KARAKTERISTIK TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
KARAKTERISTIK
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
Perspektif struktural fungsional atau teori struktural fungsional
merupakan salah satu perspektif utama di dalam sosiologi. Perspektif struktural
fungsional disebut dengan dengan perspektif integrasi atau perspektif
konsensus.
Perspektif struktural fungsional menganggap masyarakat
terintegrasi atas dasar kata sepakat anggota-anggotanya akan nilai-nilai
kemasyarakatan tertentu.
Perspektif struktural fungsional berasal dari dua kata yaitu
struktural dan fungsional. Istilah struktural menunjukkan bahwa perspektif ini
bergerak pada tataran makroskopik yang menganalis masyarakat dari sudut pandang
makro. Perspektif ini mengkaji masyarakat melalui aspek struktur sosialnya.
Sedangkan istilah fungsional menggambarkan bahwa perspektif ini
menjelaskan bahwa setiap unsur did alam masyarakat cenderung bersifat
fungsional satu sama lainnya. Setiap unsur di dalam masyarakat dianggap
memperkuat satu sama lainnya sehingga membantu mempertahankan masyarakat dari
perubahan yang berasal dari luar.
Perspektif struktural fungsional dlaat dikenali dan dibedakan dari
perspektif lainnya dari sejumlah kata kunci sebagai berikut :
-keteraturan
-keselarasan
-harmoni sosial
-order
-keseimbangan
-ekualibrium
Perspektif struktural fungsional menekankan pada order atau
keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Persepktif struktural fungsional juga memiliki sejumlah konsep penting seperti
:
-fungsi
disfungsi
-fungsi laten
-fungsi manifes
Para fungsionalis atau kalangan yang menganut perspektif
struktural fungsional melihat masyarakat dan lembaga-lembaga sosial sebagai
sesuatu sistem yang seluruh bagianya
salingtergantung satu sama lainnya dan bekerja
sama dalam menciptakan keseimbangan (equibrium).
Mereka memang tidak menolak keberadaan konflik di dalam
masyarakat, akan tetapi mereka percaya bahwa masyarakat itu sendiri akan
mengembangkan mekanisme yang dapat mengontrol konflik yang timbul.
Fungsionalisme pada awalnya muncul dari adanya doktrin organismis
yang memandang masyarakat sebagai sejenis organisme. Titik ektrem dari
organisisme semacam ini berangsur-angsur memudar hingga analisis fungsional
pada masa selanjutnya lebih menitikberatkan pada hubungan antara bagian-bagian
yang saling berkaitan dengan berbagai kondisi keutuhan sosial atau keseimbangan
sosial.
Asumsi dasar sosiologi fungsionalisme struktural bermula dari
pemikiran Positivismenya Auguste Comte dan dilanjutkan oleh Herbert Spencer,
ialah bahwa masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri terdiri
dari bagian-bagian yang saling tergantung satu sama lain.
Lahirnya fungsionalisme struktural sebagai suatu perspektif yang
“berbeda” dalam sosiologi memperoleh dorongan yang sangat besar lewat
karya-karya klasik seorang ahli sosiologi Perancis, yaitu Emile Durkheim.
Masyarakat modern dilihat oleh Durkheim sebagai keseluruhan organis yang memiliki
realitas tersendiri. Keseluruhan tersebut memiliki seperangkat kebutuhan atau
fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi
anggotanya agar dalam keadaan normal, tetap langgeng.
Bilamana kebutuhan tertentu tadi tidak dipenuhi maka akan
berkembang suatu keadaan yang bersifat “patologis’. Lebih lanjut, para
fungsionalis beranggapan bahwa situasi patologis tersebut pada akhirnya akan
teratasi dengan sendirinya sehingga keadaan normal kembali dapat dipertahankan.
Para fungsionalis kontemporer menyebut keadaan normal sebagai
equilibrium, atau sebagai suatu sistem yang seimbang, sedangkan keadaan
patologis menunjuk pada ketidakseimbangan atau perubahan sosial. (Poloma,2004)
Sebagai salah satu perspektif utama dalam kajian sosial
kemasyarakatan, teori struktural fungsional memiliki sejumlah karateristik, di
antaranya adalah sebagai berikut :
♦ teori struktural fungsional mengagungkan integrasi sosial dan
keteraturan (order)
♦ teori struktural fungsional menekankan pada keteraturan dan
mengabaikan konflik serta perubahan dalam masyarakat
♦ teori struktural fungsional memusatkan analisa pada tingkat
makro
♦ teori struktural fungsional secara ideologis dianggap cenderung
konservatif dan mendukung status quo
♦ teori struktural fungsional menggunakan analisis pada tingkatan
struktur
Teori struktural fungsional juga memiliki sejumlah premis dasar yang
menjadi kerangka dasar terkait dengan anaisa mengenai struktur sosial atau
masyarakat sebagai berikut :
❶ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap masyarakat dianggap sebagai suatu
sistem sosial yang terdiri atas bagian atau elemen yang saling berkaitan dan
menyatu dalam keseimbangan
❷ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap bahwa keseimbangan atau ekualibrium
dipelihara oleh dua mekanisme sosial, yaitu sosialisasi dan pengawasan sosial
atau kontrol sosial
❸ Teori atau perspektif
struktural fungsional menganggap setiap unsur dalam sistem sosial bersifat
fungsional terhadap yang lain
❹ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap sistem sosial cenderung bergerak ke
arah integrasi
❺ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap masyarakat akan selalu berada pada
situasi harmoni, stabil,seimbang dan mapan
❻ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap integrasi terbentuk karena adanya
konsensus diantara seluruh anggota masyarakat
❼ Teori atau perspektif
struktural fungsional menganggap perubahan yang terjadi pada satu unsur/bagian
akan berpengaruh pada bagian lainnya
❽ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap perubahan terhadap sistem sosial
terjadi karena inovasi dan pengaruh luar yang mendorong terjadinya diferensiasi
sosial yang makin kompleks
❾ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap disfungsi,ketegangan dan konflik
hanya bersifat sementara
❿ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap sejumlah gejala disfungsi yang
terjadi dalam struktur sosial seperti perang, ketidaksamaan sosial, dan
kemiskinan “diperlukan oleh masyarakat”
⓫ Teori atau
perspektif struktural fungsional menganggap perubahan sosial terjadi secara
perlahan-lahan dalam masyarakat, atau berlangsung secara gradual
⓫ Teori atau
perspektif struktural fungsional berpendapat bahwa kalau terjadi konflik dalam
masyarakat perhatian utamanya bukan pada sebab terjadinya konflik, akan tetapi
lebih pada bagaimana cara menyelesaikannya.
REFERENSI :
I.B.Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, Jakarta,
Kencana, 2018
George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, Jakarta : Kencana
James Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi,Jakarta : 2007
Jonathan H.Turner dan Alexander Maryansky, Fungsionalisme,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010
Margaret Poloma, Sosiologi Kontemporer, Jakarta ; RajaGrafindo
Persada, 2004
Komentar
Posting Komentar