TEORI PEMBANGUNAN DARI KANAN KE KIRI
TEORI PEMBANGUNAN DARI KANAN KE KIRI
PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI
Pembangunan dan modernisasi suatu
negara hanya mungkin dilakukan dengan mengadakan mobilisasi penduduk sebanyak
mungkin dan mengusahakan partisipasi mereka. Modernisasi berarti sejumlah besar
perubahan di banyak kehidupan manusia.
Aspek kehidupan manusia yang
terpengaruh oleh kegiatan modernisasi mencakup perkembangan agraria,
pengajaran, pemeliharaan kesehatan, produksi industri dan urbanisasi.
Perubahan-perubahan itu berarti,
bahwa penduduk harus menguasai pengertian-pengertian baru dan cara berfikir
baru serta mempelajari teknik produksi baru.
Terkait dengan syarat
modernisasi, Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa terdapat sejumlah syarat yang
harus dimiliki oleh suatu negara yang sedang melaksanakan proses modernisasi,
yaitu :
•
Cara berfikir yang ilmiah
•
Sistem administrasi negara yang baik
•
Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan
teratur
•
Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat
•
Digunakannya alat-alat komunikasi massa
•
Tingkat disiplin yang tinggi
•
Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning
Modernisasi berarti bahwa semua
golongan, baik yang lama maupun yang baru, yang tradisional maupun yang modern
menjadi semakin sadar akan dirinya sendiri sebagai golongan, dan semakin
menyadari kepentingan dan tuntutan mereka kepada golongan-golongan lainnya.
Modernisasi bukanlah sebuah
proses sederhana. Modernisasi juga bukan merupakan suatu proses yang langsung
terjadi. Modernisasi merupakan sebuah gejala sosial-ekonomi yang berkembnag
melalui beberapa tahapan.
TEORI KANAN
Teori Modernisasi dianggap sebagai ‘teori kanan” karena teori
ini dianggap mendukung sistem liberalisme dan kapitalisme. Teori Modernisasi
lahir pada tahun 1950-an di Amerika Serikat dan merupakan respon kaum intelektual
terhadap Perang Dunia yang bagi para penganut paham Evolusioner dianggap
sebagai jalan optimis menuju perubahan.
Modernisasi dianggap menjadi penemuan teori yang
terpenting dari perjalanan kapitalisme yang panjang di bawah kepemimpinan
Amerika Serikat. Teori ini lahir dalam suasana ketika dunia memasuki Perang
Dingin antara negara-negara Sosialis pimpinan Uni Soviet menghadapi
negara-negara yang menganut sistem liberalisme-kapitalisme.
Bangkitnya negara-negara baru di
Asia dan Afrika pasca Perang Dunia Kedua juga menimbulkan kekhawatiran Amerika
Serikat. Amerika Serikat khawatir negara-negara baru tersebut akan menganut
paham sosialisme-komunisme, oleh karena itu Amerika Serikat mendorong para
ilmuan sosial untuk mengembangkan teori untuk memahami negara-negara Dunia
Ketiga yang baru lahir tadi sekaligus dalam rangka mempromosikan model
pembangunan liberal terhadap negara-negara Dunia Ketiga tersebut.
Teori Modernisasi merupakan teori
yang pada hakekatnya memiliki basis atau landasan pada teori evolusi/teori
perkembangan dan teori fungsionalisme struktural. Hal ini disebabkan karena
para penganut teori evolusi dan teori fungsionalisme telah terbukti mampu
menjelaskan proses masa peralihan dari masyarakat tradisional ke masyarakat
modern negara-negara Eropa Barat, selain juga mampu menjelaskan arah yang perlu
ditempuh negara Dunia Ketiga dalam proses modernisasinya
Diantara tokoh yang menganut
teori mdoernisasi adalah Rostow dan Alex Inkeles.Rostow menulis dalam bukunya
yang berjudul Tahap-Tahap Perkembangan Ekonomi. Bukunya tersebut dikalim
sebagai alternatif dari teori Karl Marx mengenai Manifesto Komunisme. Rostow
menyebutnya dengan istilah Non-Communist Manifesto.
