PERTEMPURAN LAUT JAWA DAN RUNTUHNYA HINDIA BELANDA

 

PERTEMPURAN LAUT JAWA DAN RUNTUHNYA HINDIA BELANDA

Perang Pasifik tidak dapat dilepaskan dari Pertempuran Laut Jawa. Pertempuran ini menentukan nasib Hindia Belanda, yang merupakan koloni Belanda. Dalam pertempuran ini Jepang dengan telak berhasil mengalahkan pasukan gabungan Sekutu. Pertempuran Laut Jawa dimulai pada pukul 16.16 sore tanggal 27 februari. pertempuran laut jawa berlangsung relatif lama ; lebih dari tujuh jam.

Dalam pertempuran ini  gabungan pasukan Sekutu yang tergabung dalam Amerika, British, Dutch, Australia Command (ABDACom) mengalami kekalahan telak. Laksamana Karel Doorman sendiri tenggelam di Laut Jawa bersama dengan kapal-kapalnya ; De Ruyter dan Java, dan tiga kapal perusak Jupiter, Electra, dan Kortenaer. Sedankan kapal-kapal sekutu lainnya juga mengalami nasib yang tidak auh berbeda.

Kapal Houston dan Perth ditenggelamkan oleh Jepang di Selat Sunda, demikian pula dengan kapal perusak, Eversten. Kapal With de With, Encounter, dan Pope menyusul ditenggelamkan pada 1 Maret 1942. Sedangkan di pihak Jepang tidak ada kapal yang tenggelam, yang ada hanyalah satu kapal perusak yang mengalami kerusakan.

Kekalahan Sekutu dalam pertempuran ini disebabkan oleh sejumlah faktor teknis kemiliteran seperti :

♦ Tidak  adanya keharmonisan dalam koordinasi antarpasukan sekutu :

Kerjasama antara empat angkatan perang diantara negara-negara sekutu, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia merupakan hal yang baru. Kerjasama tersebut tidak selancar ketika diadakannya koordinasi antarnegara sekutu dalam pendaratan Normandia pada tahun 1944.

♦ Terjadinya rivalitas antar pimpinan militer :

Belanda cenderung tidak suka ketika pimpinan sekutu di Hindia Belanda dipimpin oleh jenderal dari Amerika. Oleh karena itulah maka Laksamana Hurt dari Amerika kemudian diganti oleh Laksamana Conrad Emil L. Helfrich dari Belanda. Rivalitas tersebut dikemudian hari menyebabkan Komando ABDA tidak merupakan komando bersatu yang berjalan lancar.

♦ Tidak adanya keseragaman Kode (code uniform) :

Semua kapal Jepang menggunakan bahasa dan satu kode, tapi pimpinan ABDA tidak pernah mengarang satu kode yang seragam. Akibatnya menyedihkan, yaitu saling tidak mengerti antara Doorman, sebagai pimpinan armada ABDA dengan kapal-kapal Inggris dan Amerika. Kode dari Doorman dari kapal De Ruyter, setiba di kapal Amerika Hiuston harus diterjemahkan dahulu dan baru diteruskan kepad akapal perusak Amerika yang kadang-kadang menerimanya tidak dalam urutan yang sebenarnya, sehingga mengacaukan dan membingungkan. Apalagi digunakan dua bahasa ; Belanda dan Inggris.

♦ Tidak lengkapnya peralatan pertempuran :

Semua kapal Jepang yang terlibat dalam pertempuran mempunyai torpedo dan juga penjelajahnya. Dipihak sekutu hanya Exeter dan Perth yang mempunyai torpedo, di samping kapal perusak. Demikian pula dengan sistem pertahanan udara, sebagian besar pesawat tempur milik Belanda telah hancur dalam medan Pertempuran Malaya sebelumnya.

♦ Turunnya mentalitas tentara Sekutu :

Menjelang Pertempuran Laut Jawa, armada Jepang sedang berada pada semangat tempur yang tinggi sebagai dampak dari kemenangan beruntun Jepang dalam sejumlah pertempuran sebelumnya. Sebaliknya, armada Sekutu baru saja mengalami sejumlah kekalahan yang memalukan. Tenggelamnya kapal perang Prince of Wales dan Repulse seolah membayang-bayangi gerak gerik Sekutu.

♦ Faktor kelelahan fisik ;

Anak buah Laksamana Muda Karel Doorman sangat letih ketika harus bertempur. Hal ini  disebabkan karena kesalahan Doorman itu sendiri. Doorman telah menyuruh armadanya terlampau pagi meninggalkan pangkalannya di Surabaya untuk mencari kontak dengan lawannya, armada Jepang, tetapi pada kenyataannya armada Jepang masih terlalu jauh.

Kekalahan pihak ABDACOM atau sekutu dalam Pertempuran Laut Jawa telah menentukan nasib Hindia Belanda. Kemenangan Jepang dalam pertempuran ini telah membuka jalan bagi Jepang untuk melakukan serangan ke Pulau Jawa. Kemenangan Jepang juga telah menimbulkan kepanikan yang hebat di kalangan militer dan sipil di Hindia Belanda, hal itu mempermudah tentara Jepang untuk dapat menguasai Pulau Jawa.

Begitu pasukan Jepang mendarat di Pulau Jawa, Belanda segera melakukan evakuasi besar-besaran yang hampir serupa dengan apa yang dilakukan oleh Inggris dan Prancis di Dunkirk.Belanda mengevakuasi tentara dan kaum sipilnya ke Darwin melalui pelabuhan Cilacap.

Adapun sisanya yang tidak sempat melarikan diri ke Australia menunggu nasibnya untuk menjadi interniran di Kota Bandung. Setelah melalui serangkaian pertempuran singkat, pimpinan tentara sekutu kemudian memutuskan untuk mengadakan kapitulasi dengan Jepang di Subang yang dikenal dengan nama Kpaitulasi Kalijati. Kapitulasi yang ditandatangani pada tanggal 8 Maret 1942 itu sekaligus mengakhiri kekuasaan Belanda atas Hindia Belanda sekaligus mengawali pendudukan Jepang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)