STATUS, KONSEP DAN DINAMIKANYA
STATUS, KONSEP DAN
DINAMIKANYA
PENGANTAR
Status
dan peran adalah unsur pokok dalam stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial
merupakan sistem yang membagi anggota masyarakat secara berjenjang/berlapis,
bertingkat/berkelas.
Soerjono
Soekanto membedakan antara status dan status sosial. Status diartikan sebagai
tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan
orang-orang lain dalam kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih
besar lagi.
Sedangkan
status sosial diartikan sebagai tempat seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Kedudukan
sosial tidak terbatas pada pengertian kumpulan status-status seseorang dalam
kelompok-kelompok yang berbeda, melainkan status-status sosial tersebut
memengaruhi status-status orang tadi dalam kelompok-kelompok sosial yang
berbeda.
Status
merujuk pada posisi yang diduduki oleh seseorang. Posisi tersebut dapat
mengandung prestise tinggi, seperti profesor atau pengusaha, atau mengandung
prestise rendah, seperti pemulung atau petugas kebersihan. Status juga dapat
dipandang rendah seperti laki-laki jalanan, mantan narapidana, seorang pelaku
pelecehan seksual dan lain sebagainya.
Status
dan peran merupakan unsur pokok yang membentuk struktur sosial. Status sosial
itu sendiri memiliki tiga bentuk, yaitu :
1.
status yang dibebankan atau ascribed
status ; misalnya menjadi seorang laki-laki atau perempuan, menjadi seorang
berkulit hitam atau putih
2.
status yang diperjuangkan atau achieved
status ; misalnya menjadi seorang suami atau istri, menjadi lulusan
sarjana, menjadi pengusaha sukses
3.
status yang diberikan oleh masyarakat atau assigned
status ; misalnya gelar pahlawan yang diberikan oleh negara kepada
seseorang dengan mempertimbangkan jasa-jasanya
Status
banyak dikaji dari berbagai segi dan aspeknya. Terdapat sejumlah konsep baru
yang menjelaskan mengenai dinamika mengenai status, di antaranya adalah :
KONFLIK STATUS
Setiap orang tidak menjalankan satu
status saja. Status yang dimiliki oleh seseorang bersifat jamak. Ketika
seseorang beranjak dewasa, makin banyak status yang dimilikinya dan dengan
demikian maka bertambah pula peranan sosialnya.
Diantara sekian banyak status dan
peran yang dimiliki dan diemban oleh orang tersebut, tidak selalu
berkesesuaian. Seringkali ketika seseorang menjalankan status dan peran
tertentu harus bertabrakan dengan status dan peranan yang lain. Kondisi inilah
yang disebut sebagai konflik status.
KETIDAKKONSISTENAN STATUS
Ketidakkonsistenan status kadang
diistilahkan dengan ketidaksesuaian status (status discrepancy) dan keganjilan
status (status incongruity). Istilah ketidakkonsistenan status digunakan bilamana salah satu status seseorang
tidak sesuai dengan statusnya yang lain. Ketidakkonsistenan status berarti
bahwa berbagai status seseorang tidak sejalan sebagaimana mestinya.
STATUS UTAMA
Status utama (master status) ialah
suatu status yang memotong status lain yang anda miliki. Artinya, status utama
menunjukkan status yang paling dipandang oleh masyarakat tempat individu
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Seseorang mungkin memiliki banyak
status, akan tetapi dari sekian banyak status tersebut, terdapat status yang
paling mencolok. Status tersebut jauh lebih menonjol dibandingkan dengan
status-status lainnya, sehingga status itulah yang paling diperhatikan oleh
masyarakat.
SIMBOL STATUS
Perspektif sosiologi yang banyak
mengkaji mengenai simbol adalah persepktif interaksionisme simbolik. Perspektif
interaksionisme simbolik atau perspektif interaksionis mempelajari simbol
sebagai sesuatu yang dijadikan sebagai medium dalam berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang lain.
Simbol adalah sesuatu yang
diberikan makna sehingga memiliki kadar atau nilai tertentu. Simbol status
(symbol status) merupakan tanda yang mengidentifikasi suatu status. Setiap
orang menggunakan simbol status untuk mengumumkan status kita dalam kehidupan
sehari-hari.
Kita mungkin mempertimbangkan untuk memakai
simbol status kita sendiri, misalnya bagaimana cara berbusana kita,usia, atau
predikat kita sebagai mahasiswa perguruan tinggi atau dosen.
KETIDAKKONSISTENAN STATUS
Ketidakkonsistenan status (status
inconsistency) adalah sebuah situasi
ketika individu harus menjalankan peran yang tidak sesuai dengan harapannya
atau ekspektasinya (harapan peran/role expectation).
Ketidakkonsistenan status terjadi
ketika seorang individu harus menjalankan status atau peranan tertentu yang
bertentangan dengan status atau peranannya yang lain.
Ketidakkonsistenan status merupakan
sebuah istilah atau konsep yang menjelaskan mengenai bagaimana ketika status yang dimiliki oleh seseorang
tidak sesuai dengan statusnya yang lain
PERANGKAT STATUS
Peran dikaitkan dengan status. Hal
itu disebabkan karena status dan peran merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Menurut James Henslin dalam
bukunya, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi menyebutkan bahwa perangkat status
(status set) merujuk pada semua status atau posisi yang anda miliki atau anda
duduki.
Status yang dimiliki oleh seseorang
bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia dan lingkungan sosial orang
tersebut. Ketika lahir seorang individu sudah memiliki status sebagai anak dan
atau adik. Ketika bertambah besar statusnya bertambah sebagai kakak seiring
dengan kelahiran anak selanjutnya.
REFERENSI
:
Abdulsyani, Sosiologi ; Skematika, Teori dan Terapan,
Jakarta : Bumi Aksara, 1984
James Henslin, Sosiologi Dengan
Pendekatan Membumi Jilid I, Jakarta : Erlangga, 2002
Mayor Polak, Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas, Jakarta :
Ichtiar Baru, 1976
Paul Horton, Sosiologi Jilid I, Jakarta : Erlangga, 1984
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta :
Rajawali, 1987
Komentar
Posting Komentar