KONFLIK ANTARGOLONGAN PADA ERA REVOLUSI PRANCIS

 

KONFLIK ANTARGOLONGAN PADA ERA REVOLUSI PRANCIS

 

Revolusi Prancis merupakan salah satu peristiwa yang mengguncang dunia. Peristiwa tersebut telah menimbulkan perubahan yang mendasar dan meluas dalam seluruh tatanan kehidupan Masyarakat.

Revolusi Prancis bukan saja menimbulkan pengaruh yang luas di dalam negeri Prancis, melainkan menimbulkan pengaruh yang bersifat global dan mengubah wajah dunia selamanya.

Revolusi Prancis hakekatnya merupakan perjuangan rakyat Prancis yang sudah berabad lamanya ditindas oleh sistem monarki yang tidak memedulikan nasib rakyat jelata. Monarki Prancis sudah lama menindas rakyat dan bertindak semena-mena dengan menghambur-hamburkan uang negara demi kepentingannya.

Revolusi Prancis merupakan sebuah peristiwa yang fenomenal, mengingat revolusi tersebut dianggap oleh Jan Romein sebagai sebuah anomali dalam sejarah Eropa. Betapa tidak, rakyat Prancis yang selama ini sangat tunduk kepada rajanya yang dianggap sebagai wakil tuhan di muka bumi tiba-tiba mendapatkan energi yang sebegitu kuat untuk melawan rajanya sendiri. Dengan peralatan yang seadanya, rakyat Prancis bangkit melawan kelas bangsawan yang selama ini menindas mereka.

Revolusi Prancis merupakan semangat rakyat untuk memeprjuangkan hak-haknya sebagai manusia yang selama ini diabaikan oleh monarki Prancis yang bersifat absolut. Di bawah dinasti Bourbon, Prancis menjadi negara yang sangat otokratik yang tidak peka terhadap penderitaan rakyatnya sendiri.

Revolusi Prancis merupakan wujud kebangkitan semangat kemanusiaan yang ingin membebaskan manusia dari penindasan yang dilakukan oleh manusia lainnya.

Revolusi Prancis tidak muncul begitu saja. Benih-benih terjadinya revolusi sudah ditebar jauh sebelum masa kekuasaan Louis XVI. Penderitaan rakyat Prancis yang sudah berlangsung sangat lama akhirnya menemui batasnya. Rakyat Prancis kemudian bulat memutuskan untuk melepaskan diri mereka dari penindasan dan penistaan terhadap hak-hak mereka.

Revolusi Prancis dipengaruhi oleh pemikiran sejumlah filsuf yang menganut aliran pencerahan seperti Jean Jacques Rousseau dan Montesqueu. Melalui tulisan-tulisan mereka rakyat Prancis melalui para pemimpin mereka dari kalangan terpelajar sadar akan nasibnya dan memutuskan untuk melakukan pembangkangan serta pemberontakan kepadaa monarki absolut Prancis.

Revolusi Prancis merupakan salah satu revolusi besar yang mengubah dunia. Revolusi Prancis diawali oleh diadakannya penyerbuan atas penjara Bastille oleh rakyat Prancis pada tanggal 14 Juli 1789. Setelah penjara Bastille dikuasai oleh rakyat, diadakanlah sejumlah reorganisasi di Prancis yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

Revolusi Prancis ditandai oleh adanya konflik antarkelompok. Masing-masing kelompok tersebut memiliki kepentingannya yang tidak mungkin dipertemukan dengan kepentingan kelompok lainnya. Berikut ini adalah beberapa konfigurasi konflik yang ada pada era revolusi :

1.Konflik antara raja dan golongan bangsawan

Konflik ini awalnya terjadi pada masa kekuasaan raja Louis XIV. Ketika itu, dalam rangka membungkam kaum bangsawan yang menuntut perluasan hak mereka, raja Louis XIV membubarkan Etats Generaux sebagai parlemen. Hal itu mengakibatkan Louis XIV memiliki kekuasaan politik dan hukum yang jauh lebih besar.

2.Konflik antara bangsawan dan rakyat jelata

Golongan bangsawan merupakan golongan yang menempati kelas sosial tertinggi dalam struktur feodal Prancis pra revolusi, sedangkan rakyat jelata justru sebaliknya. Kaum bangsawan sedemikian dibenci oleh kaayat karena mereka melakukan eksploitasi kepada rakyat.

Para bangsawan bukan saja menikmati hasil pajak yang diberikan oleh rakyat, mereka juga merampas tanah-tanah desa untuk kepentingan pribadi mereka. Situasi tersebut dalam perkembangannya mendorong timbulnya konflik hebat antara golongan aristokrat dan golongan revolusioner

3.Konflik antara golongan borjuis dan golongan bangsawan

Konflik ini terjadi karena adanya kekecewaan golongan ketiga, yaitu golongan rakyat yang dipelopori oleh golongan borjuis terhadap parlemen. Hal itu disebabkan karena sistem pemilihan suara dalam parlemen lebih didasarkan atas perwakilan kelompok yang menguntungkan golongan bangsawan.

Oleh karena itu golongan borjuis menghendaki adanya pemilihan suara yang didasarkan atas suara masing-masing anggota parlemen. Kelompok borjuis juga mengajukan tuntutan agar wakil golongan ketiga di Etats Generaux digandakan. Kondisi itu akhirnya mendorong terjadinya perdebatan di parlemen mengenai masalah pemungutan suara

4.Konflik antara golongan rakyat jelata dan borjuis

Setelah monarki absolut berhasil ditumbangkan, terjadi perpecahan golongan ketiga antara golongan Montagnard yang mewakili rakyat jelata dan golongan borjuis melalui kelompok Girondin.

Hal itu disebabkan karena Girondin menghendaki Prancis berbentuk monarki konstitusional sedangkan golongan Montagnard menghendaki Prancis berbentuk Republik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)