KATUP PENYELAMAT (SAVETY VALVE)
KATUP PENYELAMAT (SAVETY VALVE)
PENGANTAR
Sudah lama para ilmuan sosial
mempelajari dan menganalisa mengenai konflik sosial. Konflik merupakan sebuah
kajian yang mendapatkan perhatian penuh dari para ilmuan sosial yang ada.
Konflik dipelajari antara lain dalam
rangka mencegah masyarakat dari dampak buruk yang ditimbulkan dari konflik
tersebut. Hal ini disebabkan karena konflik merupakan kekuatan dahsyat yang
dapat menghancurkan sekaligus membangun sebuah tatanan sosial yang ada.
Konflik sosial sebagaimana integrasi sosial
merupakan dua sisi yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat sampai kapanpun.
Artinya tidak ada masyarakat yang hanya mengalami konflik atau integrasi
semata. Setiap masyarakat, bagaimanapun bentuknya pasti pernah mengalami baik
konflik maupun integrasi.
Konflik sendiri menurut teori konflik
menunjukkan suatu situasi yang abnormal, sedangkan menurut teori konflik,
konflik merupakan suatu hal yang wajar. Bahkan teori konflik melihat konflik
yang terjadi di masyarakat merupakan suatu keniscayaan dan juga merupakan suatu
keharusan. Menurut Karl Marx sebagai peletak dasar teori konflik, konflik
berfungsi untuk menghancurkan tatanan sosial yang ada.
Konflik sendiri memiliki sejumlah istilah,
diantaranya :
-permusuhan
-perang
-antagonistik
-polarisasi
-pertikaian
-kontradiksi
-persengketaan
Adapun konflik
disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu adanya perbedaan dan perubahan.
Perbedaan yang mengakibatkan konflik antara lain adalah adanya perbedaan pada
aspek berikut ;
- perbedaan ciri fisik /
ras
- perbedaan gender
- perbedaan kebudayaan
- perbedaan agama
- perbedaan tafsir
keagamaan
- perbedaan kepentingan
Selain karena perbedaan,
konflik juga disebabkan oleh adanya perubahan tertentu di dalam masyarakat.
Perubahan dapat menjadi pendorong terjadinya konflik adalah perubahan sosial
yang memiliki kriteria sebagai berikut :
-perubahan yang cepat
-perubahan yang tidak
direncanakan
-perubahan struktural
-perubahan yang tidak
difahami
-perubahan yang tidak
seimbang (cultural lag)
KATUP PENYELAMAT
Konsep katup penyelamat merupakan
gagasan yang dikemukakan oleh Lewis Coser yang beranjak dari paradigma bahwa
konflik tidak selamanya negatif sebagaimana anggapa banyak pihak terutama dari
kalangan penganut fungsionalisme struktural.
Konflik menurut Coser dapat
bersifat positif, bahkan bagi sistem sosial atau struktur sosial itu sendiri.
Menurut Coser konflik memiliki fungsi yang positif yaitu konflik berperan dalam
memperkuat struktur atau sistem sosial masyarakat.
Masyarakat yang seringkali
mengalami konflik akan memiliki kemampuan adaptasi dalam menghadapi turbulensi
dibandingkan dengan masyarakat yang jarang mengalami konflik.
Sekarang pertanyaannya adalah,
bagaimana caranya agar konflik dapat diarahkan menjadi sebuah hal yang positif
bagi masyarakat / Salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan tersebut adalah dengan melalui mekanisme Katup Penyelamat (Savety
Valve).
Katup penyelamat atau savety
valve memiliki sebuah premis dasar, yaitu bahwa konflik tidak bertujuan untuk
menghancurkan struktur sosial yang ada, melainkan berfungsi untuk
mempertahankan struktur
Konsep ini juga menyatakan bahwa
konflik bukan ditujukan untuk menghasilkan perubahan struktural. Konflik
dibutuhkan untuk memperkuat integrasi sosial masyarakat.
Dalam konsep katup penyelamat, masalah
dasar dari konflik itu sendiri tidak terpecahkan. Permusuhan yang ada dihambat sedemikian
rupa agar tidak berpaling melawan objek aslinya.
Adapun yang menjadi fungsi dari
katup penyelamat antara lain :
•
membiarkan
luapan permusuhan tersalur tanpa menghancurkan seluruh struktur
•
“membersihkan
suasana dalam kelompok yang sedang kacau
•
sebagai
jalan keluar untuk meredakan permusuhan
•
mengarahkan
konflik agar tidak destruktif, tetapi konstruktif
Katup penyelamat memiliki
beberapa bentuk seperti pemulihan aspirasi antara lain melalui lembaga Dewan
Perkawilan Rakyat. Melalui lembaga tersebut konflik-konflik yang terjadi antarkelompok
masyarakat dapat dikelola dan diarahkan ke arah yang dikehendaki oleh
masyarakat. Mekanisme penyelesaian konflik mellaui DPR sejatinya merupakan
konsiliasi, di mana pihak-pihak yang bertikai mengirimkan wakilnya untuk
berunding mencari titik temu yang disepakati bersama.
DPR sebagai katup penyelamat juga
memiliki aturan main (rule of the game) yang harus ditaati oleh pihak-pihak
yang berkonflik, sehingga dengan demikian, konflik memiliki struktur yang mudah
diidentikasi dan dicarikan mekanisme penyelesiaan maslaahnya.
Selain melalui lembaga DPR, katup
penyelamat lainnya dapat berupa partai politik. Melalui partai politik, segala
bentuk ketidakpuasan dan keresahan di dalam masyarakat dapat disalurkan dengan
baik sehingga hal tersebut tidak mengarah kepada konflik yang sifatnya merusak.
Adapun contoh-contoh lainnya
terkait dengan katup penyelamat juga bisa beupa lembaga perlindungan konsumen
dan serikat buruh. Keduanya memiliki peran penting dan signifikan dlaam
menampung dan menyalurkan serta mengartikulasikan berbagai ketidakpuasan
anggota masyarakat terhadap situasi atau aturan yang ada.
Komentar
Posting Komentar