REVOLUSI INDIA

Revolusi India atau juga dikenal dengan nama Indian Mutiny merupakan salah satu titik balik penting dalam sejarah India. Peristiwa tersebut juga menunjukkan adanya peralihan dari India lama yang berjiwa feodal menuju sejarah India modern.

Revolusi India Meletus pada tahun 1857. Revolusi tersebut menurut Nehru, Bapak Kemerdekaan India merupakan revolusi rakyat karena melibatkan rakyat dalam skala besar, walaupun unsur utama pembentuk revolusi ini adalah feodalisme.

Revolusi India merupakan puncak dari kebencian rakyat India terhadap kekuasaan Inggris yang semena-mena. Rakyat India telah muak dengan kejahatan Inggris selama bercokol di India.

Penjajahan Inggris atas India telah menimbulkan kesengsaraan yang amat dahsyat. Rakyat India diperbudak dan kekayaan alamnya dieksploitasi habis-habisan demi kejayaan kemaharajaan Inggris.

Kolonial Inggris juga melakukan pembunuhan massal, sehingga Inggris sepanjang sejarah tercatat sebagai negara yang paling banyak melakukan pembunuhan di wilayah jajahannya.

Revolusi tersebut didukung baik oleh kalangan muslim maupun Hindu dengan mengusung Bahadur Shah, raja terakhir kerajaan Moghul.Sedangkan golongan Sikh dan Gurkha memberikan dukungan kepada kolonial Inggris.

Golongan muslim dan Hindu Bersatu melawan Inggris karena terpicu oleh adanya pelecehan agama yang dilakukan oleh militer Inggris terhadap pemeluk kedua agama utama di India tersebut. Militer Inggris memerintahkan peluru yang digunakan oleh tantara India di dinas militer Inggris untuk menjilat ujung peluru sebelum diunakan. Hal ini menimbulkan prasangka di kalangan tantara muslim dan hindu yang menyangka bahwa ada minyak sapi atau babi dalam peluru yang harus dijilat tersebut.

Revolusi tersebut berlangsung singkat. Inggris dalam waktu yang tidak terlalu lama berhasil memadamkan pemberontakan rkayat India tersebut. Beberapa faktor yang menyebabkan kekalahan rakyat India dalam pemberontakan besar melawan Inggris tersebut antara lain ;

-Tidak jelasnya ideologi yang mendasari perlawanan, perlawanan tersebut lebih merupakan bentuk apatisme dan reaksi rakyat yang spontan belaka

-sistem pengorganisasian yang buruk

-tidak adanya pemimpin pemberontakan yang cakap

-terjadinya pertentangan diantara unsur pemberontak

-unsur feodal yang menjiwai pemberontakan

-tindakan ektrim dan kejam yang dilakukan oleh para pemberontak dengan melakukan pembunuhan secara kejam terhadap orang-orang sipil Inggris.

Pemberontakan tersebut telah menimbulkan dampak yang sedemikian luas. Berakhirnya pemberontakan rakyat India tersebut telah menyebabkan sejumlah perubahan penting diantaranya ;

-Dihapuskannya kerajaan Monghul India oleh Inggris

-Inggris menghukum mati keturunan Bahadur Shah sehingga terputus silsilah kekuasaan Moghul

-Inggris melakukan pembalasan secara kejam dengan melakukan serangkaian pembunuhan massal kepada rakyat India yang diangap terlibat dalam revolusi. Sebagian digantung di pohon, ada pula yang ditembak mati dan dihancurkan melalui tembakan meriam

-Inggris melakukan penghancuran terhadap kampung-kampung India dan menjarah harta benda penduduknya

-Dibubarkannya East India Company yang dikenal sangat kejam

-Inggris menjajah India secara langsung dengan mendudukkan seorang gubernur jenderal di India sebagai raja muda Inggris

Walaupun berakhir dengan kegagalan, namun Revolusi India 1857 tersebut telah menimbulkan bekas yang dalam. Revolusi tersebut telah menjadi bara yang memanaskan rasa nasionalisme bangsa India. Kelak rkayat India terus menerus bangkit dalam rangka membebaskan bangsanya dari cengkeraman kolonialisme Inggris yang jahat.

Perjuangan tersebut mencapai puncaknya Ketika bangsa India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru dan Mohammad Ali Jinnah berhasil mewujudkan India merdeka pada tahun 1947.

Melalui Gerakan ahimsa, Gandi berhasil membebaskan rakyat India dari penjajahan Inggris tanpa setetes darahpun yang tertumpah. Walaupun persatuan India masih jauh dari harapan karena setelah kemerdekaan India terwujud, India terpecah menjadi dua berdasarkan keagamaan, yaitu India dan Pakistan.

 

 

REFERENSI :

Jawaharlal Nehru, Lintasan Sejarah Dunia  II, Jakarta, Balai Pustaka, 1966

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)