DASAR-DASAR ETNOGRAFI

 

DASAR-DASAR ETNOGRAFI

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud, yang memotong batu-batu besar di lembah, dan kaum Firaun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak)” (QS Al Fajr : 6-10)

I

PENGANTAR

 

Istilah Etnografi berasal dari bahasa latin “ethnos” yang berarti suku dan “graphein” yang berarti tulisan atau uraian. Secara harfiah, “Etnografi” berarti “menulis tentang orang”. Maksudnya adalah Etnografi mencakup segala macam kajian atau studi yang mendalam tentang sekelompok orang dengan tujuan untuk mendeskripsikan pola dan kegiatan sosio-kultural mereka.

Dengan demikian Etnografi berarti ilmu yang menguraikan mengenai suku bangsa. Etnografi artinya deskripsi mengenai kebudayaan suku-suku bangsa atau ilmu mengenai pelukisan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup tersebar di muka bumi.  Jadi Etnografi adalah penelitian tentang kebudayaan suku-suku bangsa yang ada di dunia.

Etnografi tidak hanya sebagai sebuah metode penelitian dalam antropologi tetapi juga sebuah cara berfikir.Penelitian etnografi dilakukan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Perbedaan antara antropologi dengan etnografi adalah antropologi meneliti tentang perilaku manusia sedangkan etnografer memfokuskan lebih dalam lagi pada kebudayaan tentang cara hidup suatu masyarakat.

Penelitian etnografi bukan hanya mempelajari masyarakat, melainkan belajar dari masyarakat itu. Penelitian etnografi muncul untuk memahami tindakan masyarakat yang membentuk suatu kebudayaan. Dengan demikian penelitian etnografi dalam bidang antropologi bukan hanya sebagai pendekatan penelitian kualitatif, melainkan metodologi yang mendasari terciptanya ilmu antropologi yang menelusuri tentang studi kebudayaan lebih dalam lagi.

Etnografi sebagai bagian dari imu sosial mempunyai cakupan materi yang sangat luas. Objek penelitian etnografi berupa suku bangsa artinya Etnografi berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat dimana, satu dan lainnya memiliki cara hidup dan kebudayaan yang berbeda-beda.

Beberapa ahli memberikan definisi mengenai Etnografi sebagai berikut ;

1.Koentjaraningrat : Etnografi merupakan kegiatan pengumpulan bahan keterangan yang dilakukan secara sistematis terkait dengan cara kehidupan sosial masyarakat yang dikaitkan dengan kebudayaan mereka

2. Clifford Geertz : Etnografi adalah upaya intelektual yang bertujuan mengelaborasi realitas

3.Charles Winnick : Etnografi adalah studi soal budaya individu terutama studi mengenai deskripsi dan non-interpretatif

4.Roger  M.Keesing : Etnografi merupakan penelitian yang berupa pembuatan dokumentasi serta analisis budaya tertentu dengan cara melakukan penelitian lapangan

5.Alessandro Duranti : Etnografi merupakan deskripsi tertulis mengenai organisasi sosial, aktivitas sosial, simbol, dan sumber material serta karakteristik praktik interpretasi dari suatu kelompok manusia tertentu

6. John W. Creswell : Etnografi adalah sebuah prosedur penelitian untuk menggambarkan dan menginterpretasikan pola perilaku, kepercayaan, dan bahasa suatu masyarakat yang telah berkembang dan dianut dari waktu ke waktu

7.Gall dan Joyec : Etnografi adalah metode penelitian yang berguna dalam menemukan pengetahuan yang terkandung di dalam komunitas tertentu

8.John D.Brewer : Etnografi adalah studi tentang orang-orang dalam setting alami melalui metode yang menangkap makna sosial dan aktivitas biasa mereka

A. TUJUAN ETNOGRAFI

Etnografi  adalah strategi penelitian di mana peneliti mempelajari suatu kelompok budaya pada setting alami selama periode waktu yang lama dengan mengumpulkan data observasi dan wawancara

Etnografi dikembangkan pertama kali salah satunya oleh Bronislaw Malinowski pada abad kedua puluh. Menurut Bronislaw Malinowski, tujuan etnografi adalah sebagai berikut :

1. memahami sudut pandang penduduk asli

2. memahami hubungan antara sudut pandang penduduk asli dengan kehidupan untuk mendapatkan pandangan mengenai dunianya

3. memperoleh gambaran dari subjek penelitian dengan penekanan  pada penggambaran pengalaman sehari-hari individu dengan mengamati dan mewawancarai mereka dan orang lain yang relevan secara menyeluruh atau holistik

B. KARAKTERISTIK ETNOGRAFI

Sebagai sebuah ilmu dan metode penelitian, Etnografi memiliki sejumlah karakteristik atau ciri khas sebagai berikut :

-Berfokus pada aspek kebudayaan kelompok etnik tertentu

-Bersifat deskriptif

-non-interpretatif

-Merupakan penelitian kualitatif

-Merupakan jenis penelitian lapangan

-Seringkali disebut dengan istilah penelitian Studi Kasus

-Bersifat partisipan atau terlibat

-Mengamati konteks yang melingkupi masyarakat yang sedang diteliti

-Menekankan data emic, bukan etic

-Lebih menekankan pada makna suatu peristiwa daripada kebenaran (truth) bagi subjek

C. MANFAAT PENELITIAN ETNOGRAFI

Penelitian Etnografi memiliki sejumlah manfaat, diantaranya sebagai berikut :

