ETNOGRAFI DAN GROUNDED RESEARCH

 

ETNOGRAFI DAN GROUNDED RESEARCH

ETNOGRAFI SEBAGAI SEBUAH METODE UNTUK MEMAHAMI KEBUDAYAAN

Istilah Etnografi berasal dari bahasa latin “ethnos” yang berarti suku dan “graphein” yang berarti tulisan atau uraian. Secara harfiah, “Etnografi” berarti “menulis tentang orang”. Maksudnya adalah Etnografi mencakup segala macam kajian atau studi yang mendalam tentang sekelompok orang dengan tujuan untuk mendeskripsikan pola dan kegiatan sosio-kultural mereka.

Dengan demikian Etnografi berarti ilmu yang menguraikan mengenai suku bangsa. Etnografi artinya deskripsi mengenai kebudayaan suku-suku bangsa atau ilmu mengenai pelukisan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup tersebar di muka bumi.  Jadi Etnografi adalah penelitian tentang kebudayaan suku-suku bangsa yang ada di dunia.

Etnografi tidak hanya sebagai sebuah metode penelitian dalam antropologi tetapi juga sebuah cara berfikir. Penelitian etnografi dilakukan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Perbedaan antara antropologi dengan etnografi adalah antropologi meneliti tentang perilaku manusia sedangkan etnografer memfokuskan lebih dalam lagi pada kebudayaan tentang cara hidup suatu masyarakat.

Penelitian etnografi bukan hanya mempelajari masyarakat, melainkan belajar dari masyarakat itu. Penelitian etnografi muncul untuk memahami tindakan masyarakat yang membentuk suatu kebudayaan.

Dengan demikian penelitian etnografi dalam bidang antropologi bukan hanya sebagai pendekatan penelitian kualitatif, melainkan metodologi yang mendasari terciptanya ilmu antropologi yang menelusuri tentang studi kebudayaan lebih dalam lagi.

Etnografi sebagai bagian dari imu sosial mempunyai cakupan materi yang sangat luas. Objek penelitian etnografi berupa suku bangsa artinya Etnografi berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat dimana, satu dan lainnya memiliki cara hidup dan kebudayaan yang berbeda-beda.

 

ETNOGRAFI DAN GROUNDED THEORY

Banyak penelitian ilmu sosial diarahkan pada tugas untuk menguji teori-teori formal. Salah satu alternatif teori formal dan strategi untuk  menghilangkan etnosentrisme adalah dengan mengembangkan teori-teori yang didasarkan pada data empiris tentang deskripsi kebudayaan. Barney dan Anselm menyebut teori ini sebagai grounded theory. Etnografi menawarkan suatu strategi yang sanagt baik untuk menemukan grounded theory.

Grounded Theory  berarti “Teori yang berpijak di bumi”. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Strauss din Glasen (1967). Grounded Theory  muncul dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa sosiologi Amerika Serikat saat itu bersifat kuantitatif sehingga cenderung berjarak dengan kenyataan-kenyataan hidup dalam masyarakat yang dikaji.

Grounded Theory merupakan jenis penelitian yang lebih menekankan pada wawancara sebagai metode pengumpulan datanya.

Pendekatan Grounded Theory merupakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan melakukan teoritisasi data, artinya penelitian ini tidak bertolak dari suatu teori atau untuk menguji teori  (seperti dalam penelitian kuantitatif) melainkan bertolak dari data menuju suatu teori.

Pendekatan Grounded Theory dipengaruhi oleh adanya pandangan bahwa peneliti kualitatif tidak membutuhkan pengetahuan dan teori tentang objek penelitian untuk mensteril subjektivitas peneliti, maka format desain grounded research dikonstruksi agar peneliti dapat mengembangkan semua pengetahuan dan teorinya setelah mengetahui permasalahan lapangan dan data di lapangan.

Pendekatan Grounded Theory menurut Sunyoto memiliki sejumlah tahapan penelitian sebagai berikut :

-tahap konfirmasi / observasi ; pada tapah ini topik dan masalah penelitian yang hendak dikaji  memiliki dukungan ketersediaan data. Peneliti melakukan observasi kira-kira data apa yang tersedia di lokasi penelitian, siapa dan berapa jumlah informan yang kelak bisa dijadikan sebagai sumber data.

-tahap pengumpulan data : pada tahap ini dilakukan penentuan tema dan pengumpulan data yang relevan dengan topik dan masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diidentifikasi, dibuat kategori-kategori dan dibedakan karakteristiknya.

tahap pendalaman : pada tahap ini masing-masing kategori data didalami dan selanjutnya mulai dianalisis hubungan antar kategori tersebut

-tahap akhir : hasil analisis pada tahap kedua dan tahap ketiga dijadikan landasan untuk membangun teori

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)