KEMISKINAN DAN EKSLUSI SOSIAL

 

KEMISKINAN DAN EKSLUSI SOSIAL

APA ITU KEMISKINAN  ?

Kemiskinan merupakan salah satu masalah mendasar manusia bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Kemiskinan sudah lama menjadi permasalahan global. Berbagai teori dan kebijakkan sudah dikeluarkan untuk mengatasinya tetapi sejauh ini masalah tersebut masih juga belum terselesaikan.

Globalisasi merupakan sebuah paradok. Fenomena globalisasi di satu sisi memang telah mengakibatkan terentasnya banyak orang dari kemiskinan, tetapi di sisi lain globalisasi telah membuka ruang baru bagi kemiskinan dan ketimpangan sosial. Kemiskinan global telah memicu berbagai kekerasan di dunia seperti peperangan dan terorisme. Meluasnya pengaruh perusahaan multinasional telah melahirkan ketimpangan global.

Negara-negara miskin memiliki segelintir elit yang menikmati globalisasi tetapi dengan sebagian besar penduduknya yang hidup dalam kemelaratan.Negara-negara miskin memiliki tingkat hutang yang sangat tinggi, angka pengangguran yang besar dan ketergantungan kepada bantuan internasional yang sangat tinggi.

Sosiologi Kemiskinan merupakan salah satu cabang Ilmu Sosiologi yang bersifat terapan (Applied). Sosiologi kemiskinan mencermati fenomena kemiskinan terutama dari aspek sosial, hubungan sosial dan struktur sosial.

Aktivitas ekonomi bukanlah realitas sosial yang soliter dan hanya berkaitan dengan transaksi jual beli barang dan jasa yang menekankan untung rugi semata, melainkan di dalamnya juga bertali temali dengan aspekaspek sosial budaya yang kompleks. Aktivitas ekonomi sebagaimana struktur sosial yang ada dapat berkontribusi memunculkan bahkan melanggengkan kemiskinan.

Kemiskinan itu sendiri merupakan permasalahan yang kompleks karena berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan, baik ekonomi,sosial,politik,budaya,ekologis dan lain sebagainya.Dalam tulisan ini coba diuraikan kemiskinan melalui berbagai aspeknya terutama dengan menggunakan sudut pandang ilmu sosiologi.

Kemiskinan, terlepas dari segala dampak dan pengaruh negatif yang ditinggalkannya memiliki sejumlah fungsi. Menurut kalangan Fungsionalis kemiskinan fungsional bagi sistem sosial/masyarakat. Beberapa fungsi kemiskinan, diantaranya :

      Fungsi ekonomi :

1.menyediakan tenaga untuk “pekerjaan rendah”

2.mendorong dana sosial

3. pemanfaatan barang bekas orang kaya

      Fungsi sosial :

1.menimbulkan altruisme terhadap orang miskin

2.menguatkan norma-norma sosial dalam masyarakat

3.menjadi ukuran kemajuan bagi kelas lain

4.membantu kelompok lain sebagai anak tangga mobilitas sosial

      Fungsi kultural :

 peniruan golongan kaya terhadap budaya golongan miskin & menyediakan tenaga fisik untuk membangun monumen-monumen kebudayaan

      Fungsi politik :

1.sebagai isu utama mengenai perubahan dan pertumbuhan ; Kemiskinan seringkali menjadi komoditas politik untuk mendulang suara dalam kontestasi elektoral. Pemerintahan yang berkuasa seringkali menyusun program ekonomi yang populis agar mereka mendapatkan dukungan dari golongan masyarakat miskin, tanpa menyadari bahwa kebijakkan tersebut belum tentu menyelesaikan kemiskinan mereka secara menyeluruh.

2.orang miskin berjasa sebagai kelompok gelisah” / musuh bagi kelompok politik tertentu : Bagi kalangan oposisi, kemiskinan dapat menjadi isu yang bertujuan menjatuhkan atau mendelegitimasi pemerintahan yang ada. Golongan miskin terutama di wilayah perkotaan dapat menjadi unsur yang menggerakkan aksi massa seperti demonstrasi anti-pemerintah bahkan kerusuhan.

-Menurut kalangan fungsionalis, kemiskinan tetap akan ada di dalam masyarakat. Hal itu disebabkan selama kemiskinan masih fungsional bagi sistem sosial dan belum adanya alternatif untuk mengganti fungsi kemiskinan. Adapun jikalau Jika kemiskinan sudah tidak fungsional bagi sistem sosial atau ada upaya yang dilakukan oleh  golongan miskin berupaya mengubah sistem sosial yang ada maka mungkin saja kemiskinan itu lenyap dari masyarakat. (Suyanto,2013)

 

EKSLUSI SOSIAL

 

Ekslusi sosial merupakan konsep sosiologis yang memiliki kaitan erat dengan kemiskinan. Walaupun memiliki irisan, namun keduanya bebeda. Kemiskinan maupun ekslusi sosial sama-sama bisa menghasilkan deprivasi sosial ; bedanya adalah konsep kemiskinan biasanya hanya terbatas pada kurangnya pemilikan sumber-sumber ekonomi pada sekelompok orang, sementara konsep ekslusi sosial merupakan konsep sosiologis yang lebih luas dan berjangka panjang di mana individu, kelompok atau komunitas tertentu tidak mendapatkan hak-haknya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat berperan secara aktif di dalam berbagai kegiatan di masyarakat secara keseluruhan.