1.Memberikan sumbangan mengenai definisi mengenai dunia tempat manusia melangsungkan kehidupannya

2.Memberikan informasi mengenai teori-teori mengenai kebudayaan

3.Memperjelas aspek kebudayaan yang mengandung berbagai asumsi terkait sifat dasar realitas dan informasi yang spesifik mengenai realitas tersebut

4. Memberikan penjelasan mengenai keteraturan dan evaluasi dalam perilaku sosial manusia

5.Memberikan penjelasan mengenai perbedaan kebudayaan yang ada

6.Membantu memahami masyarakat yang bersifat kompleks dan multikultural

D. CONTOH HASIL PENELITIAN ETNOGRAFI

Penelitian etnografi sudah dilakukan semenjak adab 19 Masehi. Dewasa ini penelitian etnografi sudah memiliki keragaman ruang lingkup kajian yang meliputi masyarakat dan kebudayaan kontemporer. Beberapa contoh penelitian etnografi yang pernah dihasilkan dan menjadi rujukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan antropologi adalah sebagai berikut :

1. The Elementary Form of Religious Life karya Emile Durkheim

2. The Sexual Life of Savage dan The Mother`s Brother in South Africa karya Radcliffe Brown

3. The Family Among The Australian Aborigin karya Bronislaw Malinowski

4. Field work yang dilakukan oleh R.Linton di Madagaskar dan Polinesia

5. Penelitian Franz Boas terhadap masyarakat Eskimo di Kanada Barat

6. Penelitian J.H.Steward dan A.L.Kroeber terhadap masyarakat Indian di Amerika Utara

7. Penelitian Margareth Mead terhadap masyarakat Polinesia dan Bali

II

SEJARAH ETNOGRAFI

 

Etnografi ditinjau secara harfiah berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau bahkan sekian tahun.

Etnografi dimaknai sebagai sebuah metode, ilmu, maupun sebagai laporan penelitian. Etnografi, baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian dapat dianggap sebagai dasar dan asal usul ilmu antropologi.

Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan etnografi adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.

Etnografi sebagai sebuah metode penelitian masyarakat pertama kali digunakan ketika bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera. Penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa Eropa tesebut diantaranya dilakukan untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang memiliki nilai jual tinggi saat itu. Pencarian bangsa Eropa akan rempah-rempah mendorong mereka melakukan kolonialisme dan imperialisme.

Baik ketika bangsa Eropa datang pertama kali ke Asia, Afrika dan benua Amerika, termasuk Australia, maupun ketika mereka melakukan kolonialisme dan imperialisme, mereka mambutuhkan pemahaman mengenai penduduk asli setempat. Oleh karena itulah mereka kemudian mulai menuliskan apa yang mereka temui dan alami dalam sebuah catatan perjalanan yang dikemudian hari dikenal dengan nama etnografi.Ketika itu etnografi digunakan untuk memudahkan bangsa Eropa dalam melancarkan politik ekspansionismenya.

Dalam perkembangannya, Etnografi makin terbentuk secara akademis, ketika sejumlah tokoh mensistematikannya dalam bentuk metode penelitian yang bersifat empirik dan ilmiah. Diantara tokoh awal yang menjadikan etnografi sebagai sebuah metode ilmiah yang empiris dan objektif adalah Bronislaw Malinowski, Edward Evans-Pritchard dan Margaret Mead. 

Bronislaw Malinowski merupakan peneliti Polandia yang melakukan penelitian etnografi di Papua ketika Perang Dunia Pertama meletus. Ia berjasa melahirkan metode observasi partisipatori yang menuntut etnografer seharusnya tinggal di tempat yang ia teliti untuk berhubungan dengan masyarakat yang ditelitinya agar tidak ada jarak antara peneliti dan masyarakat yang diteliti.

Bronislaw menulis buku “Argonauts of The Western Pasific” (1922) yang kemudian menandai lahirnya etnografi kontemporer. Sedangkan Margaret Mead  pada awal abad ke-20. Mead, seorang antropolog terkemuka menggunakan etnografi dalam mengkaji dan menganalisa pola pengasuhan anak dan pengaruh budaya terhadap perkembangan kepribadian di dalam masyarakat Samoa.

Tokoh lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam mengembangkan etnografi adalah  E.B.Taylor, Frezer dan L.H.Morgan. Mereka berjasa dalam menerapkan teori evolusi biologi terhadap etnografi .

Di Indonesia karya etnografi dirintis oleh sejumlah tokoh sebagai berikut :

-Snouck Hurgronje yang menghasilkan karya etnografi tentang suku bangsa Aceh dan Gayo

-A.W.Nieuwenhuis yang menulis mengenai suku bangsa Dayak

-A.C.Kuryt yang menulis mengenai suku bangsa Toraja

 

A. CIKAL BAKAL PENELITIAN ETNOGRAFI

Cikal bakal etnografi sebenarnya sudah berlangsung semenjak dahulu. Berikut ini adalah contoh kajian-kajian etnografi :

1. era Yunani dan Romawi kuno

- Herodotus (484-425 SM), sudah menulis mengenai masyarakat Mesir. Ia memberikan banyak perhatian kepada kondisi iklim, mata pencaharian, kehidupan keseharian antara laki-laki dan perempuan, semangat keagamaan, praktik ritual, dan kebiasaan-kebiasaan unik yang berbeda yang berlaku di Yunani.

