adalah latar belakang terjadinya Perang Pasifik ;

Terjadinya perubahan politik di Jepang ;

Hal itu ditandai oleh bergantinya kabinet yang dipimpin oleh PM Konoye  yang berasal dari kalangan sipil dan bercorak moderat digantikan oleh kabinet  PM Tojo  yang berasal dari kalangan militer. Kabinet Tojo tersebut lebih merupakan kabinet perang karena didominasi  oleh kalangan militer terutama dari angkatan darat dan angkatan laut.

Kegagalan ekspansi Jepang ke Utara (Rusia) & barat (Cina) :

Kegagalan tersebut mengakibatkan Jepang harus mengubur ambisinya untuk menguasai kawasan tersebut, dan sebagai gantinya Jepang kemudian mengalihkan perhatiannya ke kawasan Selatan (Nanyo) terutama sekali adalah Hindia Belanda yang merupakan daerah yang banyak memiliki sumber daya mineral yang penting untuk pembangunan industri Jepang, terutama minyak bumi.

♦ Diadakannya Poros Berlin Roma Tokyo ;

Dorongan agar Jepang mengarah kepada peperangan semakin kuat ketika Jepang mengadakan aliansi pertahanan dan militer dengan Jerman dan Italia. Hal ini mengakibatkan Jepang semakin mengarah kepada ideologi Fasisme yang sebelumnya sudah dianut oleh kedua negara tersebut.

Kemajuan militer Jerman di Eropa ;

Kemenangan Jerman pada awal Perang Dunia Kedua menjadikan Jepang melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memenuhi ambisinya untuk menguasai wilayah Asia Pasifik. Ketika negara-negara kolonial Barat sedang sibuk menghadapi Jerman di Eropa, Jepang kemudian melancarkan serangannya untuk merebut daerah-daerah koloni Barat tersebut.

Amerika membekukan aset Jepang ;

Tindakan Amerika Serikat tersebut merupakan reaksi terhadap pendudukan Jepang atas wilayah Indocina Prancis. Setelah itu Amerika kemudian mengembargo minyak kepada Jepang.

Hindia Belanda melakukan embargo minyak bumi ke jepang ;

Tindakan Amerika Serikat melakukan embargo minyak ke Jepang kemudian diikuti oleh Hindia Belanda. Hindia Belanda memberlakukan pembatasan ekspor minyak ke Jepang dan pada akhirnya menyusul Amerika dengan melakukan embargo minyak. Hal ini dianggap sebagai tantangan bagi hidup atau matinya kekaisaran Jepang. Jepang merasa tidak punya pilihan lain selain melancarkan peperangan dengan negara-negara Barat tersebut.

Hindia Belanda menolak bergabung ke dalam Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia pimpinan Jepang ;

Faktor lain yang melatarbelakangi Perang Pasifik dan pendudukan Jepang atas Hindia Belanda adalah ketika pemerintahan Hindia Belanda menolak untuk bergabung ke dalam kerjasama ekonomi di bawah pimpinan Jepang.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)