 

Dampak dari ekslusi sosial terhadap masyarakat yang menjadi korbannya adalah terputusnya dari berbagai institusi dan jasa, jejaring sosial, dan kesempatan-kesempatan pengembangan diri yang bisa dinikmati oleh masyarakat pada umumnya.

 

Berikut ini adalah beberapa contoh dari ekslusi sosial :

 

- Tidak memiliki tempat tinggal yang layak

 

- Tidak memiliki akses kesehatan

 

- Tidak memiliki akses informasi

 

- Tidak memiliki akses kredit berupa agunan atau sertifikat pemilikan

 

- Tidak  memperoleh pendidikan yang layak

 

- Tidak memiliki jaminan asuransi

 

- Tidak memiliki tempat dan izin usaha

 

- Tidak memiliki akte pemilikan tanah

 

- Tidak memiliki akte kelahiran

 

- Tidak mampu menyalurkan aspirasi politik maupun nonpolitik

 

- Tidak bebas berorganisasi

 

- Tidak  memiliki KTP

 

- Tidak bebas melakukan ibadah

 

- Tidak bisa memperoleh fasilitas rekreasi yang sehat

 

- Tidak  dapat mengembangkan bakat dan hobi

 

- Tidak bisa mengekspresikan aspirasi

 

Sebetulnya kemiskinan maupun ekslusi sosial sama-sama bisa menghasilkan deprivasi sosial ; bedanya konsep kemiskinan biasanya hanya terbatas pada kurangnya kepemilikan sumber-sumber ekonomi pada sekelmpok orang, sementara ekslusi sosial merupakan konsep sosiologis yang lebih luas dan berjangka panjang di mana individu, kelompok atau komunitas tertentu tidak mendapatkan hak-hak dan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat berperan serta secara aktif di dalam berbagai kegiatan di masyarakat secara keseluruhan.

 

Terdapat berbagai faktor penyebab dari ekslusi sosial termasuk kemiskinan itu sendiri. Dampak dari ekslusi sosial terhadap masyarakat adalah terputusnya masyarakat dari berbagai institusi dan jasa, jejaring sosial, dan kesempatan-kesempatan pengembangan diri yang bisa dinikmati oleh masyarakat pada umumnya.

 

Ekslusi sosial sebagaimana kemiskinan merupakan masalah sosial. Masalah sosial merupakan gejala atau fenomena sosial yang mengancam eksistensi masyarakat. Hal itu disebabkan karena ekslusi sosial bisa mengakibatkan terjadinya disorganisasi sosial.

 

Oleh karena ekslusi sosial merupakan maslaah sosial dan mengancam keberlangsungan kehidupan bersama, maka ekslusi sosial harus diatasi dan diantisipasi.

 

Ekslusi sosial antara lain dpaat diatasi dengan cara melakukan pemberdayaan masyarakat atau komunitas. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan cara melakukan pendampingan kepada komunitas marjinal yang ada agar dapat terlibat dalam kegiatan pengorganisasian.

 

Golongan buruh, petani dan nelayan misalnya, merupakan kelompok masyarakat yang rentan mengalami ekslusi sosial. Mereka dapat dicegah dari ekslusi sosial dengan melibatkan mereka dalam organisasi misalnya dilibatkannya buruh ke dalam organisasi serikat buruh.

 

Demikian pula dnegan kalangan petani dan nelayan. Dengan melibatkan mereka dalam kegiatan pengorganisasian, mereka dapat memiliki jaringan yang dapat memperkuat tuntutan dan aspirasi mereka agar hak-hak mereka dapat terpenuhi.

 

 

REFERENSI :

Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan,Malang : Intrans Publishing, 2013

Bagong Suyanto,Sosiologi  Ekonomi ; Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post Modernisme,Jakarta ; Prenada,2013

Daisy Indira Yasmin (ed), Perang Tanpa Alasan, Sebuah Kajian Sosiologis Terhadap Kasus Tawuran di Komunitas Pemuda Johar Baru Jakarta Pusat, Jakarta : Obor, 2017

 

Dorojatun Kuncorojakti, Kemiskinan Di Indonesia, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,1986

James Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi,Jakarta : Erlangga,2007

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : RajaGrafindo Perkasa, 2014

Parsudi Suparlan, Kemiskinan di perkotaan, Jakarta : Penerbit Sinar Harapan, 1984

Rudolf Strahm,Kemiskinan Dunia Ketiga, Jakarta : Cidesindo,1999

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)