Menurut Rostow, modernisasi
bergerak melalui sejumlah tahap sebagai berikut :
•
fase tradisional
•
fase pra tinggal landas
•
fase tinggal landas
•
fase kematangan
•
fase konsumsi tingkat tinggi
Tokoh lainnya yang menganut teori
modernisasi adalah Alex Inkeles.Menurut Alex Inkeles, modernisasi yang sedang
dijalankan oleh suatu negara atau masyarakat sangat tergantung pada kualitas
individu-individu yang ada di dalamnya. Masyarakat atau negara yang modern
adalah masyarakat atau negara yang memiliki warga negara atau anggota
masyarakat yang memiliki cara pandang dan mentalitas modern.
TEORI KIRI
Yang dimaksud dengan teori kiri
disini adalah teori yang landasan teorinya adalah Marxisme, baik Marxisme
klasik maupun modern. Salah satu teori pembangunan yang bercorak kiri adalah
teori Ketergantungan atau teori Dependensi.
Teori ini lebih menitikberatkan
pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Dalam hal
ini, dapat dikatakan bahwa teori Dependensi mewakili “suara negara-negara
pinggiran” untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya, dan intelektual
dari negara maju.
Walaupun teori Dependensi banyak
terinspirasi dari Marxisme ortodok sehingga teori Dependensi atau teori
Ketergantungan dapat dikatakan sebagai teori Neo-Marxisme, akan tetapi terdapat
sejumlah perbedaan diantara keduanya, sebagai berikut ;
Marxisme ortodok |
Neo-Marxisme |
melihat imperialisme dari sudut
pandang negara-negara utama (core countries), sebagai tahapan lebih lanjut
dari perkembangan kapitalisme di Eropa Barat, yakni Kapitalisme monopolistik |
melihat imperialisme dari sudut
pandang negara-negara pinggiran, dengan menitikberatkan perhatian pada akibat
imperialisme pada negara-negara Dunia Ketiga |
cenderung berpendapat tentang
tetap dan perlu berlakunya dua-tahapan revolusi. Revolusi Borjuis harus
terjadi lebih dahulu sebelum revolusi sosialis. Marxisme Ortodoks percaya,
bahwa revolusi progresif akan terus melaksanakan revolusi borjuis yang tengah
berlangsung di negara Dunia Ketiga, dan ini merupakan kondisi awal yang
diperlukan untuk terciptanya revolusi sosialis dikemudian hari |
percaya bahwa negara Dunia Ketiga
telah matang untuk melakukan revolusi sosialis. Neo Marxisme berharap
revolusi sosialis itu “di sini” dna sekarang. Neo Marxisme melihat kaum
borjuis, yang merupakan ciptaan dan sekaligus alat dari imperilisme, tidak
akan mampu melaksanakan tugasnya untuk menjadi pembebas kaum proletar dari
ikatan dan eksploitasi kekuatan alat-alat produksi |
Marxisme ortodoks meyakini bahwa
revolusi itu dilakukan oleh kaum proletar industri di perkotaan |
Neo Marxisme lebih tertarik pada
arah revolusi Cina dan Kuba. Mereka berharap pada kekuatan revolusioner
potensial dari para petani di pedesaan dan perang gerilya tentara rakyat |
Teori Ketergantungan memiliki sejumlah asumsi dasar sebagai
berikut :
❶ketergantungan
dilihat sebagai suatu gejala yang sangat umum, berlaku bagi seluruh negara
Dunia Ketiga.
❷Ketergantungan
dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh “faktor luar’ seperti warisan kolonial dan sistem pembagian
kerja internasional
❸permasalahan
ketergantungan lebih dilihatnya sebagai masalah ekonomi, yang terjadi akibat
mengalirnya surplus ekonomi dari negara Dunia Ketiga ke negara maju.
❹situasi
keterbelakangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses polarisasi
regional ekonomi global
❺ keadaan
tergantung dilihat sebagai suatu hal yang mutlak bertolakbelakang dengan
pembangunan.