- Meganthenes, seorang duta besar Yunani untuk India juga melukiskan tentang sistem kasta.

-Publius Tacitus (55-177 SM) seorang sejarawan Romawi menulis mengenai masyarakat di Eropa Utara dalam bukunya, “Germania’

2. era Abad Pertengahan

-Ibnu Khaldun dalam bukunya yang fenomenal yang berjudul Muqaddimah memberikan deskripsi yang mendetil mengenai masyarakat Badui

- De La Vega pada era penjelajahan samudera menulis buku yang berjudul Commentarios Reales Que Tratan del Origen de Los Incas yang menggambarkan tentang kebudayaan Inca di Peru

-Schefer menulis History of Lappland

3.era abad pencerahan

-Montesqui dalam bukunya L`Esprit des Lois menulis mengenai perbandingan peraturan di berbagai masyarakat di dunia. Dalam bukunya tersebut Montesqui mengemukakan bahwa masyarakat berevolusi dari liar (savage), menuju barbar (barbarism), dan akhirnya sampai kepada peradaban (civilization)

-J.J.Rousseau dalam bukunya yang berjudul Social Contract menyatakan bahwa pada dasarnya manusia terlahir bebas, tetapi hidupnya dibelenggu oleh seperangkat aturan

 

B. TAHAPAN  PERKEMBANGAN ETNOGRAFI

Sejarah perkembangan etnografi berlangsung melalui sejumlah tahapan sebagai berikut ;

1.Masa etnografi awal (Pada akhir abad ke-19) dengan ciri sebagai berikut :

-fokus etnografi lebih menitikberatkan pada perkembangan evolusi manusia

-peneliti hanya sekedar melakukan studi kepustakaan tanpa terlibat langsung ke lapangan

beberapa tokohnya antara lain E.B.Taylor yang menulis Primitif Culture, Frazer dan Lewis Henry Morgan yang menulis Ancient Society . Taylor merupakan sosok pertama yang menyebut konsep culture (kebudayaan). Menurutnya kebudayaan berkembang melalui sejumlah tahapan sebagai berikut :

-tahap keliaran, yang mencakup masa awal kehidupan manusia (tahap liar tua), masa penemuan api, hidup meramu dan berburu (tahap liar madya) dan masa penemuan senjata berupa busur dan anak panah (tahap liar tua)

-tahap kebiadaban/barbar, yang mencakup era dikenalnya tulisan (tahap barbar muda), era penemuan benda-benda logam (tahap barbar madya), dan era bercocok tanam (tahap barbar tua)

-tahap peradaban, yang terbagi menjadi peradaban purba dan peradaban masa kini

2.Masa etnografi modern (1915-1925) :

-penekanan etnografi pada kehidupan masa kini oleh anggota masyarakat sebagai way of life suatu masyarakat

-etnografi mencoba mendeskripsikan dan membangun struktur sosial budaya masyarakat melalui interpretasi seorang peneliti

-etnografi berupaya melakukan perbandingan dengan sistem sosial untuk dpaat menarik kesimpulan tentang kaidah-kaidah umum yang berlaku di dalam masyarakat

- beberapa tokohnya diantaranya adalah Franz Boas , Racliffe Brown dan Malinowski

3.Masa etnografi baru generasi pertama (1960-an) :

-etnografi menitikberatkan pada masyarakat yang mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran (mind), kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sosialnya

-etnografi tidak sekedar melakukan interpretasi peneliti melainkan berasal dari pemahaman atas susunan pikiran anggota masyarakat

-etnografi bertujuan menemukan dan menggambarkan pola organisasi pikiran dari suatu masyarakat yang dikaji

-tokohnya adalah James Spradley

4.Masa etnografi baru generasi kedua (masa kini) :

-etnografi saat ini merupakan hasil sintesis dari pemikiran Spradley pada masa sebelumnya

-etnografi bertujuan memperhatikan makna dari segala tindakan yang terjadi pada orang lain dan ingin menganalisisnya melalui analisa kebudayaan

III

PENELITIAN LAPANGAN

 

Sebuah penelitian ilmiah atau penelitian sosial memerlukan metode dalam pengumpulan datanya. Pada umumnya terdapat tiga bentuk metode pengumpulan  data dalam sebuah penelitian sosial dilihat dari tempat atau lokasi diadakannya penelitian tersebut, yaitu :

 

1.penelitian lapangan (field work)

2.penelitian laboratorium

3.penelitian dalam perpustakaan

 

Penelitian lapangan merupakan salah satu bentuk penelitian utama yang digunakan dalam ilmu antropologi, khususnya antropologi budaya. Studi kepustakaanpun juga dianggap penting dalam antropologi budaya. Adapun penelitian laboratorium dapat dianggap tidak relevan dengan antropologi budaya. Penelitian lapangan digagas oleh seorang antropolog terkemuka, A.L.Kroeber. Kroeber menyatakan seorang yang melakukan penelitian lapangan harus menetap di dalam wilayah komunitas yang diteliti minimal satu tahun lamanya.

 

Penelitian lapangan merupakan tulang punggung dari antropologi modern. Melalui penelitian lapangan, keterangan dan data-data yang diperlukan oleh antropolog dapat diperoleh.

