BAHASA SEBAGAI MEKANISME KEKERASAN SIMBOLIK
BAHASA
SEBAGAI MEKANISME KEKERASAN SIMBOLIK
ANTARA
ANTROPOLOGI LINGUISTIK DAN SOSIOLINGUOISTIK
Kajian mengenai difusi bahasa dapat dijelaskan melalui
sejumlah pendekatan diantaranya adalah kajian etnolinguistik atau antropologi
linguistik. Antropologi linguistik atau etnolinguistik mempelajari manusia
sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk berbicara atau berbahasa.
Antropologi linguistik atau etnolinguistik dipahami sebagai studi mengenai bahasa-bahasa
yang dimiliki oleh manusia.
Antropologi linguistik mempelajari peran bahasa dalam
kehidupan sosial individu dan masyarakat. Antropologi linguistik mengeksplorasi
bagaimana bahasa membentuk komunikasi. Bahasa memainkan peran dalam membentuk
identitas sosial, keanggotaan kelompok dan membangun keyakinan budaya dan
ideologi.
Etnolinguistik didefinisikan sebagai studi tentang bahasa
sebagai suatu sumber daya dan tuturan sebagai kebiasaan atau praktik budaya.
Etnolinguistik atau antropolinguistik memiliki karakteristik sebagai berikut ;
1. Memandang bahwa bahasa dan dunia sosial saling membentuk
sampai pada tingkat tertentu
2.Menganggap bahasa sebagai titik masuk untuk mempelajari
keterkaitan antara budaya, bahasa dan perbedaan sosial
3.Bertujuan untuk dapat memahami berbagai variasi aspek bahasa
sebagai seperangkat praktik budaya yang merupakan sistem komunikasi
4.Mempelajari komunikasi dan interaksi bahasa dengan budaya
spiritual dan kesadaran masyarakat, adat istiadat dan pemahaman dunia mereka
5. Bersifat interdisipliner dalam mengkaji bahasa dan
kebudayaan manusia
6.Menitikberatkan pada hubungan antara bahasa dan
kebudayaan di dalam suatu masyarakat
Etnolinguistik atau antropolinguistik memiliki beberapa
fungsi, diantaranya adalah :
1.Memudahkan masyarakat memahami kebudayaan dan pengetahuan
masyarakat akan dunianya dengan mengkaji bahasa yang digunakan
2.Memahami makna budaya yang terkandung dalam struktur bahasa
dan sistem penamaan atau istilah-istilah yang berkembang di dalam suatu
masyarakat
Etnolinguistik atau yang disebut juga linguistik
antropologi memiliki ruang lingkup
kajian sebagai berikut :
1.menelaah hubungan antara bahasa dan budaya
2.mengamati bagaimana bahasa digunakan sehari-hari sebagai
alat dalam tindakan bermasyarakat
3.menelaah bahasa bukan semata dari strukturnya semata tapi
lebih pada fungsi dan pemakaiannya dalam konteks sosial budaya tertentu
4.Menelaah bagaimana anggota masyarakat saling
berkomunikasi pada situasi tertentu seperti pada upacara adat lalu
menghubungkannya dengan konsep kebudayaannya
5.menelusuri bagaimana bentuk-bentuk linguistik dipengaruhi
oleh aspek budaya, sosial, mental dan psikologis
Antropologi linguistik dengan demikian mempelajari hal-hal
berikut :
-sosialisasi bahasa
-acara ritual
-wacana ilmiah
-seni verbal
-kontak bahasa
-pengaruh penggunaan bahasa
-perubahan bahasa
-acara literasi
-media
Sosiolinguistik merupakan ilmu interdisipliner antara ilmu
linguistic dan sosiologi yang mengacu pada studi mengenai bahasa dalam
kaitannya dengan sejumlah faktor sosial termasuk perbedaan dialek, kelas sosial
dan bahasa serta pekerjaan, perbedaan gender dan bilingualisme. Dengan kata
lain, sosiolinguistik mengacu pada bagaimana bahasa digunakan serta
kedudukannya di tengah-tengah masyarakat.
Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari studi deskriptif tentang pengaruh antara aspek masyarakat termasuk
norma-norma budaya, harapan-harapan, dan konteks serta pada cara bagaimana bahasa
digunakan.