❻ semakin
erat terkait dengan negara maju, maka semakin memperburuk situasi
ketergantungan dan keterbelakangan negara pinggiran
Salah satu tokoh yang mengusung
Teori Ketergantungan adalah Andre Gunner Frank. Frank membuat sejumlah asumsi
yang menggambarkan pandangannya tentang pembangunan ekonomi dna politik di
negara-negara berkembang sebagai berikut :
☻menganggap bahwa sebagian besar
kategori teoritis dan implikasi kebijakkan pembangunan yang ditemukan di dalam
teori Modernisasi merupakan hasil sulingan dan saringan pengalaman kesejarahan
negara kapitalis maju di Eropa Barat dan Amerika Utara.
☻teori modernisasi dianggap tidak
mampu memberikan petunjuk untuk memahami masalah-masalah yang sedang dihadapi
oleh negara-negara Dunia Ketiga.
☻Frank menganggap negara Dunia
Ketiga tidak akan dapat dan tidak perlu mengikuti arah pembangunan
negara-negara Barat, karena mereka memiliki pengalaman kesejarahan yang
berbeda, yang negara-negara Barat tidak pernah mengalaminya seperti
kolonialisme.
☻menurut Frank, bukan feodalisme
dan tradisionalisme yang menjadikan negara Dunia Ketiga mengalami
keterbelakangan.
☻Frank menganggap kolonialisme dan
dominasi asing yang mengakibatkan pembalikan sejarah dari perkembangan
negara-negara maju di Dunia Ketiga dan memaksanya untuk mengikuti arah
perkembangan keterbelakangan ekonomi.
☻keterbelakangan bukanlah sesuatu
yang alamiah, akan tetapi merupakan suatu ciptaan dari sejarah dominasi
kolonial yang panjang yang dialami oleh negara Dunia Ketiga.
☻keterbelakangan juga bukan
merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya kekurangan modal
☻keterbelakangan merupakan sebuah
proses ekonomi, politik, dan sosial yang terjadi sebagai akibat dari globalisasi
dan sistem kapitalisme global
☻hubungan antara negara pinggiran
dan negara pusat pasti menghasilkan pembangunan
ketertinggalan ( the development of underdevelopment)
☻agar negara pinggiran dapat lepas
dari keterbelakangannya, maka negara tersebut harus memutuskan hubungannya
dengan negara-negara pusat.
Teori ketergantungan menghendaki
untuk adanya peninjauan kembali pengertian ‘pembangunan”. Pembangunan tidak
harus dan tidak tepat untuk diartikan sebagai sekedar proses industrialisasi,
peningkatan keluaran (output), dan peningkatan produktivitas
Bagi teori ketergantungan,
pembangunan lebih tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup bagi setiap
penduduk di negara Dunia Ketiga, dengan kata lain, pembangunan tidak sekedar
pelaksanaan program yang melayani kepentingan elit dan penduduk perkotaan, akan
tetapi lebih merupakan program yang dilaksanakan untuk mememnuhi kebutuhan
dasar penduduk pedesaan, para pencari kerja, dan sebagian besar kelas sosial
lain yang dalam posisi memerlukan bantuan.
Teori ketergantungan menganjurkan
agar negara pinggiran memotong hubungan dan keterkaitannya dengan negara-negara
sentral. Teori ketergantungan menganjurkan agar negara Dunia Ketiga menjalankan
model pembangunan ‘Berdiri di atas kaki sendiri” untuk melaksanakan dan
mencapai pembangunan yang otonom dan bebas dari ketergantungan.
Teori ketergantungan berpendapat
perlunya revolusi sosialis untuk mengakhiri kekuasaan para elit yang menolak
adanya pemutusan hubungan dengan negara-negara sentral.
REFERENSI :
Arief Budiman, Teori
Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta : Gramedia, 1995
Mansour Fakih, Runtuhnya
Teori Pembangunan Dan Globalisasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002
Suwarsono, Perubahan
Sosial Dan Pembangunan Di Indonesia, Jakarta : LP3ES, 1991
Robert H.Lauer,
Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : Rineka, 2001
Komentar
Posting Komentar