METODE PENGUMPULAN DATA DALAM ETNOGRAFI

 

METODE PENGUMPULAN DATA DALAM ETNOGRAFI

 

Etnografi merupakan salah satu cara dalam penelitian terapan untuk penemuan relevansi sosio-kultural dengan melakukan eksplorasi berbagai model kehidupan sehari-hari. Etnografi juga mempelajari interaksi kelompok-kelompok sosial budaya tertentu dalam ruang dan konteks tertentu.

Etnografi adalah strategi atau metode dalam penelitian kualitatif yang melibatkan kombinasi antara penelitian lapangan dan metode observasi. Etnografi berupaya memahami fenomena budaya yang mencerminkan pengetahuan dan sistem makna yang membimbing kehidupan kelompok budaya.

Terkait dengan penelitian etnografi, terdapat sejumlah metode pengumpulan data. Diantara bentuk metode yang digunakan dalam etnografi adalah :

1.     pengamatan terlibat

2.     wawancara etnografis

3.     pengumpulan kisah-kisah kehidupan sehari-hari

1.Metode Observasi partisipan (observasi terlibat/partisipan)

Metode pengamatan terlibat merupakan metode utama dalam penelitian kualitatif khususnya penelitian etnografi. Metode pengamatan terlibat berbeda dengan metode-metode pengamatan lainnya, dalam melakukan pengumpulan bahan-bahan keterangan yang diperlukan si penelitinya mempunyai hubungan baik emosional maupun perasaan dengan para pelaku yang diamatinya.

Dalam  metode pengamatan terlibat, sasaran dalam pengamatan adalah orang atau pelaku. Karena itu juga keterlibatannya dengan sasaran yang ditelitinya berwujud dalam hubungan-hubungan sosial dan emosional. Dengan melibatkan dirinya dalam kegiatan dan kehidupan pelaku yang diamatinya sesuai dengan kaca mata kebudayaan dari para pelakunya tersebut.

Dalam pengamatan terlibat, si peneliti bisa berada pada tingkat keterlibatan tertentu dalam hubungan dengan pelaku yang ditelitinya. Keberadaan dalam tingkat keterlibatan tertentu bisa dikarenakan oleh memang tekniknya memerlukan hanya satu bentuk keterlibatan tersebut, tetapi juga bisa juga karena keberadaannya pada suatu tingkat tertentu diperlukan sebelum dicapainya tingkat keterlibatan yang sepenuhnya atau selengkapnya dalam kehidupan para pelaku.

Metode pengamatan terlibat merupakan metode utama dalam penelitian kualitatif khususnya penelitian etnografi. Metode pengamatan terlibat berbeda dengan metode-metode pengamatan lainnya, dalam melkukan pengumpulan bahan-bahan keterangan yang diperlukan si penelitinya mempunyai hubungan baik emosional maupun perasaan dengan para pelaku yang diamatinya.

Dalam  metode pengamatan terlibat, sasaran dalam pengamatan adalah orang atau pelaku. Karena itu juga keterlibatannya dengan sasaran yang ditelitinya berwujud dalam hubungan-hubungan sosial dan emosional. Dengan melibatkan dirinya dalam kegiatan dan kehidupoan pelaku yang diamatinya sesuai dengan kaca mata kebudayaan dari para pelakunya tersebut.

Dalam pengamatan terlibat, si peneliti bisa berada pada tingkat keterlibatan tertentu dalam hubungan dengan pelaku yang ditelitinya. Keberadaan dalam tingkat keterlibatan tertentu bisa dikarenakan oleh memang tekniknya memerlukan hanya satu bentuk keterlibatan tersebut, tetapi juga bisa juga karena keberadaannya pada suatu tingkat tertentu diperlukan sebelum dicapainya tingkat keterlibatan yang sepenuhnya atau selengkapnya dalam kehidupan para pelaku.

Dalam pengamatan terlibat, peneliti hidup bersama-sama dengan masyarakat yang ditelitinya. Dalam kegiatan pengamatan terlibat, si peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh pelakunya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan tersebut  dilakukan agar dapat memahami dan merasakan serta menginternalisasikan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang menjadi objek penelitiannya.