Kajian utama sosiolinguistik adalah keragaman bahasa yang
ada di masyarakat. Sosiolinguistik lebih menitikberatkan teori-teorinya pada
kegiatan berbahasa sekelompok masyarakat
dalam sebuah lingkungan. Pengetahuan sosiolinguistik dimanfaatkan dalam
berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik memberikan pedoman untuk berkomunikasi dengan
menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan
jika berbicara dengan orang-orang tertentu.
Sosiolinguistik merupakan kajian bahasa dalam penggunaan bahasanya
dengan tujuan untuk meneliti bagaimana konvensi pemakaian bahasa itu sendiri
yang berhubungan dengan aspek-aspek lainnya dari tingkah laku sosialnya.
Sosiolinguistik mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat
sosial , dalam hal ini sosiolinguistik lebih tertarik dalam menjelaskan mengapa
manusia berkomunikasi secara berbeda-beda dalam situasi sosial yang berbeda
pula dan juga mengkaji mengenai fungsi sosial dari suatu bahasa dan cara bahasa
tersebut digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan melalui penggunaan sebuah bahasa.
Sosiolinguistik merupakan bagian dari disiplin ilmu bahasa
yang mempelajari aspek sosial dari bahasa. Sosiolinguistik mempelajari hubungan
antarbahasa yang digunakan dan struktur dalam masyarakat. Hubungan tersebut
adalah hal yang mengawali adanya perbedaan dalam berbahasa karena tidak semua bahasa
diungkapkan dengan cara yang sama oleh orang-orang yang berbeda.
Terdapat aturan-aturan tertentu dalam kegiatan berbahasa
dalam kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan peran dan keadaan
masing-masing. Perbedaan penggunaan bahasa ini akan berbeda, apakah bahasa
formal, halus, sopan, atau tergantung pada struktur sosial pelaku komunikasi
tersebut dan faktor keadaan yang sedang dihadapi oleh penuturnya saat sedang
melakukan aktivitas komunikasi.
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat
atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum,
melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di
dalam masyarakat. Definisi ini menjlaskan bahwa sosiolinguistik dalam mencari
objeknya tidak harus selalu mendekati bahasa itu melainkan mencoba menambil
dari segi bahasa yang menjadi sarana interaksi dan berkomunikasi oleh
masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari yang tidak akan lepas dari penggunaan
sebuah bahasa.
Sosiolinguistik
dengan demikian merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa
dan masyarakat. Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan
dengan kondisi kemasyarakatan. Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mendasari
pemikiran tentang keanekaragaman berbahasa dalam ruang lingkup bermasyarakat
dan sosiolinguistik pun memiliki peran
penting dalam mengidentifikasi sebuah kegiatan manusia dalam hal penggunaan bahasa
dalam berkomunikasi
Selain sosiolinguistik terdapat imu bantu lain yaitu
sosiologi bahasa. Sosiologi bahasa merupakan cabang dari sosiolinguistik yang
berfokus pada pengaruh setiap aspek masyarakat, seperti norma-norma budaya dan
agama, harapan-harapan dan konteks terhadap bahasa. Jika sosiolinguistik
berfokus pada bagaimana bahasa digunakan di tengah-tengah masyarakat, maka
sosiologi bahasa berfokus pada pengaruh aspek sosial terhadap bahasa. Kedua
konsep ini tentu sangat serta kaitannya karena kedua konsep ini tentu sangat serta
kaitannya sehingga membentuk hubungan mulualistic-coordinative.
Terdapat dua tujuan dari sosiologi bahasa yaitu ;
1.untuk menentukan siapa yang menggunakan variasi bahasa
apa, kepada siapa, pada waktu apa, dan untuk tujuan apa
2.untuk menentukan mengapa organisasi sosial menunjukkan
pola penggunaan bahasa yang berbeda.
Sebagai bidang ilmu interdisipliner, sosiolinguistik dapat
menjadi sosiolinguis dan sosial bagi para penggiat bahasa dalam memberikan arti
penting bahasa itu sendiri dalam komunitas atau masyarakat bahasa. Salah satu
faktor yang menyebabkan timbulnya konflik, misalnya sering dikaitkan dengan
faktor bahasa dan kebahasaan. Faktor bahasa mengacu pada linguistik sedangkan
faktor kebahasaan mengacu kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa,
seni, sastra, budaya, yang berkaitan dengan bahasa.
Penggunaan bahasa di tengah-tengah kehidupan sosial saat
ini menunjukkan keprihatinan sebab ada begitu banyak perselisihan yang terjadi
serta kegagalan dalam mencapai tujuan bersama hanya disebabkan oleh faktor bahasa
dan kebahasaan.