 

Penelitian lapangan memiliki sejumlah tujuan yang hendak dicapai, antara lain sebagai berikut :

 

1.penelitian lapangan bertujuan mencari keunikan masyarakat yang menjadi objek penelitian

2.penelitian lapangan berupaya memahami masyarakarat dari sudut pandang masyarakat tersebut

3.penelitian lapangan menghilangkan kecenderungan etnosentrisme dalam menilai masyarakat

4.penelitian lapangan berupaya menemukan fungsi dan struktur sosial yang ada pada sebuah masyarakat

 

Dalam penelitian lapangan (field work) si peneliti harus menunggu terjadinya gejala-gejala yang menjadi objek observasinya itu. Penelitian lapangan memiliki sejumlah karakteristik yang khas sebagai berikut :

 

1. Sifat penelitian : penelitian lapangan merupakan penelitian yang bersifat kualitatif

 

2. Karakteristik penelitian : Penelitian lapangan dapat dikatakan sebagai  Grounded research atau penelitian dasar, yang bertujuan menemukan teori-teori baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya antropologi budaya

 

3. Format penelitian : format penelitian dalam penelitian lapangan didasarkan atas metode induktif

 

4. Bentuk data : Data yang digunakan dalam penelitian lapangan terdiri dari data primer dan data sekunder

 

5. Objek penelitian : Objek penelitian lapangan adalah kelompok-kelompok kecil yang berjumlah dari kurang 3000 orang

 

6.Metode penelitian  : metode penelitian yang digunakan dalam penelitian lapangan bisa berupa metode diakronik maupun sinkronik.

 

7.Metode pengumpulan data : dalam penelitian lapangan, metode pengumpulan data yang digunakan antara lain berupa :

 

-metode observasi atau pengamatan khususnya pengamatan terlibat (observasi partisipan)

-wawancara etnografis ; topik yang menjadi bahan wawancara dapat berupa cara berlaku yang telah menjadi kebiasaan, hal-hal yang menjadi kepercayaan masyarakat setempat dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat yang diteliti

-studi kepustakaan

-catatan field notes

 

8. Syarat penelitian : Penelitian lapangan memiliki sejumlah syarat yang harus dipenuhi, diantaranya adalah :

 

-peneliti harus menguasai dan memahami bahasa yang digunakan oleh komunitas yang diteliti

-peneliti harus mengenyampingkan pendapatnya sendiri agar tercapai objektivitas

-peneliti harus memiliki kesabaran karena harus melakukan observasi dalam waktu yang relatif lama

-peneliti harus memiliki biaya yang memadai

-peneliti harus memahami konsep-konsep dasar penelitian etnografi

 

9. Hasil penelitian : Hasil penelitian lapangan kemudian dikomunikasikan baik kepada masyarakat umum maupun kepada para akademisi demi kepentingan pengembangan dan perluasan penelitian selanjutnya. Hasil penelitian lapangan antara lain disampaikan dalam bentuk :

-jurnal ilmiah antropologi

-majalah ilmiah

-buku

-kongres ilmiah

 

10.Tantangan : tantangan yang dapat merintangi jalannya penelitian lapangan antara lain :

 

- adanya penolakan dari komunitas untuk diteliti oleh orang yang dianggap asing

- adanya rasa curiga dari anggota komunitas terhadap peneliti

- tidak adanya informan yang memadai dan sesuai kebutuhan penelitian

- kerja lapangan membutuhkan waktu yang banyak dan biaya yang tidak sedikit

- dalam penelitian lapangan seringkali terdapat perasaan takut dari peneliti  karena antropolog akan berhadapan dengan kebudayaan yang sangat berbeda dengan kebudayaan peneliti

 

11. Hal-hal penting yang harus diperhatikan : Dalam penelitian lapangan terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah :

 

-mengingat pentingnya bahasa dalam penelitian lapangan, maka peneliti harus dapat menguasai atau memahami bahasa dari subjek yang diteliti

-peneliti harus menjelaskan tujuan penelitian kepada informan

-peneliti harus mampu memahami makna yang tersirat dalam bahasa yang digunakan

-peneliti harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan memadai

 

12.Kelebihan penelitian lapangan : penelitian lapangan menghasilkan keterangan yang bersifat otentik mengenai kebudayan suatu masyarakat

 

13.Kekurangan penelitian lapangan : penelitian lapangan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar.

 

IV

METODE PENELITIAN KUALITATIF

 

 

Pendekatan kualitatif memiliki sejumlah metode penelitian antara lain sebagai berikut :

1. RISET DESKRIPTIF

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki suatu kondisi,keadaan atau peristiwa yang hasilnya kemudian akan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

Penelitian deskriptif memiliki beberapa tujuan, yaitu :

-mendeskripsikan temuan-temuan penelitian berdasarkan data-data yang dianalisis

-menjelaskan hasil deskripsi penelitian yang telah ditemukan berdasarkan data-data tersebut

-memvalidasi kebenaran dan keakuratan hasil temuan  tersebut

Penelitian deskriptif memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut :

-memiliki tujuan yang spesifik, fokus dan tidak melebar pada bidang lainnya

-data-data yang digunakan merupakan fenomena dan peristiwa yang terjadi di masyarakat

-permasalahan dalam penelitian deskriptif haruslah menarik dan layak untuk diteliti agar menghasilkan sudut pandang yang baru di masyarakat

-perincian waktu dan tempat yang digunakan harus jelas dan rinci supaya proses penelitiannya berlangsung secara sistematis