Sebagai contoh adalah seorang peneliti yang sedang meneliti mengenai kehidupan sebuah komunitas terasing. Dalam penelitiannya tersebut si peneliti tinggal selama beberapa watu lamanya, bisa beberapa pekan atau bahkan beberapa bulan lamanya, tergantung kebutuhan penelitian yang dimaksud.

Ketika peneliti hidup bersama-sama subjek penelitiannya, si peneliti larut dan melebur bersama masyarakat yang menjadi fokus penelitiannya, ia makan, tidur, berbicara, bersendagurau secara terbuka dengan masyarakat yang ada. Hal itu dilakukan dengan berupaya sekuat mungkin agar tidak ada jarak antara peneliti dan masyarakat yang ditelitinya tersebut.

Si peneliti mengamati keseharian aktivitas masyarakat, mulai dari kehidupan rutin sehari hari sampai kegiatan sosial yang telah menjadi rutinitas hidup.Peneliti juga mengamati tata cara mereka dalam makan, minum, berbicara, berjalan sampai unsur kegiatan yang sekecil-kecilnya.

Peneliti juga mengamati pola interaksi sosial yang ada seperti komunikasi antarwarga, pembagian peran dan tugas, sosialisasi nilai dna norma kemasyarakatan termasuk ritual keagamaan dan adat yang dianggap sakral oleh masyarakat. Demikian pula dengan persaingan dan konflik sosial yang terjadi di antara warga komunitas, tidak lepas dari pengamatan si peneliti.

Dalam pengamatan terlibat, si peneliti berupaya mengindarkan diri dari situasi resmi atau formal. Hal itu bertujuan agar komunitas yang menjadi subjek penelitian tidak menganggap peneliti sebagai orang asing  sehingga tidak ada jarak antara peneliti dan masyarakat yang diteliti, dan dengan demikian peneliti dapat memperoleh informasi yang shahih dan valid serta orisinal dari komunitas tersebut.

2.Metode Wawancara mendalam (indept interview)

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang sangat populer di kalangan akademisi dan masyarakat pada umumnya, karena itu banyak digunakan dalam penelitian. Wawancara mendalam adalah wawancara yang dilakukan secara tidak formal dan juga tidak terstruktur

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewee).

Sedangkan menurut Koentjaraningrat, pihak yang diwawancara memiliki dua kategori ;

A. informan ; merupakan individu yang diwawancarai dalam rangka untuk mendapatkan data dan keterangan tertentu untuk keperluan informasi

B. responden ; merupakan individu yang diwawancarai dalam rangka mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau pandangan untuk keperluan komparatif

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi atau pengamatan.

Metode wawancara  atau metode interview menurut Koentjaraningrat dalam bukunya, Metode-metode Penelitian masyarakat  mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu.

Dalam hal ini suatu percakapan meminta keterangan yang tidak untuk tujuan suatu tugas, tetapi hanya untuk tujuan ramah tamah, untuk sekedar tahu saja atau untuk mengobrol saja maka tidak dapat disebut wawancara.

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan data dan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu merupakan suatu pembantu utama dalam metode observasi.

Wawancara mendalam (indept interview) bersifat terbuka. Pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan dilakukan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi.

Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap  tentang topik yang diteliti.

Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan metode lainnya yaitu observasi partisipasi atau observasi terlibat.

Dalam metode wawancara keberadaan informan kunci memiliki kedudukan yang sangat strategis. Informan kunci adalah orang-orang yang memiliki hubungan erat dan berpengetahuan dalam langkah awal penelitian. Orang semacam ini dibutuhkan dalam penelitian etnografi. Informan kunci antara lain memiliki fungsi dan peran sebagai berikut :

-membuka jalan (gate keeper) peneliti dalam berhubungan dengan responden

-sebagai pemberi izin, pemberi data, penyebar ide dan perantara

Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan dalam menentukan informan kunci antara lain :

-orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi tentang masalah yang sedang diteliti

-informan tersebut harus berusia dewasa

-informan memiliki pengetahuan yang luas

-informan bersikap netral dan tidak memiliki kepentingan pribadi

Pemilihan informan kunci dilakukan melalui salah satu dari sejumlah cara sebagai berikut :

-secara insidental

-menggunakan modal orang-orang yang telah dikenal dekat sebelumnya

-sistem quota, artinya informan kunci telah dirumuskan terlebih dahulu kriterianya (misalnya ketua RT, dukun, ketua organisasi)

-secara snowball, artinya informan kunci dimulai dengan satu orang, kemudian atas rekomendasi orang tersebut, informan kunci menjadi semakin besar sampai jumlah tertentu dan akhirnya sampai memperoleh data jenuh.

