PERANG PASIFIK DAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
PERANG
PASIFIK DAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
Semenjak awal aba dke duapuluh Jepang menjalankan politik
imperialisme di kawasan Aasia Pasifik. Politik imperialisme yang dijalankan
oleh Jepang pada akhirnya mendorong terjadinya Perang Pasifik. Perang Pasifik
dimulai ketika Jepang melancarkan serangan kilat (Blietzkieg) ke pangkalan Armada Ketujuh Amerika Serikat
di Pearl Harbour di Kepulauan Hawaii.
Setelah berhasil memukul tentara Amerika Serikat, Jepang
kemudian melanjutkan serangannya ke koloni-koloni Barat di Asia Tenggara. Satu
demi satu koloni-koloni bangsa Barat tersebut berhasil direbut oleh Jepang
seperti Filiphina, Malaya, Burma, Sabah dan Sarawak, Singapura dan Hindia
Belanda.
Setelah kalah dalam pertempuran Laut Jawa, Belanda kemudian
harus merelakan wilayah kekuasaannya di Hindia Belanda direbut oleh Jepang.
Pendudukan Jepang di Indonesia diawali dari diadakannya
Kapitulasi Kalijati pada 8 Maret 1942. Kapitulasi Kalijati yang diadakan antara
Jenderal Imamura dan Laksamana Teer Porten serta Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Tjarda menandai berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 1942 di tengah hari, rombongan
delegasi Belanda tiba di lapangan terbang Kalijati. Rombongan tersebut terdiri
dari Jenderal Teer Poorten dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van
Starkenborgh yang diiringi oleh sejumlah pejabat sipil dan militer lainnya.
Rombongan delegasi Belanda tersebut kemudian baru diterima
oleh Jenderal Imamura pada pukul 17.00. Pihak Jepang dan Belanda kemudian
melakukan perundingan di rumah bintara sekolah penerbangan. Jenderal Imamura
duduk dengan diiringi oleh Jenderal Edo dan Jenderal Okazaki sedangkan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Van Starkenborgh diapit oleh Mator Jenderal Bakkers,
Letnan Jenderal Ter Poorten dan Mayor Jenderal Pesman.
Perundingan antara keduanya awalnya berjalan alot. Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, Tjarda bersikukuh menolak melakukan penyerahan secara
total. Ia hanya mau melakukan penyerahan secara terbatas. Ia dan Ter Poorten
mengaku bahwa ia tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyerahan total
mengingat hal itu merupakan kewenangan pemerintah dan Ratu Belanda di London.
Tjarda Van Starkenborg hanya mau melakukan penyerahan atas
Kota Bandung saja. Imamura akhirnya memutuskan tidak aka berunding lagi dengan
Tjarda dan hanya mau melakukan perundingan dengan Ter Poorten selaku pimpinan
tertinggi KNIL.
Setelah terus menerus ditekan oleh Imamura,akhirnya Ter
Poorten bersedia melakukan penyerahan total. Pada pukul 18.20, Panglima KNIL
tersebut menandatangani perjanjian penyerahan pasukan Belanda kepada Jepang.
Kaputulasi Kalijati dengan demikian menjadi titik awal pendudukan Jepang atas
Indonesia.
Peristiwa Kapitulasi Kalijati juga telah membuka mata
bangsa Indonesia, bahwa orang Belanda yang selama ini tidak terkalahkan
nyatanya dapat ditaklukkan dengan relatif mudah oleh Jepang. Dengan demikian
berakhirnya supremasi kulit putih di Indonesia, demikian pula dengan
berakhirnya mitos bahwa Belanda tidak mungkin terkalahkan.
Rakyat Indonesia yang sudah sedemikian membenci Belanda
kemudian memandang rendah Belanda. Belanda yang sebelumnya bersumpah akan
bertempur sampai titik darah penghabisan dengan Jepang tapi pada kenyataannya
dengan mudah menyerah kepada Jepang.Rakyat Indonesia banyak yang menganggap
Jepang sebagai tentara pembebas. Di banyak tempat tentara Jepang disambut
dengan gembira.
Masa pendudukan Jepang di Indonesia merupakan suatu masa
yang sangat menentukan perkembangan politik di Indonesia. Walaupun berlangsung
relatif singkat, Jepang telah banyak mengubah struktur dan kultur masyarakat
Indonesia. Keadaan bangsa Indonesia pasca Pendudukan Jepang sudah sama sekali
berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Jepang telah mengindoktrinasi dan melakukan kegiatan
propaganda secara masif dan intensif serta memobilisir rakyat untuk
kepentingannya dalam menghadapi Sekutu. Tindakan Jepang tersebut mengakibatkan
meningkatnya kesadaran elit dan rakyat Indonesia serta meningkatkan
nasionalisme dan patriotisme di kalangan rakyat.
Pendudukan Jepang atas Indonesia telah memberikan pengaruh
yang sangat luas dan mendalam. Pengaruh tersebut memiliki dua sisi, di satu
sisi pendudukan Jepang memberikan dampak yang negatif, akan tetapi di sisi lain
pendudukan Jepang juga memberikan pengaruh yang positif.
Dampak negatif dari pendudukan Jepang antara lain
memburuknya kondisi ekonomi dan sosial bangsa Indonesia. Jutaan rakyat
Indonesia dipaksa bekerja demi kepentingan Jepang. Tenaga bangsa Indonesia
dieksploitasi untuk menjadi pekerja paksa atau romusha. Jutaan yang dikirim ke
Burma akan tetapi hanya segelintir yang kembali pulang dalam keadaan hidup.
Adapun pengaruh positif yang ditimbulkan oleh pendudukan
Jepang adalah terbukanya peluang bagi bangsa Indonesia untuk lepas dari belenggu
penjajahan. Walaupun dengan sangat terpaksa, Jepang telah membuka ruang bagi
bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Kekalahan demi kekahalan yang dialami oleh Jepang
memaksanya memberikan konsesi yang lebih luas kepada bangsa Indonesai, seperti
pemberian janji kemerdekaan dan pembentukan badan perancang kemerdekaan yang
dikenal dengan sebutan BPUPKI.
Komentar
Posting Komentar