-hasil penelitian  yang didapatkan bersifat detail dan jelas

Penelitian deskriptif memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

kelebihan Penelitian deskriptif

kekurangan Penelitian deskriptif

mampu menganalisis topik atau isu yang jarang, sulit dan menyimpang di masyarakat

seringkali hasil penelitiannya tidak menghasilkan temuan yang signifikan secara statistik

mampu melakukan pengamatan dalam kondisi sosial yang alami dan apa adanya

hasil penelitiannya rentan dengan opini subjektif sehingga hasilnya bisa mnejaid bias

tidak banyak memakan waktu seperti dalam penelitian kuantitatif

jenis riset ini bersifat kontekstual dan observasional sehingga sulit diverivikasi

riset deskriptif dapat mengombinasikan antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif

 

2.GROUNDED THEORY

Grounded Theory  berarti “Teori yang berpijak di bumi”. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Strauss din Glasen (1967). Grounded Theory  muncul dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa sosiologi Amerika Serikat saat itu bersifat kuantitatif sehingga cenderung berjarak dengan kenyataan-kenyataan hidup dalam masyarakat yang dikaji.

Pendekatan Grounded Theory menurut Sunyoto memiliki sejumlah tahapan penelitian sebagai berikut :

-tahap konfirmasi / observasi ; pada tapah ini topik dan masalah penelitian yang hendak dikaji  memiliki dukungan ketersediaan data. Peneliti melakukan observasi kira-kira data apa yang tersedia di lokasi penelitian, siapa dan berapa jumlah informan yang kelak bisa dijadikan sebagai sumber data.

-tahap pengumpulan data : pada tahap ini dilakukan penentuan tema dan pengumpulan data yang relevan dengan topik dan masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diidentifikasi, dibuat kategori-kategori dan dibedakan karakteristiknya.

tahap pendalaman : pada tahap ini masing-masing kategori data didalami dan selanjutnya mulai dianalisis hubungan antar kategori tersebut

-tahap akhir : hasil analisis pada tahap kedua dan tahap ketiga dijadikan landasan untuk membangun teori

3. FENOMENOLOGI

Fenomenologi merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang berusaha memahami esensi dari pengalaman individu sebagai sasaran utama penelitian. Adapun tipe permasalahan yang paling sesuai untuk desain penelitian fenomenologi adalah mendeskripsikan esensi dari suatu fenomena. Penelitian Fenomenologi didasarkan atas sejumlah disiplin keilmuan seperti filsafat, psikologi, dan juga pendidikan. Satuan analisis dalam penelitian Fenomenologi adalah mempelajari beberapa individu yang mengalami suatu fenomena yang sama.Fenomenologi dalam pengumpulan datanya hanya menggunakan metode wawancara.

Contoh penelitian fenomenologi : “Jilbab Sebagai Gaya Hidup (Studi Fenomenologi Tentang Alasan Perempuan Memakai Jilbab dan Aktivitas Solo Hijabers Community) (Novitasari 2014)

4.ETNOMETODOLOGI

Istilah Etnometologi didefinisikan sebagai studi praktik mengenai keseharian individu. Penelitian ini muncul sebagai bentuk pengungkapan tentang dunia yang sedang digeluti oleh individu tersebut. Etnometodologi mempelajari tentang bagaimana individu menciptakan metode dalam mencapai dan memahami kehidupan sehari-hari.

Etnometologi dicetuskan pertama kali oleh Harold Garfinkel setelah melihat arsip lintas studi budaya di Universitas Yale yang memuat istilah-istilah seperti etnobotany, etnophysics, etnomusic, dan etnoastronomy. Makna istilah-istilah itu mengenai masyarakat yang masih hidup terpencil (tribal) telah mengenal lingkungannya dengan baik, mereka telah memiliki pengetahuan dan cara-cara menyelesaikan masalah dalam hidup mereka.

Penelitian Etnometodologi banyak meneliti persoalan-persoalan yang menarik dan kekinian seperti berikut :

-meneliti bagaimana seseorang menjadi transgender/transpuan

-meneliti alasan seseorang menjadi Pekerja Seks Komersial

-meneliti kehidupan sehari-hari seorang penjahat

Contoh penelitian Etnometodologi adalah Tulisan Oscar Lewis, “Kisah Lima Kelurga, Telaah Kasus Orang Meksiko Dalam Kebudayan Kemiskinan”

 

V

METODE PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN ETNOGRAFI

 

Etnografi merupakan salah satu cara dalam penelitian terapan untuk penemuan relevansi sosio-kultural dengan melakukan eksplorasi berbagai model kehidupan sehari-hari. Etnografi juga mempelajari interaksi kelompok-kelompok sosial budaya tertentu dalam ruang dan konteks tertentu.

Etnografi adalah strategi atau metode dalam penelitian kualitatif yang melibatkan kombinasi antara penelitian lapangan dan metode observasi. Etnografi berupaya memahami fenomena budaya yang mencerminkan pengetahuan dan sistem makna yang membimbing kehidupan kelompok budaya.

Diantara bentuk metode yang digunakan dalam etnografi adalah :

1.Metode Observasi partisipan (observasi terlibat/partisipan)

Metode pengamatan terlibat meiliki karakteristik sebagai berikut :

-Metode pengamatan terlibat merupakan metode utama dalam penelitian kualitatif khususnya penelitian etnografi.

-Metode pengamatan terlibat berbeda dengan metode-metode pengamatan lainnya, dalam melakukan pengumpulan bahan-bahan keterangan yang diperlukan si penelitinya mempunyai hubungan baik emosional maupun perasaan dengan para pelaku yang diamatinya.