Peran bahasa di tengah-tengah masyarakat serta mediasi
aspek-aspek sosial terhadap penggunaan bahas amerupakan dua hal penting yang
harus dipertimbangkan. Sosiolinguistik juga dapat menjadi jembatan yang
komperhensif mendalam dan sistematis bagi permasalahan kompleksitas kehidupan
sosial berkaitan dengan bahasa.
Konsep sosiolinguistik dan sosiologi bahasa adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan dalam mengawal laju pertumbuhan ilmu pengetahuan
dan teknologi di mana di dalamnya terdapat lika liku kebahasaan sebagai faktor
penunjang.
Sadar atau tidak, kita telah dan sedang terbawa dalam arus
globalisasi dimana bahasa terus berkembang dan menunjukkan perannya sebagai
bidang ilmu yang dapat memediasi laju pertumbuhan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut.
BAHASA
SEBAGAI MEKANISME KEKERASAN SIMBOLIK
Bahasa merupakan salah satu alat
yang digunakan kelas dominan untuk menjalankan mekanisme kekerasan simbolik.
Bahasa memiliki peran yang sentral dalam mekanisme kekuasaan dan dominasi,
terutama untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya dari suatu Tindakan, yang
dilatarbelakangi karena adanya unsur kekuasaan.
Setiap bahasa (atau teks,
tulisan, kalimat) hamper selalu diikuti dengan tujuan yang bersifat laten. Hal
ini merupakan proyek besar kelas dominan untuk menyebarluaskan dan memaksakan
habitusnya kepada kelas yang didominasi, yaitu kelas sosial bawah.
Bahasa merupakan produk budaya
yang tidak dapat dilepaskan dari konteks sosialnya. Bahasa dapat mencerminkan ‘siapa
penuturnya”.
Bahasa mencerminkan pesan, dalam bahasa
Bourdieu, pesan ini dimaknai sebagai simbol. Kelas dominan, melalui bahasa,
seolah-olah ingin memberitahukan kepada kelas terdominasi ’inilah seleraku’, ‘inilah
habitusku”, “inilah budayaku”. Sementara kelas terdominasi tidak memiliki akses
yang cukup untuk menyuarakan atau menyosialisasikan habitusnya.
Bahasa merupakan salah satu atribut
manusia yang paling penting. Bourdieu melihat bahwa bahasa tidak hanya
merupakan alat komunikasi dan kapital budaya, tetapi juga merupakan praktik sosial.
Bahasa sebagai praktik sosial
merupakan hasil interaksi aktif antara struktur sosial yang objektif dengan
habitus linguistik yang dimiliki pelaku sosial. Bourdieu menyatakan bahwa bahasa
berhubungan dengan kekuasaan. Proses eufimisme
dan sensorisasi dianggap sebagai mekanisme kekerasan simbolik sangat
efektif bila dilakukan melalui bahasa.
Bahasa secara efektif
dipraktikkan oleh pelaku sosial untuk saling mengontrol pelaku sosial yang lain
dengan tujuan utamanya yaitu menciptakan dunia yang diinginkan.
Bahasa menjadiminstrumen penting yang harus dimiliki oleh pelaku sosial
untuk dapat ebrsosialisasi denagn pelaku sosial yang lain. Selanjutnya, makna
kata-kata akan terbentuk dan terserap ke dalam kesadaran individu melalui sosialisasi.
Bahasa di sisi lain menjadi
cermin dari kelas sosial.Seseorang dapat menunjukkan status sosialnya melalui bahasa
yang digunakan, termasuk di dalamnya adalah pilihan kata dan cara pengucapannya.
Bahasa mencerminkan budaya, gaya
hidup, kebiasaan, kepemilikan, dan berjuta-juta simbol kelas lain. Sebagai
contoh, penyebutan anggota keluarga seperti papa, mama, eyang, tante merupakan
istilah yang menyimbolkan kelas atas. Sedangkan penyebutan emak, simbah, mbah,
simbok lebih banyak digunakan oleh orang
dari kelas sosial bawah.
REFERENSI :
Martono Nanang, Kekerasan
Simbolik di Sekolah, Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Pierre Bourdieu, Depok ;
Rajagrafindo, 2012
Ninuk Lustyantie,et.al, Sosiolinguistik dan Pengajaran Bahasa,
Putri Yolanda, 2019
Komentar
Posting Komentar