3.Metode Penggunaaan data pengalaman individu

Metode penggunaan data pengalaman individu (individual’s life history) merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Metode ini memiliki keunggulan tertentu yang tidak didapatkan dari metode penelitian lainnya seperti observasi, wawancara dan juga kuesioner.

Metode penggunaan data pribadi berguna dalam hal melakukan penelitian terhadap masyarakat  dengan cara si peneliti mendapatkan pandangan yang berasal dari dalam, melalui reaksi, tangggapan, interpretasi dan pengelihatan para warga terhadap dan mengenai suatu masyarakat.

Metode penggunaan data pribadi memiliki keunikan sebagai metode yang penting untuk memperdalam pengertian mengenai detil suatu realita yang tidak mungkin didapatkan melalui metode lainnya. Metode ini juga penting dalam rangka menyusun hipotesa sebuah penelitian.

Metode ini untuk pertama kalinya digunakan dalam Antropologi yang bertujuan untuk menambah bahan keterangan etnografi tentang suatu suku bangsa Indian oleh seorang ahli Antropologi terkemuka, A.L.Kroeber. Ketika itu Kroeber mengunpulkan data untuk penulisan etnografi suku bangsa Gros Ventre di daerah stepa utara dari negara bagian Amerika Serikat, Montana.Akan tetapi metode ini menjadi lebih sistematik setelah dikembangkan oleh ahli Antropologi, P.Radin.

Ia menggunakan data pengalaman individu secara sistematis sebagai suatu metode guna memperdalam pengertian tentang suatu masyarakat Winnebago, di Wisconsin, Amerika Serikat. Di era kontemporer metode ini antara lain dilakukan oleh Oscar Lewis yang meneliti mengenai kemiskinan di Meksiko dalam bukunya yang berjudul Five Families (1959)

Metode penggunaan data pengalaman individu memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut ;

-data yang dihasilkan bersifat detil

-berfungsi memperdalam pengertian mengenai masyarakat yang diteliti

-mengutamakan interpretasi dari informan mengenai suatu realitas sosial

-berfungsi sebagai bahan bantu untuk keperluan analisa

Data-data pengalaman individu antara lain didapatkan dari  hal berikut ;

-hasil wawancara mendalam

-dokumen pribadi seperti memoirs, otobiografi, surat pribadi, catatan pribadi dan buku harian

Adapun kegunaan data pengalaman individu menurut Koentjaraningrat adalah sebagai berikut :

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk memperoleh pandangan dari dalam mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu masyarakat

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk mencapai pengertian mengenai masalah individu warga masyarakat

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk memperoleh pengertian mendalam tentang hal-hal psikologis yang tidak mudah dapat diobservasi dari luar atau dengan intervieu berdasarkan pertanyaan langsung

-Data pengalaman individu penting bagi si peneliti untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai detil dari hal yang tidak mudah akan diceritakan orang dengan metode intervieu berdasrakan pertanyaan langsung

4. ANTARA STUDI KASUS DAN ETNOGRAFI

Penelitian Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang bersifat komperhensif, merinci, intens, dan mendalam serta terarah pada upaya dalam mengkaji masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer atau berbatas waktu.

Penelitian Studi kasus memiliki ciri sebagai berikut ;

-memandang objek penelitian sebagai kasus atau permasalahan

-memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer

-dilakukan berdasarkan kenyataan atau fakta yang diteliti

-menggunakan berbagai sumber data untuk diteliti

-menggunakan teori yang sesuai sebagai pedoman atau acuan penelitian

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI PEMBUNUHAN

STATUS OBJEKTIF DAN STATUS SUBJEKTIF

TAWURAN SEBAGAI SUATU GEJALA SOSIAL (ANALISIS SOSIOLOGIS KONFLIK SOSIAL DI PERKOTAAN)