-Dalam  metode pengamatan terlibat, sasaran dalam pengamatan adalah orang atau pelaku. Karena itu juga keterlibatannya dengan sasaran yang ditelitinya berwujud dalam hubungan-hubungan sosial dan emosional.

-Dalam pengamatan terlibat, si peneliti bisa berada pada tingkat keterlibatan tertentu dalam hubungan dengan pelaku yang ditelitinya.

-Dalam pengamatan terlibat, peneliti hidup bersama-sama dengan masyarakat yang ditelitinya. -Dalam kegiatan pengamatan terlibat, si peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh pelakunya dalam kehidupan sehari-hari.

-Dalam pengamatan terlibat, si peneliti berupaya mengindarkan diri dari situasi resmi atau formal. Hal itu bertujuan agar komunitas yang menjadi subjek penelitian tidak menganggap peneliti sebagai orang asing  sehingga tidak ada jarak antara peneliti dan masyarakat yang diteliti, dan dengan demikian peneliti dapat memperoleh informasi yang shahih dan valid serta orisinal dari komunitas tersebut.

2.Metode Wawancara mendalam (indept interview)

Wawancara adalah motode pengumpulan data yang sangat populer di kalangan akademisi dan masyarakat pada umumnya, karena itu banyak digunakan dalam penelitian. Wawancara mendalam adalah wawancara yang dilakukan secara tidak formal dan juga tidak terstruktur

Dalam metode wawancara keberadaan informan kunci memiliki kedudukan yang sangat strategis. Informan kunci adalah orang-orang yang memiliki hubungan erat dan berpengetahuan dalam langkah awal penelitian. Orang semacam ini dibutuhkan dalam penelitian etnografi. Informan kunci antara lain memiliki fungsi dan peran sebagai berikut :

-membuka jalan (gate keeper) peneliti dalam berhubungan dengan responden

-sebagai pemberi izin, pemberi data, penyebar ide dan perantara

Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan dalam menentukan informan kunci antara lain :

-orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi tentang masalah yang sedang diteliti

-informan tersebut harus berusia dewasa

-informan memiliki pengetahuan yang luas

-informan bersikap netral dan tidak memiliki kepentingan pribadi

Pemilihan informan kunci dilakukan melalui salah satu dari sejumlah cara sebagai berikut :

-secara insidental

-menggunakan modal orang-orang yang telah dikenal dekat sebelumnya

-sistem quota, artinya informan kunci telah dirumuskan terlebih dahulu kriterianya (misalnya ketua RT, dukun, ketua organisasi)

-secara snowball, artinya informan kunci dimulai dengan satu orang, kemudian atas rekomendasi orang tersebut, informan kunci menjadi semakin besar sampai jumlah tertentu dan akhirnya sampai memperoleh data jenuh.

3.Metode Penggunaaan data pengalaman individu

Metode penggunaan data pengalaman individu (individual’s life history) merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Metode ini memiliki keunggulan tertentu yang tidak didapatkan dari metode penelitian lainnya seperti observasi, wawancara dan juga kuesioner.

Metode penggunaan data pribadi berguna dalam hal melakukan penelitian terhadap masyarakat  dengan cara si peneliti mendapatkan pandangan yang berasal dari dalam, melalui reaksi, tangggapan, interpretasi dan pengelihatan para warga terhadap dan mengenai suatu masyarakat.

Metode penggunaan data pengalaman individu memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut ;

-data yang dihasilkan bersifat detil

-berfungsi memperdalam pengertian mengenai masyarakat yang diteliti

-mengutamakan interpretasi dari informan mengenai suatu realitas sosial

-berfungsi sebagai bahan bantu untuk keperluan analisa

Data-data pengalaman individu antara lain didapatkan dari  hal berikut ;

-hasil wawancara mendalam

-dokumen pribadi seperti memoirs, otobiografi, surat pribadi, catatan pribadi dan buku harian

Adapun kegunaan data pengalaman individu menurut Koentjaraningrat adalah sebagai berikut :

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk memperoleh pandangan dari dalam mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu masyarakat

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk mencapai pengertian mengenai masalah individu warga masyarakat

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk memperoleh pengertian mendalam tentang hal-hal psikologis yang tidak mudah dapat diobservasi dari luar atau dengan intervieu berdasarkan pertanyaan langsung

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai detil dari hal yang tidak mudah akan diceritakan orang dengan metode intervieu berdasrakan pertanyaan langsung

4. ANTARA STUDI KASUS DAN ETNOGRAFI

Penelitian Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang bersifat komperhensif, merinci, intens, dan mendalam serta terarah pada upaya dalam mengkaji masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer atau berbatas waktu.

Penelitian Studi kasus memiliki ciri sebagai berikut ;

-memandang objek penelitian sebagai kasus atau permasalahan

-memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer

-dilakukan berdasarkan kenyataan atau fakta yang diteliti

-menggunakan berbagai sumber data untuk diteliti

-menggunakan teori yang sesuai sebagai pedoman atau acuan penelitian

Contoh penelitian Studi Kasus : ‘Membangun Etos dan Kearifan Lokal Melalui Folklor di Tembalang Semarang (Fitrianita, Widyasari dan Pratiwi, 2018)

5.Diskusi Kelompok  Terarah (Focus Group Discussion).

FGD merupakan kegiatan diskusi bersama antara peneliti dengan objek penelitian secara terarah. FGD menuntut kemampuan peneliti untuk menyajikan isu atau tema utama, mengemasnya dan kemudian mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah. Diskusi yang diadakan dalam FGD dilakukan dengan menentukan perimbangan peserta diskusi yang antara lain meliputi kriteria sebagai berikut :

-tingkat pendidikan

-intelektualitas

-pengalaman

-gender

6.Analisis Dokumen (Document Analysis).

Analisis Dokumen diperlukan untuk menjawab pertanyaan menjadi terarah, serta menambah pemahaman dan informasi penelitian

 

VI

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN ETNOGRAFI

 

Menurut James Spradley, terdapat sejumlah langkah dalam penelitian etnografis sebagai berikut :

1. Menetapkan informan

Terkait dengan informan, terdapat sejumlah prinsip etis yang harus diperhatikan sebagai berikut :

-antropolog/etnografer harus mengedepankan kepentingan informan

-antropolog/etnografer harus mengutamakan dan melindungi menghormati martabat serta privasi mereka

-antropolog/etnografer harus menyampaikan tujuan penelitian kepada informan

-antropolog/etnografer harus melindungsi privasi dan anonimitas informan

-antropolog/etnografer tidak boleh mengeksploitasi informan demi kepentingan pribadi

-antropolog/etnografer harus memberikan informasi terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan

2.Mewawancarai informan

Sebaiknya dilakukan dengan wawancara yang penuh persahabatan. Pada saat awal wawancara perlu menginformasikan tujuan, penjelasan etnografis (meliputi perekaman, model wawancara, waktu dan dalam suasana bahasa asli), penjelasan pertanyaan (meliputi pertanyaan deskriptif, struktural, dan kontras). Wawancara hendaknya jangan sampai menimbulkan kecurigaan yang berarti pada informan

3.Membuat catatan etnografis

Catatan dapat berupa laporan ringkas, laporan yang diperluas, jurnal lapangan, dan perlu diberikan analisis atau interpretasi. Catatan ini juga sangat fleksibel, tidak harus menggunakan kertas ini itu atau buku ini itu, melainkan cukup sederhana saja. Yang penting, peneliti bisa mencatat jelas tentang identitas informan.

 

4. Mengajukan pertanyaan deskriptif.

 

Pertanyaan ini digunakan untuk merefleksikan setempat. Pada saat mengajukan pertanyaan, bisa dimulai dari keprihatinan, penjajagan, kerja sama, dan partispasi. Penjajagan bisa dilakukan dengan prinsip: membuat penjelasan berulang, menegaskan kembali yang dikatakan informan, dan jangan mencari makna melainkan kegunaannya.

 

5. Melakukan analisis wawancara etnografis.

 

Analisis dikaitkan dengan simbol dan makna yang disampaikan informan. Tugas peneliti adalah memberi sandi simbol-simbol budaya serta mengidentifikasikan aturan-aturan penyandian dan mendasari.

 

6. Membuat analisis domain.

 

Peneliti membuat istilah pencakup dari apa yang dinyatakan informan. Istilah tersebut seharusnya memiliki hubungan semantis yang jelas. Contoh domain, cara-cara untuk melakukan pendekatan yang berasal dari pertanyaan: “apa saja cara untuk melakukan pendekatan”.

 

7.Mengajukan pertanyaan struktural.

 

Yakni, pertanyaan untuk melengkapi pertanyaan deskriptif. Misalkan, orang tuli menggunakan beberapa cara berkomunikasi, apa saja itu?

 

8. Membuat analisis taksonomik.

 

Taksonomi adalah upaya pemfokusan pertanyaan yang telah diajukan. Ada lima langkah penting membuat taksonomi, yaitu:

 

- pilih sebuah domain analisis taksonomi, misalkan jenis penghuni penjara (tukang peluru, tukang sapu, pemabuk, petugas elevator dll.),

 

-identifikasi kerangka substitusi yang tepat untuk analisis

 

-cari subset di antara beberapa istilah tercakup, misalkan kepala tukang kunci: tukang kunci

 

-cari domain yang lebih besar

 

-buatlah taksonomi sementara.

 

9. Mengajukan pertanyaan kontras. Kita bisa mengajukan pertanyaan yang kontras untuk mencari makna yang berbeda, seperti wanita, gadis, perempuan, orang dewasa, simpanan, dan sebagainya.

 

10. Membuat analisis komponen. Analisis komponen sebaiknya dilakukan ketika dan setelah di lapangan. Hal ini untuk menghindari manakala ada hal-hal yang masih perlu ditambah, segera dilakukan wawancara ulang kepada informan. 

 

11. Menemukan tema-tema budaya. Penentuan tema budaya ini boleh dikatakan merupakan puncak analisis etnografi. Keberhasilan seorang peneltii dalam menciptakan tema budaya, berarti keberhasilan dalam penelitian. Tentu saja, akan lebih baik justru peneliti mampu mengungkap tema-tema yang orisinal, dan bukan tema-tema yang telah banyak dikemukakan peneliti sebelumnya.

 

12. Menulis etnografi. Menulis etnografi dilakukan secara deskriptif, dengan bahasa yang cair dan lancar. Jika kemungkinan harus berceritera tentang suatu fenomena, sebaiknya dilukiskan yang enak dan tidak membosankan pembaca.

VII

NETNOGRAFI

 

Netnografi merupakan metode di dalam penelitian kualitatif yang tergolong baru. Dikembangkan oleh Robert V. Kozinets pada 2010 dalam bukunya yang berjudul Netnography : Doing Etnographic Research Online, seiring dengan perkembangan era di mana komunikasi dimediasi oleh komputer. Era internet berimplikasi pada berpindahnya dunia sosial ke dalam dunia digital. Dunia digital digunakan sebagai media untuk berkomunikasi, mengembangkan jaringan, dan menjalankan aktivitas sosial. Menurut Kozinets, di dalam perkembangannya netnografi banyak diterima dan digunakan sebagai metode riset berbasis digital.

 

Netnografi berasal dari kata internet dan etnografi. Artinya, netnografi dapat disebut sebagai salah satu metode etnografi baru untuk mengidentifikasikan kehidupan dunia virtual di internet yang kemudian dimanfaatkan sebagai dasar riset antropologi.

 

Etnografi merupakan metode yang sejak lama digunakan oleh Antropolog yang juga banyak digunakan oleh para Sosiolog dan Ilmu Kajian Budaya untuk menggambarkan masyarakat atau kelompok budaya tertentu.

 

Netnografi mengadopsi prosedur etnografi (khususnya observasi berpartisipasi).Metode netnografi ini melakukan proses eksplorasi untuk dapat memahami secara mendalam kehidupan masyarakat maya dari perspektif pelaku digital. Pendekatan netnografi dapat disusun dengan melihat proses digitalisasi sebagai budaya baru karena masyarakat telah masuk pada suatu budaya siber.

 

Netnografi adalah cara untuk melakukan penelitian antropologi melalui internet. Netnografi mencakup berbagai disiplin ilmu secara online. Dibandingkan dengan etnografi konvensional, netnografi mencoba untuk membawa unsur manusia kembali menjadi pengalaman yang sangat terdelokalisasi dan tak berwujud. Untuk melakukan netnografi, peneliti menggunakan sejumlah besar data. Kalau etnografi adalah penelitian yang cenderung bersifat kualitatif, maka netnografi merupakan pendekatan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan proporsinya tergantung pada kebijakan peneliti dan tujuan penelitian yang telah ditentukan.

 

Netnografi merupakan jenis khusus dari etnografi. Netnografi adalah sebuah sebutan lain dari etnografi yang mengkhususkan kajiannya pada budaya komunitas online.Metode netnografi merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan pengamatan secara online yang dinilai sebagai refleksi budaya yang menghasilkan pemahaman manusia yang mendalam.

 

Selain netnografi, penggunaan etnografi di dunia maya juga dikenal beberapa istilah yang pada intinya merujuk pada sebuah penggalian data secara etnografi melalui media internet atau digital seperti  virtual etnografi, webnografi, network ethnografi, cyber ethnografi dan digital ethongrafi.

 

Prosedur kerja netnografi tidak berbeda dengan etnografi kontemporer yang diawali dari menyusun pertanyaan penelitian dan diakhiri dengan analisis kesimpulan. Perbedaannya adalah jika etnografi kontemporer dilakukan di tengah-tengan kehidupan masyarakat, sedangkan netnografi atau etnografi digital bekerja dalam dunia digital khususnya internet dan media sosial.

 

Netnografi adalah bentuk penelitian yang dapat dipergunakan untuk menyelidiki budaya interaksi masyarakat dan budaya melalui jaringan. Netnografi adalah cara untuk melakukan penelitian antropologi melalui internet, menggunakan informasi yang tersedia secara publik di mana semua orang bebas berbagi melalui media sosial.

 

Netnografi mencakup berbagai disiplin ilmu secara online; seperti analisis isi, “penggalian teks” dari pengetahuan anonim yang belum dieksplorasi, menciptakan cerita dengan cara “dari mulut ke mulut”, etnografi dan penelitian observasional. Dibandingkan dengan etnografi tradisional, netnografi mencoba untuk membawa unsur manusia kembali menjadi pengalaman yang sangat terdelokalisasi dan tak berwujud.

 

Netnografi adalah cara untuk melakukan penelitian melalui internet, menggunakan informasi yang tersedia secara umum di mana semua orang bebas mencari maupun berbagi melalui media sosial.

 

Netnografi adalah penelitian observasional partisipan yang berbasis di lapangan online dengan menggunakan komunikasi yang dimediasi oleh komputer sebagai sumber data untuk sampai pada pemahaman etnografi dan representasi fenomena budaya atau komunal.

 

Netnografi adalah metode yang mengandalkan komputer atau Computer-Mediated Communications (CMC), yaitu komunikasi yang terjadi melalui komputer atau jaringan. CMC termasuk didalamnya adalah forums, postings, instant messages, e-mails, chat-rooms, dan mobile text messaging” (Kozinets, 2010: 189).

 

REFERENSI :

George Frederikson, Rasisme : Sejarah Singkat, Yogyakarta : Bentang, 2003

Jonathan H.Turner, Fungsionalisme, Yogyakarta : Bentang, 1979

James P.Spradley, Metode Etnografi, Yogyakarta : Tiara Wacana, 1979

Koentjaraningrat,Pengantar Antropologi, Jakarta : Aksara : 1969

Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi 1, Jakarta : UI-Press, 2014

Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi 1, Jakarta : UI-Press, 2007

Louis Firth, Ciri-ciri dan Alam Hidup Manusia, Suatu Pengantar Antropologi Budaya, Bandung ; Sumur Bandung, 1961

William A.Haviland, Antropologi 1, Jakarta ; Erlangga, 1985

William A.Haviland, Antropologi 2, Jakarta ; Erlangga, 1985

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)